Kenzo POV
Aku berjalan tergesa menuju pada Cassie dengan seikat bunga kusembunyikan di belakang punggungku.
Di depan sana, tampak Cassie berdiri anggun dengan kebaya yang ditutupi jubah dan mengenakan toga di atas kepalanya. Disampingnya ada Mom Vien, Daddy Bram, Papi Jo, Mami Cla, Vienno, Valen dan Icha.
Sungguh, gadisku tampak sangat cantik. Wajahnya yang dilapisi make up tipis membuatnya terlihat semakin menonjol diantara teman-temannya.Dia tampak tersenyum senang menyambutku. Kuserahkan buket bunga yang kubawa padanya, lalu mengecup pipinya lembut, mengucapkan selamat atas wisudanya dengan nilai yang sangat memuaskan.
Kejadian beberapa waktu lalu membuat hubungan kami semakin dekat.
Hari ini hari wisuda gadisku. Aku benar-benar menyesal tidak dapat melihat prosesi wisudanya.
Ada suatu hal penting yang harus kulakukan. Mr. Johnson ingin melanjutkan kerjasama kami. Pada awalnya aku menolak mengingat kejadian Olivia kemarin. Tapi Mr. Johnson mengatakan bahwa kehadiranku kesana bisa diwakilkan, kecuali untuk penanda tanganan kontrak kerja sama, dan sesekali untuk pemeriksaan rutin.
Dan itu berarti, perusahaan ku tidak jadi mengalami kerugian.Untuk itu hari ini aku harus meeting dengan Mr.Johnson, karena kerjasama ini langsung ditangani olehnya. Bukan oleh Olivia lagi.
"Maaf, Kakak terlambat. Kakak sudah berusaha untuk mempercepat meeting, tapi tetap saja Kakak terlambat," sesalku menatap bola matanya yang berbinar.
"Tidak apa-apa, Kak. Yang penting Kak Ken sudah di sini sekarang," senyum gadisku menenangkanku dari rasa bersalah. Ini momen penting untuknya dan aku tidak ada di sisinya.
"Ya sudah, kita ke Resto sekarang," Daddy Bram menepuk pundakku.
Kami semua masuk ke mobil. Tentu saja Cassie bersamaku, Valen dan Icha di mobil mereka sendiri, sementara Vienno, ia terpaksa harus menjadi supir Mommy dan Daddy nya bersama Papi Jo dan Mami Cla.
Beriringan kami menuju ke sebuah Resto yang sudah di reservasi oleh Daddy Bram.
Kulirik Cassie yang masih dengan kebaya modernnya. Toga dan jubahnya sudah dilepas. Ia tampak sangat cantik. Aku tidak sabar ingin segera mempersuntingnya.
"Kenapa Kakak lirik-lirik terus sih?" gerutu Cassie malu-malu, membuatku gemas.
"Kamu cantik banget. Pasti banyak teman-teman cowok kamu yang naksir," godaku melihatnya salah tingkah.
"Ehmm....nggak ada. Mereka semua takut menyukaiku," sahutnya lucu.
"Kenapa? Kamu cantik begini masa pada takut?" tanyaku heran.
"Siapa yang tidak takut kalau tunanganku pemilik universitas tempat mereka kuliah?" cibir Cassie membuatku makin gemas.
"Memang kenapa kalau tunangan kamu pemilik universitas?"
"Mereka takut di drop out," sahut Cassie terkikik geli.
"Jadi, kalau aku bukan pemilik universitas, mereka semua berani mendekatimu? Begitu? Awas saja kalau ada yang berani," sahutku dengan mimik muka ku geramkan.
"Eeeh...memang kalau mereka berani, Kakak mau apain mereka?"tanya Cassie kaget.
"Mmm....apa ya? Memang kamu mau Kakak apain mereka?" tanyaku balik.
"Iiih....kan Kakak yang ngancam mereka, kok nanya aku?" bibir mungil Cassie manyun. Duh, pengen banget nyium bibir tipis itu. Mana wajahnya makin menggemaskan.
"Hahaha.... Tapi mereka pasti mundur teratur. Kakak yakin itu," ujarku tertawa geli.
"Kok mundur? Kenapa?" alis gadisku bertaut heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU EVER AFTER
RomanceNext Generation Sequel dari : A Wedding Story Sincerity of Love Sense for You