40

23.8K 1.2K 46
                                    

Kenzo dan Cassie bersisian berjalan menuju pelaminan. Wajah keduanya tampak sangat bahagia.
Di belakang mereka tampak Keyra dan Patra. Lalu Papi Jo dan Mami Cla disusul Mom Vien dan Daddy Bram. Di belakangnya lagi tampak Valen dan Marischa, Vienno dan Theo, Ayah Andi dan Bunda Arin.

Para undangan serentak berdiri menyambut mereka.
Pernikahan megah Kenzo dan Cassie menjadikan malam itu semarak.
Semua menyambut gembira dengan wajah bahagia yang tertular dari pasangan pengantin.

Sesekali Kenzo dan Cassie saling pandang dan melempar senyum satu sama lain.

Sekarang keduanya beserta kedua pasang orang tua mereka tengah berada di atas pelaminan, menerima ucapan selamat dari para undangan.

Theo menyikutkan sikunya ke lengan Vienno, membuat laki-laki tampan itu menoleh mengerutkan keningnya.

"Bagaimana Keyra?" bisik Theo. Mereka berdiri di pojok ruang pesta, mengamati orang-orang yang berlalu lalang dengan wajah gembira.

"Key? Dia baik," sahut Vienno.

"Kalian sudah jadian?"

"Tidak secepat itu, Theo. Keyra bisa pingsan kalau tiba aku mengajaknya jadian sedangkan sikapku akhir-akhir ini menunjukkan sebaliknya," ujar Vienno malas.

"Huh...lamban! Apa aku perlu bilang ke Keyra bahwa sebenarnya kamu mencintainya?"

"Aku yang akan mengatakannya sendiri," sergah Vienno lalu matanya melihat sosok yang dikenalnya. Tanpa menggubris Theo lagi, ia berjalan menuju sosok itu.

"Di?"

"Vienno?" Sosok itu menghambur memeluk Vienno.

"Hahahaha...bagaimana pelarianmu ke Paris?" ujar Vienno menyambut pelukan itu dengan senang.

"Entahlah. Menurutmu, apakah aku harus menyerah?"

"Perjuangkan apa yang kamu yakini, Diana," Vienno menjentik ujung hidung Diana pelan. Gadis itu meringis.

"Bagaimana dirimu sendiri? Masih galau?"

"Nope! Aku akan menjadikannya milikku."

"Aku iri padamu," Diana merengut melihat Vienno tersenyum tampan penuh percaya diri.

"Sebaiknya kamu memupuk rasa percaya dirimu, Di. Kalau perlu, tambahin muka tembok biar makin yakin!"

"Astaga! Ajaranmu sesat, Vien!" tawa keduanya berderai.

Sementara di dekat pelaminan, sepasang manusia menoleh cepat mendengar tawa yang begitu lepas.

Mata Keyra membelalak melihat Vienno dan Diana. Mereka berdua sangat akrab dan serasi.

Tiba-tiba hatinya terasa sedih. Ia merasa semakin tidak berarti.

"Uhm... Kak Patra, aku ke toilet sebentar ya," pamit Keyra. Patra terdiam sesaat, lalu mengangguk.

Keyra segera meninggalkan tempatnya, menuju toilet.
Tapi ia tidak masuk ke dalamnya.
Keyra berbelok menuju pintu kaca yang terletak diujung yang sejajar dengan pintu toilet.

Ia tau pintu itu pintu tembus ke arah kolam renang, karena ia dan Cassie pernah melihat-lihat ballroom ini sebelum Cassie memilih tempat ini menjadi tempat resepsi pernikahannya.

Sebutir air mata menetes, segera dihapusnya. Perlahan ia memutar mengelilingi kolam renang, berjalan menuju air mancur besar di tengah taman, mendudukkan dirinya ke sebuah bangku beton yang ada di dekatnya.

Bayangan Vienno dengan Diana melintas berkali-kali di ingatannya. Ia berusaha menepis, tapi semakin ia ingin, semakin ingatan itu berkelebat memenuhi pikirannya.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang