28

5.2K 326 0
                                    

Riuh suara ambulans menggema disebuah rumah sakit. Rumah sakit Polri milik pemerintah ini sedang dipenuhi oleh banyak pasien yang datang baik korban meninggal dan korban luka-luka. Beberapa korban dirujuk kerumah sakit lain untuk mendapatkan pertolongan yang lebih cepat.

Sebuah mobil Ambulans dan mobil pajero sport berwarna silver masuk ke pelataran rumah sakit milik polri ini.

"Suster, tolong sus!" teriak orang yang keluar dari mobil

Lalu beberapa orang perawat mendatangi mereka, membawa pasien dari mobil ambulans dan mobil yang satunya lagi untuk keruang yang ICU. Entah apa yang dilakukan didalam, pertolongan pertama dan segala jenis tindakan penyelamatan pasien dilakukan oleh para tenaga medis.

Sudah hampir 1 jam menunggu, namun belum ada tanda-tanda akan kedatangan dokter yang menangani keadaan mereka.

Cklekk.. Ruang ICU terbuka, seorang suster dan dokter keluar.

"Dokter bagaimana keadaan mereka?" panggil ardy

"Saya menangani alfat, dia kritis. Ledakan Bom menyebabkan kepalanya terbentur serta ada penggumpalan darah dikepalanya dan ada luka tembak dibahu yang mengenai pembuluh darahnya. Dia masih bertahan sampai saat ini bahkan ia sudah sadarkan diri. Kami sudah melakukan tindakan pertolongan pertama dan akan melakukan operasi untuknya. Oia, Dia ingin bertemu dengan papanya. Silahkan masuk" ucap sang dokter

"Bagaimana dengan pasien yang satu lagi dok?" tanya kiran

"Dia ditangani oleh dokter lain, tunggu aja yah"


--

"Pa.. Maafin aku yang udah jadi anak durhaka buat papa dan mama"

"Husstt,, yang penting kamu sehat al. Papa pengen kamu balik lagi ke kita, kita semua"

Ujar om keenan

"Gak pa." ucap alfat menggeleng. "Aku gak akan bertahan lama, pa" lanjut alfat

"Gak fa. Kamu ngomong apaan sih? Jangan ngaur" ujar om keenan menguatkan alfa dan dibalas dengan senyuman khas alfa yang tercetak dari papanya

"Pa,, di saku jaket ku, ada flashdisk yang akan bawa papa sama bg ardy buat nangkap semuanya. Ini cara aku untuk menebus kesalahan ku, pa. Sampaikan maaf ku untuk karel, dia udah tau semuanya. Dia akan bantu papa nangkap yang lainnya" ujar alfa dengan suara seraknya

"Papa, akan tetap bangga sama kamu" ucap papa keenan seraya mengelus rambut alfa

"Pa, tolong panggilkan kiran"
--

"Kamu kenapa nangis?" tanya alfa, namin kiran hanya menggeleng

"Jangan nangis, kita akan ketemu lagi nanti. Nanti, Diwaktu yang abadi dan gak ada lagi yang misahin kita."

"Jangan ngomong gitu, kamu pasti bakalan sembuh kok" ujar kiran sesegukan

"Karel gimana keadaannya?"

"Belum dapat kabar apa-apa"

"Kamu kok pucet banget sih ran? Istirahat yang cukup kalau aku gak ada disamping kamu, kamu harus sering-sering istirahat jangan lupa minum obat" ujar alfa sambil mengelus wajah kiran yang sudah pucat dan dingin menahan sakit di tubuhnya.

"Hmm.." gumam kiran seraya mengangguk

"Titipkan pesan dan salam ku, untuk mas ardy dan mas andra. bilang ke mas ardy untuk tinggal dirumah papa lagi,,, sampaikan salam ku juga untuk karel dan bilang ke mas andra untuk menjaganya. Jangan biarkan dia dalam bahaya lagi" ucap alfat

"Iyaa.." kiran mengangguk "Aku sayang kamu fat" ujar kiran lalu mengecup kening alfat

"Aku lebih ran" ujar alfa lalu ia memejamkan matanya seraya menikmati ciuman pemberian kiran.

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang