Mission

9

Suasana lokasi shooting yang ramai dan mengelu-elukan nama aliand saat aliand datang ke lokasi membuat telinga karel sakit mendengarnya.

"Hufftt..." karel menghela nafasnya, hal ini yang menyebabkan dia tidak mau menjadi publik figur.

"Iand," panggilan nifa membuat mata karel melotot kearahnya. "Ngapain nih orang masih disini?" ujar karel dalam hati.
"Lo kesini pake mobil siapa iand? Mobil baru?" ucapan nifa membuat mata karel melotot lagi kearahnya. Nifa begitu berbinar melihat Alphard putih yang tadi dinaiki liand dan karel. Mobil keluarga mereka.

"Mobil gue lah!" jawab aliand dengan bangga. "Ngapain kakak disini?" tanya aliand lagi.

"Gue, ini kakak lo. Bukan nih cewek!" ucap nifa lagi dengan menunjuk karel

"Stop kak nifa, dia kakak kandung gue." akhirnya aliand menarik tangan karel dan pergi berlalu dari hadapan nifa.

Sementara nifa tak percaya dengan apa yang sudah terjadi.
--

"pak sut,," tepuk aliand di pundak sang sutradara.

"eh, li. Datang juga akhirnya,,"

"Om, kenalin ini Karel dan yang ini rina asistend gue yang baru." Memperkenalkan karel dan asistantnya yang baru ke sutradara sinetronnya ini.

Karel berkenalan dengan sang sutradara yang ternyata bernama pak tyo. Om tyo.

"Li, ini pacar? Cocok banget. Mirip banget loh. Tuh tangan digenggam mulu." Ucap om tyo.

Pantesan dari tadi banyak banget yang melotot kearah karel, mereka pasti menyangka karel adalah pacar aliand.

Yang hanya diketahui oleh publik, bahwa aliand mempunyai seorang kakak Arinda rena

"bukan om, dia kakak sulung gue!" ucap aliand membuat om tyo terkejut

"Gak pernah ada yang tau klo lo punya kakak selain arinda?"

"yee iyalah, penting gitu? Lagian kakak gue ini gak suka jadi sorotan media." Ucap aliand lagi dan diangguki oleh karel.

"palingan bentar lagi bakal ada berita baru, -seorang aliand mengandeng tangan wanita ke lokasi shotingnya- " ucap om tyo dengan mendramatisir sehingga membuat liand dan karel tertawa.

"ada yang pengen kak karel bicarain om." Ucap aliand menghentikan kekepoan sutradaranya ini.

"Kak, gue keatas dulu. Istirahat bentaran aja, pusing melanda nih. Gue tinggal yee pak sut, jangan dimacem-macemin." Ucap aliand berlalu dan naik kelantai 2, mungkin tempat istirahatnya

"Mau ngomongin apa?" tanya pak tyo kepada karel

"Saya hanya ingin berbicara mengenai schedule ali pak"

"Gak usah terlalu formal banget, saya udah biasa. Santai aja" ucap om tyo mengentikan kecanggungan karel

"ali lagi sakit pak, saya gak mau dia drop. Sebulan ini dia harus bedrest dulu." Ucap karel tegas

"iya, om tau. Kita udah ubah skenario kok. Ali gak gak akan dibebani dengan scene yang berat-berat dulu salama pemulihannya, saya juga sudah bicarakan ini ke produser dan penulis scenario. Sepertinya 3-4 scene dalam satu hati cukup kan? Itu sudah penawaran mutlak dari kami" ujar om tyo. Karel tampak berfikir.

"Okey, deal ya om, saya setuju. Untuk sementara waktu ini saya yang akan jadi manager ali sebelum ali dapat manager baru. Om bisa menghubungi saya kalau ada masalah yang menyangkut ali"

"Loh, manager yang lama kemana?" tanya om tyo

"udah dipecat ali, om"

"huftt,," tampak om tyo menghembuskan nafasnya, seperti nafas kelegaan. "akhirnya, diganti juga tuh manager. Saya streeesss melihat manager ali yang lama. Banyak banget maunya, kalau gak karena ali yang professional udah gue keluarin dari dulu." Ucap om tyo lagi dan karel tersenyum menyambutnya.

--

Shoting selesai pada jam 5 sore, scene liand yang tak banyak membuat ia bisa pulang untuk istirahat. Karel juga sudah diperkenalkan dengan pemain-pemain sinetron itu. Termasuk Salsa, lawan main ali.

"iand, lo gak ada hubungan lebih sama si salsa kan?" tanya karel memecah keheningan diperjalanan mereka untuk memastikan.

"yee, kagaklah! Just friend not more!" ucap liand tegas.

"dia kayaknya suka lo!"

"Dia yang suka gue kak, gue sih ogah!"

"jangan PHP-in perempuan iand!"

"Sipp bu manager"

"gue gak suka sama tuh perempuan. Gayanya alay!"

"hahaha, lo yah kak! To the point banget."

Jawab liand dan tertawa.