46

4K 241 2
                                    

"Gue gak mau tau, gue yang harus ngejabat sebagai kepala team gantiin karel" ujar seseorang saat karel melewati ruangan salah seorang ketua team disana.

"Banyak yang lebih berkompeten selain lo." Ujar seseorang lainnya

"Dan gue gak perduli. Lo harus bantuin gue, sebagai gantinya lo yang akan jadi ketua team gantiin gue"

"Saingan lo berat, bro"

"Maksud lo?"

"Kelihatannya bakal sulit buat lo, yang gue lihat dan yang gue tau. Pak ardy kelihatannya bakal pilih reno deh gantiin kak karel" ujar orang pertama

"Gue yang bakal singkirin reno kalau dia ngalangin gue" ujar laki-laki kedua dengan emosinya

--

Karel duduk termenung sambil menyesap Teh green tea kesukaannya. Pikirannya masih tergiang-giang dengan kejadian beberapa waktu yang lalu.

"Mungkinkah dia adalah orang dibalik semua ini?" gumam karel dalam hati. Alea yang melihat kegelisahan sang kakak merasakan apa yang kakaknya rasakan bahkan alea mengetahui kecurigaan kakaknya pada satu-dua orang itu.

"Kita pulang kerumah dulu ya sayang? mama nyariin, khawatir sama kamu yang 2 hari ini gak mau pulang dan memilih tinggal disini" interupsi andra membuyarkan lamunan karel pada malam hari yang cerah penuh bintang di markas darurat mereka di Halim Perdana Kusuma.

"Ya kak, lo harus pulang. Gak kasian sama perut buncit lo yang juga kurang istirahat karena bundanya? Kalau ada apa-apa gue langsung kabarin lo, gue janji kak" tutur alea membujuk karel untuk pulang.

Sejenak karel terpaku, andra dan ale memang benar. Sudah 2 hari dia disini membantu sebisanya, menunggu reno terbangun sehabis operasi pengangkatan pelurunya, bahkan mandi dan makan pun karel harus diingatkan.

"Okey, kita pulang. Tapi besok pagi kita kesini lagi ya yah. Please" pinta karel kepada andra dan diangguki oleh andra pertanda setuju.

--

Andra dan karel berjalan tergesa-gesa di pelataran rumah sakit milik TNI tempat reno di rawat.

Karel bahkan membiarkan panggilan andra yang menyuruhnya untuk tidak berjalan terlalu cepat karena kehamilannya. Wajah dingin dan kesal karel sangat terlihat.

Bagaimana tidak, kabar reno yang siuman pukul 5 pagi baru didapatnya pukul 9 pagi oleh alea dan sialnya andra tau hal ini. Mereka sengaja menutupinya agar karel mendapatkan waktu istirahat yang lebih panjang.

Di depan ruang perawatan reno, karel melihat anggota-anggota team reno yang dulu pernah menjadi anggotanya juga berkumpul di depan ruangan itu.

"Kok diluar?" Tanya karel kepada rena dengan nada yang ketus

"Di dalam lagi ada pak ardy, pak dimas dan pak jendral, kak" jawab rena tertunduk kepada karel karena ia tau pimpinannya ini sedang menahan emosi yang siap meledak.

"Kalau kakak mau masuk, kakak harus tenang" ujar alea yang tiba-tiba datang entah darimana

"LO!!" Bentak karel

"Jangan egois kak, gue tau lo khawatir dan begitu penasaran. Tapi lo juga harus pikiran bayi dalam perut lo. Kalau kenapa-napa, baru tau rasa lo" ucap alea menenangkan kakaknya dan melihat andra yang kalang kabut menahan deru nafasnya karena mengejar karel tadi.

Tanpa basa-basi karel langsung memasuki ruang rawat reno diikuti alea dan andra, didalam ruangan Sudah ada dimas, bg ardy dan pak jenderal kepala TNI. Reno yang sudah siuman dan melihat sirat kemarahan atasannya itu sedikit kikuk.

"Lo!" Bentak karel menunjuk reno

"Ini rumah sakit el" dengis ardy

"Apa yang lo tutupin dari gue?" ujar karel menghiraukan ucapan atasannya itu.

"Dia baru bangun, sayang" ucap andra lalu mengelus bahu karel supaya tenang dan berhasil. Karel mendekat ke arah ranjang reno. Ia menatap reno intens

"Jangan lo pikir selama ini gue bego yah, no? Jangan mentang-mentang gue gak ke markas, gue buta informasi? Apa yang lo lakuin itu salah dan lo tau kalau lo salah, kenapa ?"

"Maksud lo apa kak?" Tanya reno gelagapan

"Jangan sok bego di depan gue! Lo itu orang kepercayaan gue dari dulu ren, bahkan dari pertama kali lo di sini gue udah percaya sama lo."

"Arah pembicaraan lo kemana sih, ndan?" Tanya reno sedikit formal

"Jawab..!" intimidasi yang dimiliki karel mampu membuat semua orang yang ada di ruangan rawat milik reno terdiam. Mungkin juga ini dapat didengar di luar ruangan rawat itu.

"Maafin gue, Ndan,," ujar reno menggantung.

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang