16

24.5K 1.2K 29
                                        

Warning 18++

Bijaklah dalam membaca...

ooOOOoo

Suite room di hotel itu tampak hening dan lengang.
Marischa berjalan mondar mandir dengan gelisah. Papi dan Mami nya baru saja pulang. Juga Kenzo dan Cassie.
Saat ini hanya tinggal dia sendiri di kamar pengantin yang merupakan fasilitas yang diberikan oleh hotel tempat resepsi pernikahannya digelar, juga hadiah dari Ayah Andi dan Bunda Arin.
Valen sedang mengantarkan Ayah Bundanya ke mobil.

Terus terang, Marischa merasa gugup. Apakah ia harus menjalani malam pertama seperti layaknya pengantin baru pada umumnya?
Tapi bukankah mereka menikah karena terpaksa?

Terdengar pintu terbuka. Marischa buru-buru masuk ke dalam kamar mandi dan berlama-lama di sana.

Marischa memandang sekelilingnya. Di kamar mandi itu hanya tersedia satu lingerie berwarna merah menyala dan handuk besar.
Ia benar-benar panik. Bagaimana mungkin ia tidur menggunakan lingerie itu? Lebih tidak masuk akal lagi jika ia harus tidur dengan memakai gaun pengantinnya.

Astaga! Perbuatan siapa ini sebenarnya? Apakah Mami dan Bunda Arin sengaja menyiapkan semua ini untuknya?

Diraihnya smartphone nya dan mengetikkan sesuatu pada Mami nya.

Dan jawaban yang diterimanya membuatnya jengkel.
Mami dan Bunda Arin memang sengaja melakukan itu semua.
Marischa ingin menangis karena sangat kesal.

Dengan terpaksa ia mengenakan lingerie yang panjangnya hanya sedikit di bawah pantatnya, dan bahannya yang transparan tidak dapat menyembunyikan tubuh indahnya.

Dengan terpaksa ia mengenakan lingerie yang panjangnya hanya sedikit di bawah pantatnya, dan bahannya yang transparan tidak dapat menyembunyikan tubuh indahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Icha? Cha? Marischa?"suara ketukan pintu dan panggilan bernada cemas dari Valen terdengar cukup keras, membuat Marischa makin panik.

"Iya sebentar!" sahutnya memekik menahan tangis. Bagaimana mungkin ia keluar dari kamar mandi menggunakan lingerie transparan?
Sekali lagi ia mengedarkan pandangannya. Akhirnya ia meraih handuk besar yang tersampir di dekat pintu kaca shower dan menyelimutkan ke tubuhnya.

Perlahan dibukanya pintu kamar mandi. Sebelah tangannya memegang erat handuk yang diselimutkan ke tubuhnya.

Valen menatap Marischa dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kaki jenjang dan mulus Marischa yang terekspos membuat Valen menelan ludah. Gadis dihadapannya ini benar-benar sudah membuat gairahnya naik dengan drastis.

"Kenapa kamu memakai handuk begitu?" tanya Valen mengerutkan keningnya.

"Aku... Aku tidak menemukan pakaian gantiku di sini," Marischa terbata tidak berani menatap Valen.

Valen mengulum senyum jahil. Perlahan ia mendekati Marischa.

Semakin Valen mendekat, Marischa semakin mundur hingga punggungnya membentur pintu kamar mandi.

Jarak mereka makin menipis. Wajah panik Marischa membuat Valen hampir menyemburkan tawanya.

"Kamu kenapa sih, Cha?"

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang