24

19.2K 1.2K 15
                                    

Siang ini mall besar itu tampak lumayan ramai. Keyra, Tania dan Theo berencana membahas tugas kuliah mereka sambil makan siang di sebuah cafe langganan mereka yang berada di dalam Mall tersebut.

"Kamu sudah dapat referensinya, Key?" suara cempreng Tania mengalihkan mata Keyra dari buku yang dipegangnya.

"Aku baru dapat dua, Tan. Kamu sudah, Theo?"

"Belum. Rencananya aku nanti siang baru mau cari," sahut Theo santai.

"Santai banget? Kita cuma dikasih waktu seminggu lho," Tania mengingatkan.

"Santai dong. Ngapain repot? Tinggal masuk perpustakaan, beres kan?" ujar Theo seenaknya.

"Tapi kalau kita bisa dapat banyak referensi kan lebih bagus, Theo. Sedangkan kalau di perpustakaan kampus kan terbatas," tambah Keyra menimpali ucapan Tania.

"Tenaaang... Theo pasti dapat referensi diluar perpustakaan kampus," ujar Theo jumawa.

"Ih sombong!" cibir Tania.

Mereka bertiga memasuki sebuah Cafe di lantai empat, mengambil meja di sudut ruang.

Setelah pesanan mereka datang, ketiganya segera menyantap hidangan dihadapan mereka, sambil sesekali bercanda.

Pintu masuk Cafe terbuka, ditandai dengan denting bel yang berbunyi setiap kali pintu terbuka. Keyra dan Tania refleks mengangkat wajah mereka menatap ke pintu.
Keduanya tampak melongo terpaku.

Mereka melihat dua orang memasuki Cafe, dan duduk di dekat pintu, lurus dengan tempat mereka duduk, hanya selisih empat meja.

Yang satu pria tampan, yang satu lagi perempuan cantik dan seksi. Mereka sangat serasi.

Tania menyikut lengan Keyra, membuat gadis itu tersadar dari keterpakuannya.

"Bukannya itu Dewa Apollo ya?" bisik Tania di dekat telinga Keyra.

Keyra hanya diam menatap kedua orang yg sedang melihat buku menu.
Hatinya seperti tercubit.

"Key, itu pacarnya ya? Sexy banget!" bisik Tania lagi.

"Diamlah Tania," desis Keyra membalas biaikan sahabatnya.

"Ada apa sih bisik-bisik? Aku ganteng ya?" tanya Theo senyum-senyum membuat pipinya makin terlihat chubby.

"Apa? Ganteng? Hmm....iya bener kamu itu ganteng! Tapi kalau kamu di sini dan dilihat dari atas Monas," ujar Tania meleletkan lidahnya, membuat Theo merengut kesal.

Theo melihat ke arah Keyra. Gadis itu hanya diam dan melihat ke satu titik di belakangnya, tanpa menanggapi ejekan Tania padanya.

"Kamu lihat apa sih, Key?" Theo menoleh ke belakang, mengikuti pandangan Keyra.

Theo menangkap kedua sosok itu. Mereka Vienno dan Diana.

Sedikit banyak Theo bisa merasakan kalau Keyra menyukai Vienno. Ini yang Theo tidak inginkan. Vienno menyakiti Keyra. Dan ia tidak akan membiarkannya.

Theo memanggil waiter dan membayar apa pesanan mereka.

"Keyra, Tania, yuk kita ke toko buku. Ada buku yang ingin aku beli," ajak Theo membuat Keyra mendongak terkejut.

"Eh...oh...iya...ayo," Keyra tergeragap, lalu segera berdiri.

Tania berjalan lebih dulu diikuti Theo dan Keyra.
Dengan sengaja Theo merangkul bahu Keyra.

"Apaan sih Theo?" bisik Keyra merasa tidak enak.

"Ssssstttt... Sebentar aja Key....," Theo meletakkan jari telunjuknya ke bibir, memberi isyarat pada Keyra agar diam dan menurut.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang