31

18.4K 1.2K 47
                                    

Siang ini terasa panas. Sepulang dari kampus, Cassie ke kantor Kenzo untuk mengajak laki-laki itu makan siang.

Saat ia berjalan ke ruangan Kenzo, Patra tersenyum tipis dan mengangguk kecil.

"Kak Kenzo ada?" tanya Cassie menunjuk pintu ruangan Kenzo yang tertutup.

"Ehm...ada... Tapi...," Cassie dapat melihat kegelisahan di mata sekretaris tunangannya itu.

"Ada apa Patra? Apa Kak Kenzo ada tamu?"

"Eh ada.... Mmm..."

Cassie mengerutkan keningnya. Otak cemerlangnya menuntaskan dugaan-dugaan yang hampir diyakininya.

"Apakah ada Olivia?" tanya Cassie menahan nafas.

Dan ia hampir lupa bernafas saat Patra mengangguk.

Ditariknya nafasnya dalam-dalam. Menenangkan hatinya. Kenzo pasti membutuhkannya saat ini, meskipun laki-laki itu tidak mengatakannya. Ia sudah menetapkan hati untuk mempercayai Kenzo.

Cassie memegang handle pintu ketika Patra menghentikannya.

"Cassie, percayalah padanya," Cassie hanya tersenyum dan meneruskan apa yang hendak dilakukannya.

Patra melihat gadis itu membuka pintu dan terdiam disana. Ia tidak tau harus melakukan apa. Ia hanya melihat apa yang akan terjadi selanjutnya dari pintu yang terbuka itu.

Apa yang dilihatnya di dalam ruangan itu membuat Cassie merasakan nyeri. Seorang wanita cantik dan sexy, orang yang sama yang pernah dilihatnya mencium Kenzo, kini tengah memeluk tunangannya dengan tubuh keduanya menempel erat, bibir keduanya sangat dekat, nyaris menempel.

"Kak Ken," panggilnya dengan pedih. Siapa wanita yang tidak sakit hati melihat tunangannya tengah berpelukan dengan wanita lain?

Kenzo dan wanita cantik itu menoleh bersamaan. Terlihat mata Kenzo melebar, tidak menyangka Cassie akan kembali melihatnya dalam posisi yang tidak diinginkannya ini.

"Cassie?" Kenzo mematung. Ia takut Cassie akan kembali salah paham. Ia sudah tidak bisa kehilangan gadisnya, atau ia akan mati.

Olivia melihat Cassie dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ini gadis yang sangat dicintai Kenzo. Membuat laki-laki itu tidak bisa berpaling kepadanya. Ia mengetatkan pelukannya, sementara Kenzo berusaha melepaskan diri.

Cassie melangkah masuk ke ruangan Kenzo. Wajahnya tanpa ekspresi memandang Olivia.
Lalu matanya beralih menatap Kenzo. Ada senyum terulas di bibir tipisnya.

"Kak Ken, apakah wanita ini yang bernama Olivia?" tanya Cassie dengan ketenangan yang ia sendiri tidak mempercayai bisa melakukannya.

"Cassie Sweetheart, jangan salah sangka. Dia yang..."

"Kak, apa dia yang bernama Olivia?" potong Cassie masih dengan senyumnya.

"Ya. Dia Olivia, Cass," Kenzo memejamkan matanya sesaat. Ia merasa dunianya akan kiamat sebentar lagi.

"Owh...jadi kamu wanita yang diceritakan Kak Kenzo?" Cassie sekali lagi takjub dengan ketenangannya sendiri.

Olivia mengerutkan keningnya. Apa benar Kenzo sudah menceritakan dirinya pada gadis ini? Siapa dia? Apa dia tunangan Kenzo? Olivia bertanya-tanya dalam hatinya.

"Bisa Anda lepaskan tunangan saya?" mata Olivia membola. Jadi benar. Tapi ia mencintai Kenzo.

"Why? Give me one reason," pelukan Olivia semakin mengetat setiap Kenzo berusaha melepaskannya.

"Hmm...kasihan dia tidak bisa bernafas," Cassie menunjuk Kenzo dengan jari telunjuknya yang ramping. Bibirnya tersenyum melecehkan.

Olivia refleks mengendurkan pelukannya dan kesempatan itu dipergunakan oleh Kenzo untuk melepaskan diri. Ia mendorong tubuh Olivia hingga wanita itu mundur beberapa langkah sambil terhuyung.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang