42

4.7K 231 3
                                    


"Siapa pelakunya?"

"Belum ada petunjuk yang mengarah ke tersangkanya, kak"

"Menurut lo, apa yang akan lo lakuin kalau lo adalah seorang psikopat?" tanya seorang laki-laki yang umurnya lebih tua dari pada dua gadis cantik yang sedang berbincang itu. Sang gadis kedua menjawab dengan gelengan. Sementara gadis yang pertama tampak berfikir.

"Kalau... gue jadi sang pembunuh. Gue gak bakalan ada di TKP. Gak mungkin pembunuhnya hanya mengejar harta korban. Yang hilang hanya sebuah Hp dan beberapa map milik perusahaan korban. Berarti dia ngejar hal yang lain?" analisa gadis pertama

"Sementara di dalam tas korban ada uang ratusan juta rupiah, tapi kenapa dia gak nyentuh uang itu sama sekali" ujar gadis kedua ikut menganalisa

"Ini bukan sekedar kecelakaan, fio. Ini kasus pembunuhan, jelas-jelas remnya mobil korban ngeblong dengan sengaja. Bisa jadi kabel minyak remnya udah kepotong sejak dirumah dia pagi hari dan bisa juga saat ia dikantornya" ujar laki-laki tadi, Leon.

"Al?? menurut lo?" tanya leon kepada sang detektif cantik yang amat pintar menganalisis.

"Dia bukan ngincer uangnya le, lebih ngincar Hp beserta isinya. Karena dilihat dari urutan kejadian. Sepertinya yang pertama kali diambil itu hp korbannya, baru ke dashboard mobil mengambil dokumen itu. Pelakunya sudah menganalisis bahwa kejadiaan itu bakalan terjadi disini. Pelaku adalah orang terdekat korban" ujar sang gadis yang dipanggil al

Aleana Ryu, sang polisi detektif yang saat itu bekerja di Los Angeles. Ia sangat terkenal menyelesaikan kasus-kasus yang sulit dipecahkan. Tak banyak kelebihannya, namun yang ia tau ia punya skill dalam bidang ini.

Al, panggilan sang gadis cantik dengan perawakan cantik khas indonesia. Sudah 10 tahun semenjak al tidak kembali kerumahnya di indonesia. Saat ini umurnya sudah mau menginjak 25 tahun. Tepat dibulan Maret ini. Bahkan saat papanya meninggal pun ia tak berani pulang karena kelakuannya pada masa lampau.

Al remaja adalah wanita yang cerdas, banyak yang mengaguminya. Selain pintar, cantik dan banyak teman. Saat itu ia berada di kelas 3 SMP, saat kejadiaan mengenaskan yang merenggut kehormatannya. Ia merasa harga dirinya hancur seketika. Ia merasa telah dilecehkan oleh sahabat laki-lakinya.

Semenjak saat itu, al bukanlah menjadi gadis manis yang periang lagi. Hidupnya dikabuti oleh kabut hitam kelabu. Keluarga pun telah berusaha untuk mengembalikan keceriaan gadis berumur 15 tahun itu. Tapi sayang, ale merasa rendah berada dikeluarga itu.

2 bulan, semenjak kejadian itu. Tepat saat ulang tahunnya, ia mendapati papanya yang terkapar pingsan karena syok dilantai sambil mengenggam sebuah foto. Fotonya bersama laki-laki yang telah merenggut harga dirinya. Papa saat itu marah besar dan ale hanya bisa menangis. Hingga ia memutuskan untuk pergi dari rumah. Rumah papanya.

Bukan tidak ada campur tangan opa dalam masalah ini. Opa lah yang mengirimkan aleana ke LA untuk menenangkan diri. Ale hanya takut bertemu dengan keluarganya. Ia takut mencoreng nama keluarga.

--

"Pembunuhnya adalah adiknya sendiri" ujar aleana tiba-tiba masuk kedalam ruangan leon dan menyerahkan beberapa berkas ke meja kerja Leon.

"Maksud lo.." tanya leon lalu mengambil berkas yang ada dia atas meja itu. Kasus itu sudah bergulir 1 minggu namun belum ada titik terangnya.

"Adik korban, Jeremy. Alibi nya gak cukup untuk memastikan kalau dia lagi ada di kantornya saat itu. CCTV yang ada di ruangan jeremy dan korban sama sekali gak aktif. Sepertinya sengaja dan lo liat sendiri diberkas itu, kalau si korban adalah ahli waris dari perusahaan mereka. Terakhir kali korban pergi adalah ke kantor pengacara keluarga untuk mengambil dokumen yang hilang di dalam mobilnya."

"Bukannya terakhir kali korban ketemu dengan temannya ya? jangan bawa-bawa dendam lo dikasus ini, al."

"Iyaa, Di café Jeberr. Ternyata setelah itu dia ke kantor pengacara dulu. Dan dikantor pengacara itu lah, kabel rem mobil korban dipotong dengan asal sama orang suruhannya mungkin. Gue gak bawa-bawa dendam kesumat gue dalam kasus ini, le. Ini pure tugas gue sebagai polisi"

"Jadi, dia diikuti?"

"Yaps, gue dapat rekaman CCTV saat mobil korban ke kantor pengacara dan ada mobil lain yang ngikutin dia dari belakang. Kalau mobilnya udah di pretelin semenjak dia dikantor atau semenjak dia dicafe dia pasti udah kecelakaan di jalan menuju kantor pengacaranya le."

Suara dering handphone mengagetkan ale dan leon yang sedang berbincang..

"Kak,. Kita dapet bukti baru." Ucap fio yang sedang menelpon ale

"Apa?"

"Jeremy pernah terkena kasus pelecehan seksual dulu, udah lama banget. Kakaknya jeremy ini mengetahui hal itu. Kakaknya jeremy punya bukti foto dan video atas kelakuan jeremy. Jeremy pengen ngilangin bukti itu supaya dia bisa jadi pewaris yang sah tanpa diikuti oleh keserakahan kakaknya. Perebutan kekuasaan kak"

Aleana terdiam,, dia tak bisa berkutik.. Semua orang akan tau, masa kelamnya.

"Lo tau dari siapa?"

"Dari Lusi, tunangan jeremy"

"Kok bisa? Kita udah nyelidikin lusi kan fio? Kenapa lusi...?"

"Itu juga jadi pertanyaan gue kak. Lusy diancam jeremy setelah dia tau kebenarannya langsung dari kakaknya jeremy. Lusy tau semuanya kak."

"O..key,, gue tau.." ujar aleana gugup. Lalu mematikan panggilan telp fio

--

"Tangkap dia!" ujar leon memberi perintah.

"Tapi le,, semua orang bakalan tau kalau gue...."

"Lo korban jeremy?"

"Hmm.." gumam aleana mengangguk

"Ia, dan ini cara lo balas dendam ke dia al. Dengan dia ada di LA aja udah bikin takdir datang ke lo, agar lo mengungkapkan kebenarannya. Come on al!"

Semenjak kejadiaan itu, aleana dipanggil sebagai saksi yang memberatkan jeremy untuk kelakuan masa lalunya. Jeremy mungkin akan dihukum penjara selama 10 tahun karena kasus pelecehan seksual dan pembunuhan berencana kakaknya.

--

Aleana berjalan memasuki apartemen mewah yang sudah hampir 10 tahun ia tempati. Waktu sudah larut malam dan ia baru bisa pulang karena sehabis pulang kantor pada sore hari ia diajak oleh fio dan teman-temannya untuk makan bersama.

Lantai 15 apartemennya, aleana tampak lesu setelah bekerja dan tak bisa terlelap dengan nyenyak karena kasus pembunuhan yang amat menguras pikiran dan tenaganya beberapa hari terakhir ini. Saat berjalan kearah pintu apartemennya, ia terkejut melihat seseorang yang sedang menunggu didepan pintu apartementnya.

Sosok laki-laki yang sudah cukup lama tak ia temui. Aleana tersenyum lalu menyapa laki-laki itu dan mempersilahkan ia masuk.

==

"Jadi apa yang ngebawa lo ke LA?"

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang