18

24.5K 1.2K 10
                                    

Mata Theo menyipit melihat Keyra turun dari mobil Vienno. Hei? Sejak kapan Vienno berhasil mendekati Keyra?

Dihampirinya Keyra yang berjalan lambat-lambat sambil mencari sesuatu di dalam tas nya.

"Hallo Key! Di antar Kak Vienno? Sejak kapan nih kalian dekat?" dengan usil Theo mengusik Keyra.

"Apaan sih Theo? Tadi gak sengaja ketemu di Panti, jadi Kak Vienno menawarkan mengantarku ke kampus," ujar Keyra disambut cengiran Theo.

"Oya? Ngapain Kak Vienno ke panti?"

"Ketemu sama Bu Tere. Biasa donasi bulanan," sahut Keyra kembali mengubek-ubek isi tas nya yang sempat terhenti.

"Nyari apaan sih?" Theo melongokkan kepalanya melihat isi tas Keyra.

"Eh, nggak... Nggak nyari apa-apa," Keyra menutup tas nya cepat-cepat, menyembunyikannya dari Theo.

"Nggak nyari apa-apa kok dari tadi diubek-ubek?" mata Theo menyipit tidak percaya.

"Ih, apaan sih? Udah ah, aku mau ke kelas!" Keyra mencibir ke arah Theo dan meninggalkan laki-laki bertubuh sedikit subur itu dengan setengah berlari.

"Hei! Key!" teriaknya mencoba memanggil Keyra, namun gadis itu sudah masuk ke dalam kelas.

Theo menggaruk kepalanya. Keyra seperti menyembunyikan sesuatu darinya. Apa ya? Tidak biasanya Keyra seperti ini. Ia sudah lama bersahabat dengan Keyra. Dan Keyra yang ia kenal selama ini selalu terbuka padanya.
Tapi ini tadi seolah-olah Keyra menyembunyikan sesuatu. Ini aneh dan patut dicurigai, batin Theo lalu bergegas menyusul Keyra ke kelas.

==========L==========

Keyra mengambil sesuatu dari dalam tas nya. Vienno memasukkannya ke dalam tas nya tadi sebelum ia turun dari mobil Vienno.

Entah dari mana laki-laki itu tau bahwa Keyra kemarin berulang tahun, yang pasti Vienno memberikannya sebuah kado dengan sedikit memaksa.

Dibukanya kotak yang dibungkus kertas kado berwarna perak itu perlahan. Di dalamnya ada kotak berwarna biru tua berlapis beludru.
Ragu-ragu dibukanya kotak biru itu hati-hati, dan matanya membelalak melihat isi di dalamnya.

Sebuah jam tangan yang sangat bagus bertengger manis di sana.

"Waaaahhh... Bagus sekali... Dari siapa Key? Pacar kamu yaaa?" tiba-tiba suara cempreng Tania, teman dekatnya membuat Keyra terlonjak kaget.

"Kamu ini mengagetkanku saja, Tan," omel Keyra mengelus dadanya.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, Key. Dari siapa jam tangan itu? Pasti mahal banget," cerocos Tania mengagumi jam dalam kotak yang dipegang Keyra.

"Ini...ini pemberian Kak Vienno," sahut Keyra. Ia sendiri merasa tidak layak menerima hadiah itu.

"Kak Vienno? Siapa itu? Pacar kamu? Kok kamu gak cerita sih sama aku? Takut dimintain PJ ya?" cecar Tania membuat Keyra membekap mulut sahabatnya.

"Bisa diem gak sih, Tan? Berisik tau!" gerutu Keyra menarik Tania duduk.

"Bisa. Bisa banget. Asal kamu cerita siapa itu Kak Vienno? Trus ada hubungan apa kamu sama dia?" tanya Tania kepo.

"Oke...oke... Aku cerita. Tapi jangan berisik ya," Tania segera membuat gerakan menutup mulutnya sambil mengangguk antusias.

"Jadi, Kak Vienno itu salah satu donatur di Panti Asuhan Bu Tere. Aku kenal Kak Vienno lumayan lama sih, tapi dekatnya baru beberapa minggu terakhir ini, sejak aku membantu Bu Tere mencari sponsor untuk penggalangan dana," Tania mengangguk-angguk mendengarkan cerita Keyra dengan penuh perhatian.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang