4

24.1K 1.5K 48
                                    

Valen terdiam mendengar keputusan Papi Jo. Ia mengalihkan tatapannya pada Ayahnya. Sang ayah hanya tersenyum mengangguk membenarkan.

"Berarti Theo dan Vienno bebas dong?" ujar Theo meringis.

"Siapa yang mau dijodohin sama cowok gendut yang hobby makan seperti lo?" ejek Vienno meleletkan lidahnya.

"Siapa juga yang mau dijodohin dengan playboy cap kacang goreng macam lo, Kak?" Theo mencibir balas mengejek Vienno.

Valen tertawa kecil mendengar celotehan adiknya dan Vienno. Ia menyapukan pandangannya hingga matanya bertemu dengan Marischa.
Gadis itu mendengus dan membuang muka saat ia menyadari Valen menatapnya.

Valen menghela nafas panjang. Rasanya berat menerima perjodohan ini, karena ia tau Marischa masih menunjukkan rasa tidak sukanya.

Valen sendiri sudah berusaha untuk selalu bersikap baik pada Marischa. Selalu mengalah dan bersabar menghadapi gadis itu. Tapi bertahun-tahun sikap Marischa tetap memusuhinya.

Dilihatnya Kenzo sedang bercakap-cakap dengan Daddy Bram. Mereka tampak sangat akrab. Sementara Cassie terlihat bertopang dagu mendengarkan pembicaraan Kenzo dan Daddy-nya.

Valen tersenyum kecut menyadari bagaimana dulu ia menyukai Cassie.
Cassie bukanlah Marischa. Sifat mereka bertolak belakang. Cassie penurut, manis, manja dan pendiam, sementara Marischa ceplas-ceplos, galak dan kemanjaannya hanya ditunjukkan pada orang yang benar-benar bisa memahaminya. Marischa cantik. Wajahnya sedikit banyak mirip Papi Jo versi perempuan. Tapi sebenarnya, Marischa memiliki kelembutan seperti Mami Cla.

Valen teringat ketika ia terjatuh saat mereka ber-enam bermain di tepi sungai di dekat villa Daddy Bram. Ia terpeleset dan kakinya terluka. Semua gugup dan berteriak heboh melihat darah mengalir dari lututnya. Hanya Marischa yang diam-diam berlari ke villa, lalu kembali dengan sekotak P3K ditangannya, lalu tanpa banyak bicara, ia mengobati luka Valen meskipun saat itu Marischa sangat membencinya.

Banyak kenangan Valen tentang kebaikan Marischa. Bukan hanya padanya, tapi juga pada semuanya. Mudah baginya untuk menyukai Marischa.
Tapi masalahnya, Marischa tidak menyukainya. Bahkan mungkin membencinya.

Valen beranjak dari duduknya menuju ke ayunan besar di sudut taman.
Perlahan diayunnya ayunan itu tanpa berniat menikmati desiran angin yang disebabkannya.

Valen lagi-lagi mengulas senyum pahit. Kebodohan masa lalu menjadikan Marischa seperti sekarang.
Seingatnya, dulu Marischa sangat lengket padanya. Berbeda dengan Cassie yang suka bermain barbie, Marischa lebih suka mengikutinya bermain air di sungai, memanjat pohon di belakang villa, berlarian mengejar capung dan masih banyak lagi yang Valen ingat.

Tiba-tiba Valen tersenyum lebar.
Ya, ia sudah menerima perjodohan ini tanpa banyak protes seperti Marischa.
Ia akan mengembalikan Marischa yang sekarang seperti Marischa yang dulu. Marischa yang manis dan lembut. Bukan Marischa yang jutek dan galak seperti saat ini.
Ia akan membuat Marischa menerimanya dengan caranya sendiri.

==========L===========

Kenzo menatap wajah cantik dihadapannya tanpa bosan. Ia masih merasa takjub atas apa yang diterimanya. Perasaan yang sudah dimilikinya sejak kecil untuk gadis di depannya ini sekarang menjadi kenyataan yang sangat manis.

Kenzo tersenyum lebar melihat Cassie tersipu.

"Kenapa Kak Kenzo melihat Cassie seperti itu?" tanya Cassie pelan.

"Kakak gak boleh lihat wajah calon istri kakak ya?" goda Kenzo membuat Cassie semakin menunduk.

"Atau... Kamu gak suka dijodohin sama Kakak?" tanya Kenzo usil. Ia suka dengan sikap malu-malu Cassie.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang