20

5.4K 304 0
                                    


"Ladies and the gentleman, This is Ana Fernand!" ucap bagas memperkenalkan karel ke semua karyawan yang ada di ballroom itu. Semua orang terperangah melihat CEO mereka secara langsung, bahkan para Satpam, Cleaning service serta Office boy dan Office girl yang ada disana juga terperangah.

Semua ini sudah bagas dan karel rencanakan. Mereka sudah tak ingin lagi ada yang ditutupi dari karyawannya.

"Senang berkenalan dengan kalian semua" ucap karel sopan dengan senyum khasnya

"Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu saya untuk mengungkapkan kasus ini. Saya tidak bisa sebutkan satu per satu orangnya tetapi saya akan berikan reward untuk kalian semua yang telah membantu saya" ujar karel lagi sehingga mendapatkan tepuk tangan dari semua orang disana

"Perusahaan ini sedang saya kembangkan di London. Jadi saya mohon doanya semoga semuanya lancar. Fernand Inc Singapura akan tetap dipegang oleh adik saya Bagaskara Kurniawan. Satu permintaan saya kepada kalian semuanya, saya mohon pertemuan kita hari ini, untuk tidak disebarkan. Saya hanya ingin melindungi perusahaan kita dari hal-hal yang dapat merugikan kita semua juga"

"Terima kasih lagi atas kehadirannya, sebagai hadiah saya untuk semua orang yang ada digedung ini. Kita semua akan makan bersama di sini. Di ballroom ini. Saya sudah mempersiapkan semuanya, hari ini free kerja." Ucapan penutup karel mendapat sorakan bahagia dari semua orang yang ada diballroom itu

--

"Traktiran ala Fernand hmm??"

"Yaps, seenggaknya ini bisa menyegarkan otak karyawan lo yang udah lo buat tegang!"

"Yaa elah el, lo kan tau. Gue gak bakat dalam hal sidik menyidik"

"Ya belajar lah gas, kepintarannya gak dipake. Main hati terus sih lo!"

"Oia, apa reward untuk para Satpam, Cleaning service serta Office boy dan Office Girl yang membantu lo?" tanya bagas

"Kepo deh lo!"

"jangan main rahasia-rahasiaan sama gue el!"

"Gue udah bilang ke Delvi buat naikin gaji mereka 50%nya. Serta kebutuhan mereka yang lain, yang gue rasa mereka perluin. Contoh, lihat pak amir sang satpam jujur dia sekarang lagi butuh motor buat berangkat kerja dan ngantar anak-anaknya kesekolah setiap pagi. Hmm, liat itu desi sang cleaning service yang kuliah sambil kerja, gue beasiswain dia sampe sarjana."

"Gue bangga sama lo!" ungkap bagas

"Eh, masih ada 1 rahasia lagi" ungkap karel

"Apaan?"

"Beberapa hari yang lalu, gue beli hotel di sekitaran ancol. Keren deh hotelnya"

"Ahhh... Yaa ampun"

"Gak apa-apalah gas, investasi hari tua. Jadi gue gak bakalan nyusahin anak cucu gue nantinya kalau gue tua nanti"

"Sekarang lo aja dah tua!" ujar bagas lalu menghindar dari karel

"Bagas" teriak karel

--

"Lo apakabar?"

"Baik, lo? Kapan mau balik ke Indonesia? Gak capek disini?"

"Sangat baik. Gak tau lah el. Gue lebih nyaman disini"

"Nyokap lo kangen lo tau!"

"Gue yang bakal bawa nyokap kesini. Indonesia gak aman buat gue el!"

"Yah, masa kalau gue mau curhat harus terbang kesini dulu?"

"Lewat telp kan bisa bodoh! Jaman udah canggih kali!"

"Yaa elah ki, gak enak curhatnya lewat media. Enak nya ketemu langsung gini"

"Ya udah, gantian aja. Kalau gue lagi libur, gue yang keindonesia!"

Sejenak mereka terdiam, karel sedang memikirkan sesuatu.

"Lo kenapa?" tanya seseorang disebelah karel

"Kangen .."

"Kangen gue atau kangen si onoh!!"

"Ihh, kiran.."

Kirani amanda, sahabat karel. Dulu mereka sama-sama menetap di Indonesia, satu SMA dan Satu Universitas. Kini kiran sedang bekerja di singapura, disebuah perusahaan asuransi terbesar di singapura. Satuhal lagi kirani sekarang sedang mengidap leukimia stadium akhir, tapi dia sama sekali gak lemah.

"Beberapa hari yang lalu gue ketemu dia" ucap kiran

"Dia siapa??"

"Musuh lo!"

"Musuh?"

"Kebanyakan musuh sih lo!"

"Kiran!" geram karel

"Sahabat lo yang satunya" ujar kiran. Karel menghela nafasnya sejenak lalu menatap langit sore singapura yang cerah

"Dia bukan sahabat gue"

"Ya ya, terserah lo"

"Kok bisa ketemu? Lo gak diapa-apain kan?"

"Gak el, bahkan gue dan dia sempat jalan-jalan seharian full"

"Aneh.."

"Iya, gue juga bingung.."

"Gak lo tanya?"

"Tanya, dia Cuma bilang. Ini adalah pertemuan gue dan dia yang terakhir kalinya. Dia minta maaf sama gue karena kejadian dulu dan gak bisa jagain gue lagi!"

"Bagus dong" ucap karel

"Gak el, gue malah sedih dia ngomong gitu. Seharian kami barengan, dia bikin gue bahagia, bahagia banget"

"Lo masih cinta sama dia?"

"hmm..." dibalas anggukan oleh kiran

"Ribet banget.."

"Oia satuhal lagi, dia sempat nanyain lo ke gue"

"Kok gue?"

"Dia nanya, kalau lo sama dia nanti dipertemukan dan saat itu kalian harus saling berhadapan 1 by 1 apa yang bakal lo lakuin?"

"terus lo jawab apaan?"

"Gue jawab,,,, lo bakal ngelawan dia. Dia ngucapin suatu hal, kalau lo mati nanti ditangannya, gue boleh marah. Tapi kalau dia yang mati ditangan lo, gue gak boleh marah. Cuma menurut gue apapun yang bakal terjadi, ya terjadilah"

"Hmm..." ungkap karel. Mengapa dia menyatakan hal itu kepada kiran.

Suara dering handphone mengalihkan perhatian karel yang sedang menikmati suasana sore hari bersama kiran di tepi laut singapura.

"Bentar yah ki, Bagas nelp.."

---

"Ya gas,?"

"Lo dimana sih?"

"Di pantai, sama kiran!"

"Pulang sekarang!"

"Apaan sih?"

"Pulang aja el"

"Gue bawa kiran yah?"

"ehh, jangan. Antar dia pulang. Nanti om rey nyariin dia lagi!"

"Okey, bye!"

Telp terputus, karel agak bingung namun lebih baik ia segera pulang dan tidak menerka-nerka dalam hati.

"Kita pulang sekarang yah ki! Gue disuruh pulang sama bagas!" pinta karel kepada kirani

"yuukkk"


MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang