41

4.4K 266 9
                                    

"Lo yang bego, kenapa lo biarin dy yang nembak gue?" marah andra

"Dia yang minta, lagian kalau gue nembak lo. Gue bakalan nembak langsung kepala bego lo!" bela gio pada dirinya sendiri

"Gue gak bego! Kalau gue nyelamatin kalian dan ngebiarin kalian masuk kemarkas itu tuh para petinggi pemberontakan gak bakalan keluar dari markasnya. Gue gak ada pilihan lain selain nembak kearah kalian" ujar andra

"Kenapa gak ngasih kode sih ndra?" ujar ardy

"Gue udah ngasih kode ke ryan yang jadi sandera mereka" ujar andra

"Ryan ketembak andra, oon. Langsung dilariin ke rumah sakit" ujar gio

"Gue baru dikasih tau salah satu anggota Densus saat ryan lagi diperjalanan ke rumah sakit. Ryan tadinya mau bilang langsung kegue, tapi karena situasi malahan dy yang ketembak di perutnya. Makanya gue telat datangin kalian" ujar ardy

"Lo juga, kenapa pura-pura mati sih?" ujar gio

"Huft, strategi. Biar si bangsat fiko itu keluar dari sarangnya" ujar andra

"Iya, karena lo Calon istri lo sendiri masuk rumah sakit"

Mereka sedang berada di rumah sakit TNI Palangkaraya kalimantan saat ini. Menunggu operasi penganggkatan peluru karel. Peluru ditangan andra sudah dikeluarkan tanpa operasi. Ya tembakan karel tak meleset sedikit pun. Andra hanya sengaja tersungkur untuk mengelabui para lawannya.

"Kenapa dia ikut sih bg?" tanya andra ke ardy

"Dia maksa, ndra. Lo gak tau seberapa khawatir dy ke lo saat lo hilang bahkan gue ngira lo udah mati. Kalau gak karena karel yang nguatin gue supaya percaya lo masih hidup, sampai detik itu gue gak akan percaya" ucap ardy

"Ini salah gue.." gumam andra. Lalu pintu ruang operasi terbuka.

"Gimana dok?" tanya andra kepada sang dokter.

"Operasi berjalan lancar, dia banyak mengeluarkan darah alhamdulillah stok persediaan darah PMI ada. Cuma tembakan dipundaknya menyebabkan matinya beberapa syaraf sekitar tangan kanannya. Tapi masih bisa diobati dengan terapi. Kita tunggu dia sadar dulu baru kita cek lagi" ujar sang dokter yang membuat helaan nafas dari andra dan gio.

"Makasih dok"

"El, Please bangun. Gue butuh loe. Semua karena gue, loe kenapa pake ikutan nyari gue segala sih?" ujar andra dalam hati sambil menggenggam tangan kiri karel yang terbebas dari jarum infus. Lalu ia terlelap
--

Matahari bersinar dengan terik pagi ini di Kalimantan. Suasananya sudah tidak semencekam beberapa minggu yang lalu. Hari itu, beberapa jam setelah operasinya. Karel sudah membuka matanya. Ia sudah sadar pukul 5 dini hari tepat saat adzan shubuh berkumandang disana.

Saat membuka matanya, hal yang pertama kali ia lihat adalah pengisi hatinya. Andra. Karel tersenyum melihat andra yang masih menjaganya walaupun banyak luka yang andra dapatkan. Bahkan luka bekas tembakannya ke andra pun masih ia lihat.
Sudah pukul 8 pagi, suara ketukan pintu membangunkan andra yang sedang menikmati tidur nyamannya walaupun sambil terduduk. Karena selama pemberontakan terjadi, andra bahkan tak dapat tidur sama sekali.

Ketukan pintu tadi berasal dari suster penjaga yang akan mengecek keadaan karel. andra yang masih setengah sadar tidak memperhatikan bahwa karel sedang tersenyum melihat muka kusut andra yang baru bangun tidur. Tidak menawan sekali.

"Pagi mas,," sapa suster itu ke andra

"Pagi sus.." jawab andra masih menguap

"Selamat pagi mbak.." Sapa suster itu ke karel yang hanya dibalas karel dengan senyuman. Andra yang melihat itu tercengang,

"Ehh kok.." ujar andra

"Saya cek infus sama tekanan darahnya dulu yah mbak. Tadi malam Tekanan darah mbak turun" ujar suster kepada karel.

Andra? Dia hanya diam. Masih merasa bersalah. Pasti.
--

"Kok gak bangunin aku?"

"Tidur lo nyenyak banget ndra. Gak tega gue bangunin lo"

"Masih sakit?"

"Pertanyaan bodoh. Ya sakit lah!" ujar karel tak habis pikir dengan pertanyaan andra

"Kamu kenapa pake nyusulin aku kesini?" tanya andra

"Gue khawatir.."

"Tapi karena aku, kamu jadi.."

"Celaka? Dan itu luka dilengan lo karena siapa? Gue kan?"

"Tapi el, aku dah bikin kamu dalam bahaya.."

"Udah deh, gue gak kenapa-napa. Jangan dibahas lagi. EH,, tunggu deh sejak kapan pake AKU-KAMU? Bukannya GUE-LO lagi?"

"Eh,,," andra terkejut ia tak menyangka ini akan terjadi

"Intinya, mulai hari ini. GUE-LO bakalan jadi AKU-KAMU. Titik!!"

"Otoriter" dengus karel kepada andra

--

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang