48

4.9K 236 7
                                    

Kita sebagai manusia tidak akan pernah tau perjalanan takdir hidup kita seperti apa dan berakhir bagaimana...

Kebahagian dan kehilangan selalu berjalan beriringan mengikuti alur cerita yang ada.

--

Tanah pemakaman hari itu di padati oleh pelayat yang akan mengantarkan jenazah orang yang mereka sayangi. Semua orang mengenakan pakaian putih di pemakaman hari itu untuk menghormati jenazah yang menyukai warna putih, pemakaman yang di laksanakan secara kemiliteran ini bahkan juga di datangi oleh petinggi-petinggi Negara serta pengusaha-pengusaha terkenal dunia.

Papa keenan yang memimpin upacara pemakaman itu pun tak sanggup menahan air mata yang sedari tadi ia tahan, di balik kaca mata hitam miliknya ia pun ikut terisak. Ardy tampak berusaha mengikhlaskan walaupun sulit di sebelah istrinya.

Mama terus menangis dan dibantu dimas, April juga terus menangis di dekapan liand dan begitu juga dengan arinda yang menangis didekapan bagas.

Semua orang menangis terisak menatap dua pusara baru yang letaknya berdampingan dengan orang-orang yang mereka sayangi. Dipaling ujung ada Opa, lalu diikuti dengan papa dan dua pusara baru Andra Digantara Keenan dan Anakarelin Raya Fernand.

"Anak kesayanganmu sudah kembali pada mu, pa! Jaga putri kita dengan baik" ujar mama dalam hati menatap pusara suami dan pusara karel yang diapit dengan papa dan andra.

"Disana jangan berebut minta diperhatiin sama karel yah, ndra. Tapi jangan mau ngalah juga dari papa, ndra. Sampai ketemu lagi." ujar mama dalam hati lagi.

Dari kejauhan, Alea memandang keluarganya yang masih berada di pusara karel dan andra. Alea bukannya tidak mau ikut bersama mengebumikan karel dan andra tetapi dia membutuhkan waktu untuk sendiri menerima kenyataan bahwa kakak kembar sekaligus soulmatenya meninggal dunia sehabis melahirkan anaknya.

Alea berada di depan pusara karel saat semua pelayat dan keluarganya sudah pergi. Dibalik kaca mata hitam dan baju hitam yang ia kenakan, ia menahan sesak didadanya.

"Kenapa lo tinggalin gue?" Tanya alea sendiri

"Bahkan gue belum sempat ngucapin selamat tinggal buat lo?" ujarnya sendiri lagi

"Kenapa lo ngucapin selamat tinggal ke gue saat itu?"

"Sekarang lo pasti seneng banget bisa ketemu papa lagi, salamin buat papa dan bilang gue minta maaf karena belum jadi anak yang berbakti buat papa."

"Gue kangen lo, kak!" ujar alea menahan air matanya. Ia masih bisa merasakan kehadiran saudara kembarnya itu di hatinya, disekitarnya.

"Makasih buat semuanya, kak." Ujar alea beranjak pergi.

"Merinding banget gue disini. Gue pulang kak" ujar alea

Saat ia ingin beranjak untuk pergi
"Astagfirullah!!" Pekik alea

Matanya terbelalak menatap sesosok yang sangat mirip dengannya menggunakan baju serba putih.

"Pergi jauh-jauh sana lo!" perintah alea, yang disuruh pergi malah diam saja bingung.

"Dia bisa liat gue"

"Iya, gue bisa lihat lo" ujar alea lagi

"Ahh,, serius?"

"Seriusan bego! Pergi jangan ganggu gue"

"Lo aja sono yang pergi"

Alea berlalu pergi, ia tidak menyangka bisa melihat arwah kakaknya.

"Lo jahat banget, gue kan gak suka hitam semenjak hamil"

"Biarin, gue sengaja supaya lo kesal" ujar alea sambil berjalan kearah mobilnya

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang