10

6.7K 408 2
                                    

Setelah photo shoot, arinda hanya diam. Dan bergegas pulang, bagas yang melihatnya muram hanya bisa diam pula.

Bagas jadi teringat dengan percakapannya dengan karel dan opa saat dipagi hari menemani karel yang meeting dengan klient.

#Flashback On


"Gas,, " panggil karel setelah meeting selesai.

"apaan el?" jawab bagas

"lo, masih mendam perasaan sama arinda?" pertanyaan karel membuat bagas diam seketika. Dia menegang, mengapa karel membicarakan hal ini saat di depan opanya. Bagas diam dalam pemikirannya untuk beberapa saat.

"jawab aja gas,," suara bariton itu menyentak bagas. Suara opa karel.

"maafkan bagas opa,," bagas kelihatan takut

"No problem gas, saya yakin. Kalau kamu menyayangi cucu saya, kamu pasti akan berjuang mendapatkannya serta bertanggung jawab terhadapnya" Ucapan opa membuat bagas tersentak

"Lampu hijau banget sih opa?" ucap karel sambil tersenyum.

"Gpp kan sayang, lagian opa liat selama ini arinda juga gak pernah punya pacar."

"yaa iyalah gak punya pacar, dia masih nunggu pangerannya!"

"maksud lo?" tanya bagas

"yaa ilah, kalau arinda tau lo itu adalah arthur dia bakalan gak segan-segan buat meluk lo atau bahkan gak bakalan ngebiarin lo pergi lagi." ujar karel kepada bagas. "Tapi sepertinya arin jatuh cintanya ke bagas deh opa. Soalnya kemaren malem, arinda nanyain bagas ke aku." lanjut karel lagi kepada opanya

"yah bagus dong kalau di jatuh cintanya sama bagaskara kurniawan, bukan sebagai arthur lagi" jawab opa bijak

"sama aja opa, orangnya itu juga" jawab karel lagi.
"Bagaskara arthur kurniawan!!" panggil opanya lagi.


"iya opa!"

"kalau serius, langsung lamar. Jangan ditunggu lagi atau nunggu pacaran. Opa gak suka!" lanjut opa lagi

"ngelangkahin karel dong, opa?" ucap bagas ke opa sambil melirik ke karel

"gas, shut up your mouth" dibalas karel dengan melotot

Bagaskara arthur kurniawan, sahabat kecil karel sewaktu kecil bagas dipanggil arthur oleh kedua orang tuannya, namun setelah kejadian kecelakaan yang menewaskan kedua orang tua bagas dia tak mau dipanggil dengan sebutan arthur lagi. Harta kedua orang tuanya diambil oleh om dan tante bagas dan bagas diusir dari rumah nya sendiri, Akhirnya bagas pindah ke singapura ke opanya karel, orang yang sudah bagas anggap opanya juga. Arinda kecil dan arthur dulu sangat dekat, bahkan sangat dekat. Arthur sangat melindungi arinda dulu. Namun setelah kejadian itu, arthur kecil tak pernah terlihat lagi didepan arinda. Dia menghilang bak dimakan angin. Namun satu hal yang tak pernah menghilang, rasa sayangnya terhadap arinda.
#Flashback Off


--

"arin, mau makan?" tanya bagas memecahkan keheningan mereka.

"Gak, bg bagas. Pulang aja, tadi mama sama kak el suruh kita pulang. Gak makan malam diluar kan" jawab arinda menatap diluar jendela mobil bagas

Tiba-tiba bagas menepikan mobilnya dan arinda terkejut melihat mobil yang berhenti.

"Kok berhenti bg?" tanya arinda

"gue mau ngomong.!"

"yahh, bicara aja!"

"arin,,, " panggil bagas lalu ia mengenggam tangan arinda

"Gue, sayang sama lo rin!" lanjut bagas lagi, bagas tak mau menunggu lagi untuk mengungkapkan isi hatinya.

Namun arinda terhenyak mendengarnya. Bukankah bagas sudah mempunyai istri? Apakah bagas meminta arinda untuk menjadi selingkuhannya ?

"Gak bisa bg, gue gak mau jadi selingkuhan lo!" ucap arinda langsung
Bagas yang mendengarnya terkejut. Apa maksud arinda?

"Selingkuhan? Maksudnya?" tanya bagas


"gak usah pura-pura bg. Lo dah beristri kan? Ngapain bilang sayang ke gue?" ucapan arinda membuat bagas heran. Istri??

"Arinda, gue masih single. Belum beristri, masih perjaka ting-ting. Lo denger kabar gila dari siapa?" Ucapan bagas membuat arinda terkejut. Sejenak arinda terdiam, dia mengerti sekarang. Kak el mengerjainya.


Sejenak mereka sama-sama diam.

"Gila, gue dikerjain kak el!" ujar arinda sontak bagas langsung mengerti dan tertawa.

"Lo, lucu banget sih. Percaya sama omongan karel. Ran-ran" bagas tertawa


Namun tidak dengan arinda, yang tadinya dia tertawa. Kini dia terdiam. Mendengar panggilan bagas terhadapnya membuat ia terkejut.

Panggilan rana hanya diucapkan oleh 2 orang oleh hidupnya, kak arthur dan papa. Namun papanya sudah memanggil.

"Lo siapa?" pertanyaan itu membuat bagas diam

"Gue? bagas lah?!"

"seenaknya lo nembak gue baru 3 hari kenal." Ucapan arinda membuat bagas diam

"lo, siapa? Gak ada yang pernah panggil gue dengan panggilan rana sekalipun itu mama. Cuma papa dan ...." Ucapan arinda mengantung

"dan arthur?" dilanjutkan oleh bagas

Arinda sejenak menangis, dia merindukan sosok penjaganya itu.

"kalau gue bilang, gue arthur lo bakalan percaya? Siapa yang bakalan lo sayang?" tanya bagas

"Jadi lo? Kak arthur?"


"hmm,, bagaskara arthur kurniawan, bodohnya lo gak ngenalin nama panjang malaikal lo ran"

Arinda menangis, melihat arinda menangis bagas tak kuasa untuk tidak memeluknya. Di peluknya adik sekaligus pengisi ruang hati yang bertahun-tahun dia rindukan bahkan saat pertama kali mereka bertemu, bagas tak kuat untuk menahan rindu.

"ran, gue bagas sekarang. Bukan arthur lagi. Nama itu hanya bakalan jadi kenangan buat gue dan nyokap bokap. Makanya gue memperkenalkan diri menjadi bagas. Karel tau, bahkan sangat tau dengan hal ini. Dia lagi nguji gue, ran. Sekuat apakah gue bertahan untuk menutupi identitas gue. tapi gue gak bisa! Gue terlalu dalam merindukan lo."

"gue sayang kedua-duanya. Gue sayang sama bagas yang dewasa dan gue sayang sama arthur yang jadi penjaga gue. Gue gak bisa milih!"

Bagas tersenyum kearah arinda ditatapnya hazel arinda yang selalu menenangkannya, dan ntah karena terbawa suasana ataupun karena rasa rindu yang mendalam. Bibir mereka telah menyatu, menyalurkan kerinduan yang ada.

"maaf.." ucap bagas

"rana, sayang kakak" lanjut arinda lagi.

"So, will you marry me?" ucapan bagas mengejutkan arinda

"kak bagas gak romantis banget sih." Ucap arinda manja

"Kakak, udah dituntut sama karel buat menyegerakan kamu. Dia mau kita gak pacaran, langsung nikah aja." Mendengar penuturan bagas, arinda terkejut. Ternyata kak el selalu menjadi peri cantik yang sudah menyiapkan segala hal untuknya. Termasuk bagas.

"I will.."

"segera aku akan lamar kamu didepan keluarga kamu. Sekarang kita pulang."


--


Sedari tadi, handphone mereka terus berdering karena sudah ditunggu untuk makan malam dirumah.


MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang