27

4.6K 303 0
                                    

"Jadi bener kak el ada disini?" tanya liand. Mereka kini sedang berada didekat mobil andra yang terparkir sambil menikmati air mineral mereka masing-masing

"Hmm.. " ucap andra mengangguk

"Kenapa gak pernah kasih tau gue bg? Ini bahaya buat dia." Sentak liand

"Lo salah!" "Kalau lo ngomong kayak tadi, lo gak kenal 100% sama kakak lo!" lanjut andra

"Sejak kapan?"

"4 tahun yang lalu" sentak andra yang membuat liand lebih terkejut lagi

"Gue pengen ketemu dia!" ujar liand dan ingin beranjak

"Ini berbahaya buat lo, kakak lo udah terlatih iand" ujar andra mencegah

"Dia dimana sekarang?"

"Didalem, ini udah hampir 5 jam dia didalam dan belum keluar" ujar andra. Suara tembakan sudah tak terdengar lagi. Tiba-tiba tampak ardy keluar dari baraknya.

"Kalian berdua tunggu disini" ujar andra.

"Dia siapa iand?" tanya arfan

"Sahabat kak el, beberapa kali gue ketemu sama dia dirumah. Dulu kak el sama dia deket. Sangat deket. Tapi gak tau deh sekarang" ujar liand

--
"Ada apa bg?"

"Semua sandera udah dibebasin. Gue mau masuk, seperti biasa A1 tiba-tiba melepaskan earphonenya saat bekerja"

"Pinjam earphone lo" ujar andra mengambil earphone milik ardy. Mencoba untuk menghubungi karel tapi tak ada respon

"Lo stay disini, gue mau bantuin team firman sama team karel yang udah keluar gedung" ujar ardy dan menemui reno yang sedang ditangani oleh para medis untuk meminjam earphonenya
--

"Liand..." tepuk seseorang kepadanya yang sedang menunggu dan tak diperbolehkan beranjak. Liand menoleh.

"Kak Kiran.."

"Lo ngapain disini?" tanya kiran

"Gue..."

"nungguin kakak lo?"

"hmm.." liand mengangguk

"Ran,," panggilan seseorang mengalihkan perhatian liand dan kiran

"Ndra.." sambut kiran

"Lo ngapain kesini?" tanya andra

"Gue pengen ketemu dia ndra, kesini sama bg rama kok!"

"Yaa udah, kita nunggu disana deh. Soalnya pada mau evakuasi jenazah sama korban" ajak andra kepada liand, arfan dan kiran. Andra mengajak kedaerah seberang TKP, kira-kira 200 meter dari jarak TKP

"Udah selesai bg?" tanya liand

"Belum, kakak lo belum keluar. Dia nyuruh evakuasi korban terlebih dahulu"

"Lo bisa komunikasian sama dia ndra?"

"Lo pake earphonenya yah ki. Kalau ada kabar, kasih tau gue" ujar andra memberikan earphonenya kepada kirani.

"Sipp"
--

Semua korban dan para tersangka sudah dievakuasi dari TKP. Namun belum ada tanda-tanda karel dan alfa yang akan keluar dari gedung itu. Firman serta dibantu ardy dan beberapa teamnya menyisir daerah gedung untuk mencari mereka karena karel yang lost contact.

"Copy bos.." suara dari earphone yang sedang digunakan kiran. Kiran beranjak dari duduknya lalu berjalan kearah andra.

"Karel.." panggil kiran

"Kiran..." balas karel

"Bawa dia pulang el.." ujar kiran lagi

"Hmm, iya ran"

Lalu earphone beralih ke andra, andra bahagia mendengar suara karel. Pertanda dia baik-baik aja. Andra berjalan kearah gedung sambil berkomunikasi dengan karel. Saat sudah memasuki gedung mall ia mendengar teriakan karel dibalik earphone yang andra pakai. Hingga terdengar 2 kali suara tembakan dari arah lantai 2 gedung ini.

Andra yang ingin kearah suara tembakan mendengar lagi dari earphonenya bahwa karel berteriak menginstruksikan agar semua orang yang ada didalam gedung untuk keluar dari gedung mall ini. Andra yang awalnya tidak mau beranjak dari tempatnya dan ingin berjalan kearah yang berlawanan dari instruksi karel dihalangi oleh ardy. Ardy menarik andra untuk mengikuti instruksi karel.

"Lo apa-apaan sih bg?" sentak andra memarahi ardy dan memberontak

"Lo tunggu disini. Lo inget dia gak mau dibantah. Dan dia gak mau lo kenapa-kenapa. Percaya sama dia ndra." Ujar ardy

"Lo harus percaya dia!" bentak ardy lagi
Suasana sedikit ricuh diluar gedung mall. Semua orang yang ada disekitar TKP diminta untuk menjauh dengan radius 500 meter. Semua orang sedang menunggu, apa yang akan terjadi. Termasuk liand dan kiran. Mereka beranjak dan mendekati andra dan ardy yang sedang cemas menunggu-nunggu di pintu utama.

Sudah hampir 4 menit, tapi tak ada satupun yang terjadi. Tiba-tiba tampak dari pintu utama, karel yang sedang memapah alfa yang sudah bersimbah darah. Senyum merekah di wajah andra, ardy, liand dan juga kiran. Bahkan om keenan juga tersenyum

Namun saat mereka masih berjalan dipintu depan, suara ledakan dari dalam gedung terdengar hingga radius berkilo-kilometer. Lalu suara ledakan kedua yang amat besar mengakibatkan pecahnya kaca-kaca seberang jalan gedung mall.

Dari ledakan kedua itu, alfa dan karel terhempas jauh sampai 100 meter dari tempat awal mereka berdiri tepatnya kearah jalanan. Semua orang tercengang, andra bahkan berteriak sangat kencang dan berlari menghampiri karel

"El, bangun." Ucap andra sambil menguncangkan kepala karel. namun tak ada respon apapun darinya. Andra menitikkan air matanya. Ada bercak darah diwajah karel seperti terkena kaca.

"Kak El,, " panggil liand cemas. Mengecek urat nadinya. "Dia masih hidup bg" ujar liand lagi

"Tunggu,," ujar arfan. "Ada darah di baju kemeja bg andra"
Mendengar penuturan arfan semua orang melihat kearah andra, andra juga ikut tercengang. Masih dipangkunya kepala karel, tangannya juga ada darah.

"Karel.." panggil andra setelah menyadari kalau itu adalah darah yang berasal dari kepala karel.

"Ambulans.." teriak ardy
--

Sementara Alfa, juga sudah diamankan oleh pihak Densus 88 dan dibawa kerumah sakit Polri. Alfa masih sempat membuka matanya, bahkan dia tersenyum melihat wajah gadis, papa dan kakak-kakaknya yang tersenyum kearahnya.

"Maafin Al, pah!" ujar alfad sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri.

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang