16

5.3K 344 0
                                    

Sudah 2 bulan ini karel menghabiskan waktu pada pekerjaannya yang lain. Pekerjaan yang ditentang oleh opanya, namun bukan karel kalau mengikuti semua kemauan opanya.

Sudah 2 bulan pula ia tak pulang kerumahnya, bahkan arinda sudah hamil 7 bulan.

2 bulan ini ia hanya bisa menjaga semua keluarganya dari jauh dengan bantuan semua orang-orang bayarannya. 2 bulan pula ia mengawasi perusahaan dari jauh.

Tak ada yang bisa melacaknya saat ini. Dia sudah memproteksi dan melindungi segala privasi dan keluarganya.

"El, lo gak latihan?" tanya seseorang

"Gak bg, hari ini bukan jadwal latihan gue" ucap karel sambil memperhatikan komputer jinjing kesayangannya

"Semuanya masih aman?" tanya seseorang itu yang tak lain adalah Ardy Ariansyah Keenan

"Masih, belum ada informasi apapun dari lawan! Tapi gue rasa dia lagi nyiapin siasat yang lebih besar dari pada penyerangan di poso dan papua bg" ungkap karel

"Lo udah siap bertemu dengan dia?" tanya ardy penasaran

"Siap gak siap lah. Lagian pengkhianat kayak dia lebih pantes mati dibanding ngebunuh orang terus! Otak cerdasnya gak digunain untuk hal yang baik sih!"

"Tapi dia itu,,,"

"Apa? Sahabat gue?" karel menggeleng.
"Dia bukan sahabat gue lagi semenjak dia ngehianatin gue dan orang banyak!" ucap karel menatap laptopnya. Ardy hanya menghela nafas panjang mendengar ucapan karel

"Atau karena dia itu ... " ujar karel

"Udah, gue lagi gak mau bahas itu" ucap ardy menyela ucapan karel "Bagaimana pergerakan lawan?" tanya ardy mengalihkan pembicaraan

"Belum ada hal yang mencurigakan. Kata Jimmy semuanya masih stabil!"
Suara handphone mengalihkan karel dari laptop dan pembicaraannya dengan bg ardi

"Mama ...?" ada apa mama menelpon pagi-pagi gini. Biasanya mama menelpon saat jam makan siang dan pada malam hari

"gue angkat telp mama dulu bg." Ucap karel pamit ke bg ardi dan mendapatkan anggukan dari sang kapten

Via phone karel dan mama


"Assalamualaikum ma,"

"Waalaikumsalam sayang, kamu lagi apa?" tanya mama.

"Lagi nelp mama" ucap karel manja

"Mama tau itu sayang,, "

"Ma, ada apa? Kenapa nelp sepagi ini? Tidak biasanya!"

"Penebak sekali kamu sayang"

"Aku sangat tau mama, ada apa ma?"

"Hmm, bisakah kamu pulang?" aku mengenyerngitkan dahiku. Tidak biasanya mama menyuruhku pulang.

"Ma..."

"Liand, mempunyai kekasih. Dia satu sinetron dengannya dulu. Mama bingung menjelaskannya. Opa begitu marah sekarang."

"Biarkan liand memilih ma!" ucap karel menenangkan mamanya

"Gak bisa sayang, kamu lupa dengan perjanjian papa dengan sahabat papamu dulu. Papa ingin menjodohkan anak lelakinya dengan putri sahabat papa itu, bahkan opa juga menyetujui karena juga bersahabat baik dengan keluarga mereka." Ucap mama mengingatkan karel, tapi apa yang dilakukan karel? Dia malah tersenyum dalam diam

"Om indra kan, ma?"

"Itu kamu tau!" ucap mama

"Kita akan bicarakan ini pada liand! Aku akan cari tiket pulang siang ini!"

"El, tolong bilang liang untuk segera pulang dan tidak lembur hari ini!"

"Kenapa gak mama?"

"Dia tidak akan mendengarkan mama sayang."

"Okey ma, ya sudah aku telp liand dulu!"

"terima kasih sayang."

"sama-sama ma. Bye ma.."

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam"


--

Akhirnya karel memutuskan untuk menelpon liand, ia ingin melihat cctv ruangan liand sebelum menelpon apakah akan mengganggu nanti. Karel sungguh terkejut saat liand akan, ckckckck mencium april mungkin??

Buru-buru karel menelpon liand,, dan berpura-pura tidak tau.

Ia menelpon sesuai dengan pemberitahuan sang mama. Karel yakin liand terkejut dan bertanya-tanya dalam hati.

Setelah telp berakhir karel tersenyum tenang "tenang lah adik kecil kakak bahkan sudah mengaturnya!" ucap karel sambil menatap langit cerah pagi tepat dibalkon markasnya

Karel beranjak ingin menemui bg ardi.


"Bg, gue izin hari ini. Ada masalah sama opa. Kata mama opa marah-marah mulu. Gue harus pulang menyelesaikan ini"

"okey, izin hari ini aja. Gak lebih"ucap bg ardi menepuk pundak karel. Dan dijawab karel dengan anggukan. Lalu memberi hormat kepada sang kapten


--

Setelah berpamitan karel keluar dari markas dan memutuskan untuk pulang keapartemennya terlebih dahulu.


Ia tidak ingin pulang dengan keadaan seperti ini. Jeans hitam panjang dan baju kaos hitam pas badan yang selalu menjadi ciri khasnya jika ke markas.

Setidaknya dia dirumah akan menjadi layaknya putri didepan sang opa fernand.


--


MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang