22

22K 1.2K 21
                                        

Hard warning 18+++++

Yang kangen Valen-Icha, nih mereka nongol... Kasian kata mereka... Hihihi...

Buat yang belum cukup umur, merem aja ya dek....
Ini area dewasa...

Tapi kalo maksa ya.... Terserah... Dosa tanggung sendiri.... Hehehe....

Cuzzzzz.....

ooO$Ooo

Valen menyeret kopernya dan koper Marischa. Di depannya Marischa berjalan santai menjinjing tas tangannya. Mereka baru saja pulang honeymoon.

"Eeeh....anak dan menantu Mami sudah pulang! Gimana? Enak nggak di sana?" Clarissa menyambut kepulangan Marischa dan Valen. Untuk seminggu kedepan, Jonathan menginginkan Marischa dan Valen tinggal bersama mereka di rumah besar sebelum pindah ke apartemen mereka sendiri. Ya, Andi dan Jo sepakat untuk melepas kedua anak mereka untuk hidup mandiri. Terutama Marischa yang masih suka manja pada kedua orang tuanya dan Kenzo, kakaknya.

Marischa memeluk dan mencium pipi Maminya.

"Istrimu nggak rewel kan, Val? Clarissa melirik putrinya yang memandangnya sambil cemberut.

"Nggak kok Mi. Icha baik banget," jawab Valen tersenyum melirik istrinya.

"Ya sudah, kalian istirahat dulu. Kamarnya sudah di siapkan sama Bi Mun," Valen dan Marischa mengangguk lalu menuju ke kamar Marischa.

Marischa membuka pintu kamarnya dan membelalak melihat isi kamarnya yang sudah berubah perabotnya.

Tempat tidurnya sekarang berubah ukuran menjadi Kingsize, lalu sebuah meja rias cantik berdiri manis di dekat tempat tidurnya. Baju-baju Valen sudah tergantung dii walking closetnya. Gordyn nya yang semula berwarna pink sekarang berubah menjadi hijau terang.

"Kenapa?" tanya Valen yang sedari tadi menunggu Marischa yang tidak juga bergerak dari ambang pintu.

"Eee... Ini...eum...kamar aku kenapa jadi berubah?"

"O ya? Bagus dong Sayang, jadi lebih rapi kan?" Valen mendorong pelan punggung Marischa hingga ia bisa ikut masuk.

Valen meletakkan koper-koper mereka di dekat pintu kamar mandi, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Seperempat jam kemudian, Valen keluar dari kamar mandi. Tubuhnya masih setengah basah. Ada titik-titik air yang masih menempel di sana.

Marischa menatap dada bidang suaminya. Ada sesuatu dalam hatinya yang menginginkannya untuk menyentuhkan jemarinya di sana.

Ia berusaha menahan keinginannya. Tangannya meremas kuat rok lebarnya. Astaga...astaga...Icha...jangan aneh-aneh... Malu! Batinnya merutuki dirinya sendiri.

Valen menghentikan gerakannya memilih pakaiannya. Ditatapnya wajah istrinya yang bersemu merah.

Dengan perlahan ia melangkah mendekat.

"Ada apa? Kamu sakit?" Valen meletakkan punggung tangannya ke dahi istrinya.

"Eh...nggak...aku nggak apa-apa kok," Marischa menepis tangan Valen di dahinya. Pandangannya tidak lepas dari dada Valen yang sekarang berada di depannya.

Valen mengamati raut muka Marischa sesaat, lalu mengulum senyum.
Dilingkarkannya kedua lengannya ke tubuh istrinya, lalu didekatnya erat.

"Icha sayang, kita kan sudah menikah, itu berarti aku milikmu, dan kamu milikku," ujar Valen lembut mengecup kening Marischa.

Marischa mengangkat wajahnya hingga kini mereka saling menatap satu sama lain dengan intens.

Valen mengambil tangan Marischa dan meletakkannya ke dadanya. Dan jemari halus itu langsung bergerak menyusuri tonjolan-tonjolan otot di dada suaminya perlahan.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang