22

5.5K 326 0
                                    

"Selamat siang ndan" ucap 2 orang yang ada di depan karel

"kita langsung aja ke TKP aja yah."

"Baik ndan,"

"No, tolong koper gue!" pinta karel kepada reno

Lalu mereka menaiki mobil pajero sport milik detasemen khusus 88. Reno dan Tika adalah anggota karel dalam detasemen khusus 88 anti teror, sebagai seorang Komandan karel mempunyai hampir 10 orang anggota.

"Jakarta mencekam banget" gumam karel yang masih dapat didengar oleh reno dan tika.

"Yaa ndan, semua warga diminta untuk tidak keluar rumah sampai jakarta dinyatakan stabil"

"Korban?"

"Belum bisa dipastikan ndan, namun kira-kira hampir 30 orang warga sipil" ucap tika

"Oia, Semua peralatan komandan sudah ada di dalam koper itu" ucap reno menunjuk salah satu koper tepat di lantai mobil disebelah karel.

"Oh ya..? Terima kasih!"

Karel langsung membuka isi koper tersebut, benar saja semua barang miliknya ada dikoper ini. Bg ardi memang T.O.P B.G.T..

Karena situasi darurat, akhirnya karel langsung mengenakan rompi anti pelurunya, earphone baru karena yang lama telah rusak akibat penangkapan yang terakhir, kacamata hitam, sepatu hitam khusus miliknya, serta masker yang ia tenggerkan dileher cantiknya.

Semua senjata api miliknya dan telah diisi dengan penuh oleh peluru dan pisau-pisau lipat baru kesayangannya yang ia dapat dari bagas sebagai hadiah langkahan karena menikahi arinda terlebih dahulu pun telah ada disatu tempat.

Akhirnya beberapa senjata api laras pendek ia selipkan dibalik rompi belakang anti pelurunya. Beberapa pisau lipat ia selipkan disepatu boots khususnya serta dibalik rompi depan pelindung tubuhnya. Senjata api laras panjangnya ia letak dipundak dan digenggamnya.
--

Suasana sekitar TKP sangat mencekam siang ini, ada beberapa warga sipil yang tampaknya penasaran dengan keadaan yang sebenarnya. Ada juga para aparat negara, polisi, TNI, BIN, Menteri keamanan, bahkan tampak Paspampres.

Saat memasuki daerah yang telah disterilisasikan, mobil yang dinaiki karel terus berjalan masuk melewati mobil-mobil TNI dan Polri. Hingga berhenti didepan sebuah Posko yang tampak sengaja didirikan untuk siaga terorisme, tampak beberapa anggota densus 88 yang tampak masih baru berjaga diluar posko.

Karel turun dari mobil pajero sport itu dengan anggunnya rambut hitam yang masih tergerai dengan kaca hitam yang ia kenakan dan earphone di genggaman tangannya. Senjata laras panjangnya ia titipkan pada tika.

Beberapa orang sempat terperangah, bahkan tidak ada yang menyangka densus 88 mempunyai seorang primadona cantiknya. Karel berjalan masuk kedalam Posko sesuai instruksi Reno.

"Siang Pak.." hormat anggota densus 88 yang berjaga di depan pintu masuk posko. Tapi sepertinya ia hanya hormat kepada reno. Ah sudahlahh tak penting.

"Siap menjalankan tugas kapt" ucap karel hormat saat bertemu dengan ardy didalam barak

"Santai aja" ucap ardy

Karel melepaskan kaca matanya, lalu mengikuti ardy yang berjalan kearah dalam barak. Ternyata didalam barak sudah ada Kepala BIN, Kepala Kepolisian RI dan Kepala TNI.

"Pak, perkenalkan ini agent saya. Agent A1. Karelin" ucap ardy memperkenalkan karel ke pada petinggi-petinggi negara ini

"Siang pak.." Hormat karel

"Ardy, kamu yakin dia agent terbaik kamu?" ucap kepala kepolisian

"Dia seorang perempuan ardy," ucap pak TNI lagi

"Bapak-bapak tak perlu mencemooh seperti itu. Saya tau siapa karelin, tidak perlu khawatir. Dia sangat terlatih dan professional dibidang ini." Ucap kepala BIN membela karel.

Kepala BIN adalah Papa ardy. Om Keenan tentu dia tau sepak terjang karel.

"Kerjakan semaksimal mungkin, om percaya sama kamu." Ucap om Keenan mengacak rambut karel

"Om,, " rengek karel dan dibalas dengan tawa oleh om keenan.


--

"Jadi gimana bg?"

"Okey, gue nerjunin 2 team dalam misi kali ini. Gue harap lo dan Firman bisa kerjasama dengan baik seperti sebelum-sebelumnya "
"Siap kapt" ucap karel dan firman serentak

"Ini denah Mal" tunjuk bg ardy pada peta diatas meja

"Mal ini ada 4 lantai utama, basement, rooftop semuanya udah aman. Kalian berdua bisa masuk dari basement atau dari pintu belakang mall ini. Diperkirakan ada lebih dari 35 tersangka terorisme dan lebih dari 20 orang yang jadi sandera. Didalam ada yang terluka, kalian harus lebih berhati-hati ngambil tindakan"

"Dan lo el, gue harap lo bawa alfa ke gue dalam keadaan hidup. Tapi papa gak perduli el. Dia mau tu anak ketangkep baik hidup ataupun mati."

"Iyaa bg"

"Firman, tolong cek anggota!" ucap ardy

"Baik Kapt"

Setelah firman menjauh, ardy menepuk pundak karel

"Lo kenapa?" tanya ardy

"Gue gak yakin buat ngalahin adik lo!"

"Otaknya kan 11-13 sama lo el. Jadi sama-sama bengis lah!"

"Gue serius bg! Kalau dia mati ditangan gue gmn?"

"Lo gak takut mati ditangan dia?"

"Gak, gak sama sekali. Gue gak takut mati bg. Gue cuma takut dia yang mati ditangan gue. beberapa hari yang lalu dia nemuin kiran di singapura. Gue takut bg, kiran akan kehilangan cintanya"

"Kiran bakalan ngerti el, mungkin itu caranya buat ngirim salam perpisahan buat kiran. Intinya gue gak perduli, yang penting dia bisa nebus dosa-dosanya dan gak nambah banyak dosa lagi. Gue tau dia pengen ngelawan lo 1 lawan 1, dia nungguin lo. Tetaplah kuat, jangan biarin rasa takut ngalahin lo. Tetap simpan rasa takut lo supaya setan dalam diri lo gak bangkit el!" ucap ardy

"Andra tau??" tanya karel lagi

"Dia lagi otw ke sini!" ucap ardy

Karel beranjak dari tempat pertemuannya dengan ardy tadi.

"Eh, mau kemana lo?"

"Gue Laper, tadi belum sempat sarapan."

"Gila, lagi genting gini masih mikirin urusan perut!"

"Seengaknya gue isi nih perut bg sebelum penyakit maag kesayangan kambuh" ucap karel lalu berlalu pergi


--

Seorang pria paruh baya menepuk pundak anak sulungnya, mengetahui itu sang anak hanya tersenyum kepada sang papa

"ya pa?"

"Kita gak bakal tau otak jenius adik bungsu kamu akan dipakenya hari ini apa gak? Walau dia udah ngambil jalan yang salah, tapi dia tetap adik kamu, dy."

"Maka dari itu pa, aku pengen dia tetap hidup"

"Papa akan kehilangan anak bungsu papa"

"Jangan ngomong gitu pa"

"Dia akan lebih memilih mati dari pada ditangkep dy"

"Dia udah milih jalannya sejak awal kan pah?"

"iya dan mungkin ini cara dia menebus kesalahannya kepada kita, mama dan kepada negaranya"

Ardy hanya mengangguk dan menghela nafasnya panjang

"Karel udah siap?"

"Dia mah udah siap pa, Cuma perutnya harus diisi sebelum perang. Seperti biasa!"

"Andra?"

"Dia bilang sih lagi perjalanan kesini. Papa mau nurunin andra?"

"Gak, dia masih dalam masa skorsingnya!"


--

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang