21

5.3K 320 0
                                    

"Lo gak dapat kabar apa-apa?"

"Kabar apaan, gas?"

Tiba-tiba bagas menarik karel ke ruang keluarga rumah itu. Hmm... rumah opa lebih tepatnya. Dinyalakannya TV lalu keluarlah sebuah berita headline news dari Indonesia, Jakarta.

Sudah hampir 3 minggu memang karel di singapura, ikut menstabilkan keadaan kantor yang agak sedikit kacau karena ulah tino cs. Ia juga sering dikabari dan mengabari bg ardy masalah informasi baru.

Namun saat ia melihat berita di TV singapura yang berasal dari Indonesia mengenai aksi teror yang dilaksanakan oleh sekelompok orang yang berasal dari satu atau mungkin dua kelompok radikal yang mengecam pemerintah di sebuah mal di pusat jakarta, ia sedikit terkejut. "Kenapa ia tak dikabari?" tanyanya dalam hati.

Sejenak ia teringat ucapan ardy beberapa jam yang lalu saat ia sedang dalam perjalanan bertemu dengan kiran tadi siang.

#Flashback on..

"Ada apa nelp bg?"

"Gue mau nanya kabar lo aja."

"Gue baik, lo gmn?"

"Sehat, lo lagi dimana? Nonton tv gak?"

"kagak, gue lagi dijalan. Lo lagi dimana?"

"Dijalan? Kemana? Gue lagi dimobil nih. Lagi jalan"

"Iya, janjian sama kiran bg"

"Salamin kiran yah"

"Sipp"

"udah selesai urusan di singapura?"

"Udah bg. Lo mau gue pulang ?"

"Lo jaga kondisi badan lo yah. Jaga kesehatan lo" ucapan ardy membuat karel sedikit bingung. "Lo bakal gue suruh pulang kalau udah waktunya. Jangan pulang ke indonesia sebelum lo gue panggil! Ngerti?" lanjut ardy lagi

"Iyee, cerewet banget lo. Udah dulu yah, gue mau naik kereta nih. Bye bg."

#Flashback off

Seketika tawa karel pecah dan membuat bingung bagas

"AHAHAHAHAH...."

"woy, lo kenapa??" tanya bagas

"AHAHAHAHA..." karel masih tertawa dan terus tertawa. Saat merasa tawanya sudah reda, ia lihat bagas sudah berdecak sebal sambil menonton berita

"Lo, gak ada niatan buat berangkat ke jakarta?" tanya bagas ketus

"Lo tau apa yang buat gue ketawa tadi?"

"Mana gue tau" ujar bagas lagi

"Tadi siang bg ardi nelp gue, dia lagi dijalan. Dia sempet nanyain gue nonton tv atau gak? Gue jawab aja gak. Gue lagi janjian sama kiran. Tiba-tiba bg ardy ngomong gini ""Lo bakal gue suruh pulang kalau udah waktunya. Jangan pulang sebelum lo gue panggil! Ngerti?" karena gue gak tau maksudnya akhirnya gue iya-iyain aja, padahal yah gue ngerasa kayak anak perempuan yang dibentak papanya sama bg ardy. Kali ini gue ngerasa bego banget.."

"Hahahaha" tawa bagas, padahal dari cerita gue gak ada yang lucu deh perasaan

"Gue rasa kalau gue belum dipanggil berarti mereka bisa menghadapi masalah ini dengan cepat. Gue kan tameng!" ucap karel

"Tapi el, kali ini lawannya gak sebanding sama team manapun. Kalau lo gak ada, tentu team lo gak bakal maju juga kan!"

"Hmm.. mungkin bg ardy mau lihat team yang lain gas. Selama ini bg ardy terlalu pilih kasih sama semua team"

"Yaa udah terserah.."

Karel dan bagas sepakat untuk menonton berita kali ini,

Terdengar dari berita 'Jaringan terorisme ini sama dengan jaringan terorisme yang ada diposo dan papua. Mereka mengembel-embeli jihad sebagai cara mereka untuk masuk surga'

Lalu suara reporter 'Semua unit yang ada telah dikerahkan untuk melumpuhkan jaringan terorisme ini namun hingga saat ini sudah lebih dari 6 jam belum ada titik terang untuk melumpuhkan jaringan teroris ini beserta mallnya'

'Dapat dipastikan, beberapa orang sedang menjadi sandera dalam peristiwa ini. Bahkan ada isu yang beredar bahwa pimpinan mereka sendirilah yang menjadi pemimpin peristiwa ini. Alfat Trisna'

Mendengar berita itu membuat nafas karel naik turun, ia tak menyangka hal ini bakal terjadi. Bahkan bagas pun melihat wajah karel yang terkejut.

"Apakah ini maksud dia bertemu dengan kiran dan berbicara mengenai hal itu?" ucap karel dalam hati.

Tiba-tiba karel mencari hpnya, menghubungi kiran.

"Ki,,,"

"Gue udah tau, ini alasannya el! Dia pengen bertemu lo."

"Gak ki,,"

"Gue bakal balik ke indonesia el"

"Jangan sekarang ki, masih gak aman!"

"Gue udah pesen tiket, nanti bg bima yang jemput gue dibandara. See u indonesia el!" telp terputus

"KI..." panggil karel

--

Pagi hari pukul 6 pagi waktu singapura. Suara dering hp memekakkan telinga penghuni kamar itu, dilihatnya id caller pada hpnya

"Haloo.." ucap karel dengan suara paraunya. Khas bangun tidur

"Ngeboo lo?"

"Apaan bg?"

"Pulang kejakarta sekarang!"

"Yaa elah. Udah 2 hari, baru lo panggil gue pulang. Gue kira lo gak butuhin gue lagi!"

"Jangan banyak bacot, pesawat lo jam 10. Buruan ya, gue tunggu di jakarta"

"Pesawat komersil?"

"Gak lah el, pesawat milik TNI. Gue udah izin terbang kok buat jemput agent terbaik gue"

"Eleh,, gembel.. Ada yang jemput gak? Masa gue naik taksi ke markas?"

"Ada, nanti Tika sama Reno yang jemput lo. Sampainya lo dijakarta lo gak perlu kemarkas langsung ke TKP intinya mereka akan nganter lo, semua peralatan lo udah gue sediain disini."

"Sipp"

"Sesampainya lo di TKP, semua anggota lo juga bakalan sampai disini."

"Iyaaaa,, thankss.."

"Jangan tidur lagi el!"

"Iyaa, cerewet banget kayak emak-emak"

Ardy baru saja menelpnya, setelah 2 hari tak ada habisnya baku tembak terus berlanjut, karel tak kunjung dipanggil oleh ardy. Ia merasa jadi anak tiri sekarang. Takkan ada yang menyangka kalau aksi terorisme ini akan terjadi berhari-hari. Untungnya para korban sekitar mall dapat dievakuasi atas kesepakatan mereka.

"Gue balik ke indonesia dulu gas" ucap karel memanggil bagas. Dia sudah mempersiapkan diri. Sepatu hitamnya, celana jeans ¾ dan baju berlengan panjang berwarna hitam yang sangat pas dibadannya. Digenggamannya ada tas jinjing kesayangannya serta koper oleh-oleh dari singapura.

"Hati-hati,, titip negara!"

"Negara masa dititip ke gue?"

"Lo kan penjaganya.."

"Udah, gue berangkat. Bye.."

--

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang