11

6.3K 386 1
                                    

"mah, liand pulang nih!" teriakan liand menggema dirumah ini

"Berisik!" ucap karel lalu menjitak kepala adiknya namun hanya dibalas dengan meringis oleh liand

"Mandi dulu, iand!" suruh mama

Liand dan karel sampai dirumahq pukul 7 malam. Lalu mereka segera kekamar masing-masing untuk mandi dan bersiap makan malam.

Pukul 7.30 malam. Meja makan sudah terisi dengan banyak makanan. Mencium bau masakan dari arah dapur membuat liand ingin segera makan

"Aliand laper,, " teriak aliand saat sudah ada dimeja makan

"sabar dong li, kamu harus tunggu semuanya keluar dari kamar dan kita makan bersama." Suara bariton, tegas dan dingin itu, liand mengenalinya. Liand berbalik, matanya tak berkedip melihat orang yang ada di depannya saat ini.

Seorang laki-laki paruh baya yang selama ini ia rindukan. Opanya Ferendra fernand.


Liand, langsung memeluk opa. Sosok papa yang melekat pada opanya membuat dia menguraikan air matanya.

"jangan nangis li, opa disini. gak bakalan lari. Gak malu diliatin mami, mama, sama kak el tuh. Cowok kok nangis" ucap opa


Benar saja, mami, mama, dan karel sudah duduk manis dimeja makan bersiap untuk makan malam.

"Biarin opa. Liand gak perduli. Nangis Cuma sekali-kali aja kok."

"Gue share instagram ah. Biar satu indonesia tau betapa jeleknya seorang aliand nangis." Ucap karel meledek liand

"share aja, Yang ada, mereka makin tergila-gila sama gue kak."

Karel mendengus, Sepertinya ia salah meledek adikknya ini. Opa dan aliand sudah duduk dimeja makan kembali.

"Eh, iand. Gara lo gandeng-gandeng gue ke lokasi lo tadi. Followers gue nambah, pada bully banget sih fans lo."

"Itumah fans abal abal kak."

"Arinda mana?" pertanyaan opa membuat aliand dan karel menghentikan pembicaraan mereka.

"Belum pulang shooting kali? Atau makan malam diluar lagi?" jawab karel

"Tadi kan mama udah ngingetin untuk gak makan diluar ke mereka" ujar mama mengingatkan

"gue coba telpon kak arin." Selang beberapa saat. "gak diangkat kak," lanjut liand lagi

"biar opa yang telp bagas" "gak diangkat juga!" balas opa lagi

"liand udah laper banget, mama!" manja anak ini tidak pernah lepas saat bersama keluarganya

"Ya sudah, kita makan duluan aja. Semoga gak terjadi apa-apa sama mereka" Opanya memberi solusi dan mencoba menenangkan

--


Hampir selesai makan malam, arinda dan bagas tak kunjung datang. Karel mulai cemas, namun saat ingin mencoba menghubungi seseorang. Dia mendengar suara mobil masuk kepelataran parkir rumah mereka.

Karel bernafas lega, ternyata mobil bagas. Dia akan menjitak kepala bagas setelah ini.


"Assalamualaikum,,, arinda ...."


Suara arinda tertahan karena dilihatnya opa yang sedang duduk manis dan berbincang-bincang dengan liand dan mami.

"OPA!!" teriak arinda. Dia langsung beringsut memeluk opa yang masih kelihatan gagah di sekitar umur 60 tahunnya

"Lama banget kalian pulang? Opa makan malam duluan deh. Habis laper" ucap opa

"Maaf opa,," ucap arinda tetap memeluk opa.

"maaf opa, tadi ada sedikit masalah" Ucap bagas.

"Masalah?" tanya karel yang tiba-tiba datang. Lalu dia menjitak kepala bagas.

"Auuwww... El!" ringis bagas. Sementara yang lain hanya cengo melihat kelakuan karel dan bagas.

"Gue dah bilang, kalau ada apa-apa itu kabarin gas!"

"Maaf El, tadi itu gue sama arinda.." balas bagas namun tertahan

"Apa??" tanya karel lagi

Bagas melihat lalu tersenyum kearah arinda. Melihat pandangan ini. Karel menghela nafasnya, dia yakin bagas sudah memberi tahu arinda mengenai bagas adalah arthur, hubungan mereka bukan lagi sekedar kakak-adik tetapi sudah mempunyai komitmen mungkin.

"Opa,," panggil karel menginterupsi semua orang yang ada dirumah "Lebih baik nikahin nih dua bocah. Dari pada nanti jadi gila! Dari tadi aku liatin mereka berdua, Senyum-senyum kayak orang gila. Payah jatuh cinta sih!" ucap karel lalu beranjak dari ruang keluarga

"Ehh.. Stop !!" ucap arinda dan bagas bersamaan

"Apa?" karel berbalik dan mendapati adik dan sahabatnya sedang memasang muka kemarahan.

"Apa maksud kakak, dengan bil..?" ucapan arinda tertahan

"Bilang bagas dah beristri? Kalau gue gak bilang gitu, lo gak akan tau mana yang namanya jatuh cinta dan mana yang namanya kagum?"

"thur, titip adik gue. janji lo tadi pagi bro..!" teriak karel lagi dan melenggang keluar ke arah garasi rumah.

Mendengar nama arthur, mama, mami, dan aliand kini mengerti maksud karel. Arinda sudah lama menunggu sang pujaannya.

"Gue nikahin langsung!" teriak bagas. Mendengar hal itu wajah arinda bersemu merah

Akhirnya bagas menjelaskan semuanya ke mama, mami dan liand. Ia juga meminta restu dan langsung melamar arinda kepada opa.

Opa setuju, dengan syarat pernikahan itu dilaksanakan 2 minggu lagi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Dan sebagai hadiah langkahan terhadapnya, karel meminta ...
--

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang