39

4.1K 259 0
                                    

"Berapa team bg?"

"3 team. Team lo, team juan dan team gio?"

"Gio?"

"Iyaa? Terkejut lo?"

"Terkejutlah, biasanyakan andra dan gio gak akur."

"Gimanapun andra tetap teman gue el" ujar gio yang datang tiba-tiba sehingga menengahi pembicaraan antara ardy dan karel

"sorry bg, gue gak bermaksud.." ujar karel

"Gpp.. Lo siap? Berapa personil lo?"

"Gue 15 bg"

"Okey, bg ardy tolongin kita dari belakang yah"
--

Tengah malam, dengan suasa yang gelap gulita tentunya. Daerah perkampungan kalimantan yang sedang menjadi sarang tempat pemberontakan itu dikelilingi oleh hutan belantara yang amat gelap. Hanya Cahaya senter menerangi jalan mereka ke daerah yang akan mereka taklukan. Di utara ada team bg ardy dan anggota TNI, di daerah barat ada team juan, didaerah timur ada team gio dan team karel ada diwilayah selatan. Sniper-sniper andalan anggota kopassus juga ikut membantu team mereka.

Sengaja mengambil waktu agak sedikit malam, agar dapat mengevakuasi para warga yang menjadi tawanan. Karena pada malam hari, penjagaan akan sedikit longgar oleh para pemberontak.

Para warga dari beberapa sisi perkampungan sudah dapat dievakuasi sedikit jauh oleh para anggota TNI. Para tawanan juga sudah dibebaskan namun andra tidak ada disalah satu tawanan yang kebanyakan adalah anggota BIN. Kini mereka harus menghadapi pemberontak yang sudah tampak menyadari bahwa tawanan mereka sudah menghilang.

Seperti biasa team karel menggunakan strategi awal menggunakan pisau lipat yang saat ini mereka siapkan agak banyak. Karena jumlah pemberontak yang banyak. Karel dan gio sudah bertemu di titik pertemuan mereka. Di tengah perkampungan itu.

"Apa andra??"

"Gak, el. Gue punya keyakinan yang sama, sama dengan lo. Please jangan nyerah dan jangan putus asa! Karel yang gue kenal adalah wanita yang tangguh. Gue yakin hati lo masih percaya kalau dia masih hidup" ujar gio melalui earphonenya menyemangati karel

Pertempuran terus berlanjut, suara senjata api yang mengeluarkan pelurunya terus menggema diperkampungan di sudut pulau kalimantan itu. Para pemberontak sudah banyak yang tersungkur, namun banyak juga anggota team mereka yang terluka.

"El, lo udah ketemu sama pemimpin pemberontakannya?" tanya ardy dari earphonenya

"Belum bg, masih nyari!"

"Be safe el!"

"Hmm" gumam karel mengangguk
--

Pertempuran terus berlanjut hingga tiba-tiba terdengar suara ledakan dari salah satu rumah. Karel dan gio terkejut saat suara tembakan menggema dari suatu arah.

"berlindung!!" perintah gio.

Karel mencari tempat perlindungan dibalik sebuah tembok rumah warga. Ia penasaran dengan orang yang menembaki mereka secara beruntun.

Saat karel melihat kearah tembakan tadi, dia tercengang. Sangat tercengang. Dia seperti melihat hantu..

"Andra.." bisik karel yang membuat gio juga melihat kearah yang sama.
--

"Shiitt.." sentak gio hendak mengarahkan senjatanya ke andra. Dia tak habis pikir, apa yang andra pikirkan hingga ia menembaki mereka.

"Tahan bg!" ujar karel. membuat gio melihat kearah karel tak mengerti. "Biar gue bg!" ucap karel lagi

"Lo yakin!" tanya gio dan mendapatkan anggukan dari karel

Tiba-tiba saat karel sedang bersiap untuk menembak andra, sebuah tembakan mengarah kearahnya dan membuat kaki kanan karel terkena peluru tersebut.

Andra tak main-main. Dy tidak tau sedang berhadapan dengan siapa. Karel bersiap, ia langsung mengarahkan senjata kesayangannya kearah andra. Tepatnya kearah tangan kanan andra.

Andra menjatuhkan senjatanya dan tersungkur saat sebuah tembakan datang kearahnya, karel tercengang apakah ia salah perkiraan hingga membuat andra tersungkur.

Karel masih terdiam ditempatnya, kakinya lemas untuk bergerak melihat andra yang tersungkur karenanya. Ia salah perkiraan. Tanpa disangkanya sebuah peluru mengarah kearahnya dan tepat mengenai pundak kanannya. Karel meringis, beringsut hampir terjatuh. Kakinya kena tembakan dan sekarang pundaknya.
Karel masih terdiam, tak ia pikirkan rasa sakit yang mendera kaki dan pundaknya. Bahkan setelah semua pemberontak tertangkap ia pun masih diam. Darah segar mengalir dari pundak dan kakinya tanpa ia sadari.

Ardy dan Gio mendatangi karel yang diam seribu bahasa.

"Andra.." ujar karel saat ia tersungkur ketanah. Sebelum matanya terpejam ia dapat melihat ardy, gio dan andra datang kearahnya.

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang