19

20.4K 1.2K 25
                                    

Kenzo menatap wajah cantik di hadapannya. Ia tau, gadis di depannya ini sedang menahan tangisnya. Ia sendiri merasa berat harus meninggalkan gadisnya.

"Kakak janji cepet pulang ya?"

Kenzo tersenyum mengangguk. Diusapnya pipi gadisnya lembut. Lalu diliriknya jam tangannya. Ia masih punya waktu setengah jam lagi sebelum boarding.

"Kamu belajar yang bener. Biar ujian skripsi nya sukses. Nanti setelah kakak pulang dari Aussie dan kamu sudah wisuda, kita menikah. Kamu mau kan?" tanya Kenzo menatap gadisnya lembut.

Cassie mengangguk malu-malu. Pipinya merona membuat Kenzo yang melihatnya gemas.
Dicubitnya pipi Cassie hingga gadis itu mengaduh manja.

"Pak Boss," suara Patra membuat Kenzo melepaskan pipi Cassie.
Dilihatnya Patra dan Santi berlari-lari kecil menghampiri mereka.

"Kenapa kalian kemari?" tanya Kenzo mengernyitkan dahinya.

"Ini berkas Bapak yang tertinggal," Patra menyerahkan amplop coklat berukuran A4 pada Kenzo.

"Thank's ya Pat. Dan kamu, San? Kenapa kamu juga kemari?" Kenzo mengalihkan tatapannya pada Santi yang berdiri di sebelah Patra.

"Saya disuruh Bu Ratih meminta tanda tangan Bapak. Ada beberapa berkas yang belum Bapak tanda tangani," kata Santi mengeluarkan beberapa map.

Kenzo mengernyitkan dahinya, merasa aneh.

"Bukannya ada Pak Vienno yang menggantikan saya sementara?" tanya Kenzo membuat Santi gelagapan.

"Tapi tanggal berkas itu sebelum tanggal serah terima, Pak," kata Santi memberikan alasannya.

Cassie hanya diam mengamati percakapan ketiganya. Perasaannya terusik melihat gestur tubuh Santi. Tanpa sadar ia merapatkan tubuhnya ke tubuh Kenzo.

Kenzo membuka berkas-berkas dari Santi dan membacanya sebentar, lalu menandatangani berkas-berkas itu sebelum menyerahkannya kembali pada Santi.

Setelah menerima berkas dari Kenzo, Santi mengulurkan paper bag kecil pada Kenzo.

Kenzo mengernyit.

"Apa ini?" tanyanya menerima paper bag dari Santi.

"Sedikit makanan untuk menemani Bapak di pesawat nanti," kata Santi tersenyum kikuk.

Kenzo menghela nafas pelan.

"Kamu tidak perlu repot-repot, Santi. Toh di pesawat juga ada," ujarnya menatap tajam pada Santi.

Santi memandang Kenzo dengan sorot kecewa.

Kenzo tidak tega melihatnya.

"Ya sudah, saya terima. Terimakasih ya, San. Tapi lain kali kamu tidak perlu repot membawakan saya makanan seperti ini," kata Kenzo tersenyum tipis.

Mata Santi berbinar, lalu mengangguk.

Semua kejadian itu tidak luput dari pengamatan Cassie. Hatinya makin terasa sesak menyadari ada wanita lain yang memperhatikan Kenzo.

Suara panggilan untuk boarding terdengar.
Kenzo mengalihkan perhatian pada Cassie. Disentuhnya lembut bahu gadis yang tengah melamun, berkutat dengan pikirannya itu.

"Jangan sedih, Sweetheart. Aku janji akan sering-sering nelfon kamu," Kenzo mengusap pipi gadisnya lembut, lalu dipeluknya erat.

Cassie menunduk. Ia tidak bisa menahan kesedihannya. Setetes airmata menuruni pipinya.
Kenzo melepaskan pelukannya, memandang gadisnya lekat, lalu dikecupnya bibir gadis itu lembut.

"Kakak berangkat ya. Kamu baik-baik di sini," kata Kenzo mendekap Cassie.

"Kakak jaga diri ya di sana. Kerja yang bener, jangan lirik-lirik cewek lain," Cassie membalas pelukan Kenzo. Kenzo tersenyum mengangguk mantap.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang