12

21.7K 1.2K 17
                                    

Vienno memandang gadis yang sedari tadi sibuk kesana kemari melakukan tugasnya untuk memastikan seluruh acara berjalan sebagaimana mestinya.

Keyra tidak menyadari kalau Vienno memperhatikannya sedari tadi, ia berusaha fokus untuk kelancaran acara ini demi anak-anak panti asuhan Kasih Bunda. Ia tidak boleh mengecewakan Bu Tere yang sudah mempercayakan acara ini padanya.

Biar bagaimanapun, acara yang diusulkannya ini tidak akan terealisasi jika tidak ada campur tangan Vienno. Dan Keyra sudah berencana akan berterimakasih pada laki-laki itu setelah acara itu usai.

Keyra mulai mengatur anak-anak yang akan tampil.
Satu persatu sesi demi sesi, acara demi acara berlalu.
Dengan telaten Keyra membantu anak-anak yang mengisi acara itu mempersiapkan diri.

Vienno memandang takjub pada gadis belia itu. Langka rasanya melihat gadis jaman sekarang mau bersusah payah membantu penggalangan dana dan amal untuk sebuah panti asuhan dengan ikhlas dan tanpa mengeluh, bahkan dengan senang hati.
Tidak seperti mantan pacar-pacarnya yang hanya tau make up, shopping dan salon, Keyra justru tampil sederhana, apa adanya, dan peduli pada sesama.

Padahal di usia yang sebelia itu, pada umumnya gadis-gadis lain lebih suka mempercantik diri, hang out bersama teman-temannya yang lain, atau datang ke party-party yang menjanjikan kesenangan, hura-hura dan dunia glamour.
Sebaliknya, Keyra terlihat enjoy dan senang berada di tengah-tengah anak-anak panti asuhan.
Di sela-sela kesibukan kuliahnya, Keyra masih bisa menyempatkan diri untuk mengunjungi panti asuhan, bermain dan membimbing anak-anak disana belajar.

Vienno benar-benar kagum pada Keyra. Seolah ia menemukan sosok yang begitu pas dengan jiwanya, soulmate nya.

"Mau sampai kapan lo ngeliatin Keyra?" Vienno menoleh dan mendapati cengiran khas Theo yang sangat menyebalkan di matanya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Vienno kesal.

"Lho, gue kan ikut bantu-bantu di sini," jawab Theo santai.

"Siapa yang mengijinkan hmm?" Vienno benar-benar kesal melihat Theo berada di dekat Keyra.

"Gue hanya menawarkan diri membantu dan Keyra meperbolehkan. Apa gue salah?" cibir Theo semakin membuat Vienno makin geram.

"Theo, sudah waktunya," suara Keyra memutus ketegangan keduanya.

"Oh, oke. Aku kesana, Key," Theo bergegas meninggalkan Vienno dan menghampiri Keyra.

Vienno mendengus kesal memandang keakraban Keyra dan Theo.

Dilihatnya Theo naik ke atas panggung mengiringi langkah Keyra, lalu mengambil gitar, duduk di salah satu bangku tinggi dan mulai memetik gitarnya.
Selang beberapa detik, terdengarlah alunan nada merdu dari bibir mungil Keyra.

You're the light, you're the night
You're the color of my blood
You're the cure, you're the pain
You're the only thing I wanna touch
Never knew that it could mean so much, so much

You're the fear, I don't care
'Cause I've never been so high
Follow me through the dark
Let me take you past our satellites
You can see the world you brought to life, to life

So love me like you do, love me like you do
Love me like you do, love me like you do
Touch me like you do, touch me like you do
What are you waiting for?

Fading in, fading out
On the edge of paradise
Every inch of your skin is a holy grail I've got to find
Only you can set my heart on fire, on fire
Yeah, I'll let you set the pace
'Cause I'm not thinking straight
My head's spinning around I can't see clear no more
What are you waiting for?

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang