PART 11

1.1K 63 4
                                    

♧Pagi harinya di sekolah...

Pagi itu kepala sekolah mengumpulkan semua siswa siswi di grand aula sekolah. Beliau hendak memperkenalkan serta mengumumkan siswa siswi yang mewakili sekolah di ajang olympiade science di Amerika. Tampak Jalal, Erika beserta sang kepala sekolah dan para guru.

Jodha dan mothi duduk di kursi depan. Mengingat sekolah itu di bawah yayasan milik ayah jodha.
Jalal yang berada di atas panggung terkadang mencuri-curi pandang ke arah gadis cantik itu.

Jodha membalasnya dengan senyumnya yang teramat manis, yang membuat dada jalal berdebar. Erika yang berada di sebelah Jalal memasang muka masam melihatnya. Lalu gadis itu mencoba mengalihkan pandangan jalal dengan mengajaknya bicara sambil berbisik di panggung.
Jodha langsung jutek melihatnya. Dia membuang muka kesal. Mothi terkikik melihat wajah sahabatnya.

"Jodha...kau kenapa ? "

"Aku sebal mothi...kenapa gadis jelek itu selalu mengganggu..."

"Dia manis jo..bukan jelek..",kata mothi menggoda.

"Jelek jelek jelek...huh menyebalkan..! "

Mothi tertawa terbahak-bahak.

Tiba-tiba seorang siswa duduk disebelah jodha dan mothi.

"Halo jodha..mothi.."

Jodha dan mothi pun menoleh..
Seorang pria tampan, tinggi, putih, badan tegap, dan senyumnya yang menawan. Mereka berdua terpesona.
Spontan mereka menjawab..

"O halo Mirza..."

Jodha langsung hilang rasa kesalnya.

"Bagaimana kabarmu jodha ? "

"Aku...emm..baik Mirza.."

"Apa kau datang ke pesta Lavina jo ? "

"Tentu...hey...kamu gak dateng ya.."

"Ya, ada bisnis papa yang harus aku handle di kantor. Dan...aku rugi besar, karena tak bisa melihatmu waktu itu..."

"Ah lelaki...gombal ! ", jo mengerucutkan bibir mungilnya.

Mirza tertawa, dan dia terlihat lebih tampan.

"Bukan menggombal jodha...aku serius...semua bilang kau sangat cantik dengan gaun merahmu..."

Jodha merona...

"Ah tidak juga...itu kan kata orang.."

"Ehem...tapi semua orang benar, kau sangat cantik jo.."

"Terimakasih mirza...kau memang pandai merayu seorang gadis...", ucap jo tersenyum.

Mirza terkekeh geli. Dia memandangi jodha intens.
Gadis ini sungguh menyenangkan, cantik, dan polos.
Oh, seandainya aku belum kenal shivani....batinnya.
Tapi aku tak mencintai gadis itu. Kami hanya sudah di jodohkan sejak kecil. Perjodohan yang menjengkelkan.
Mirza berperang dalam dirinya. Dia sudah menyukai jodha sejak lama. Tapi mendekati gadis cantik itu hampir mustahil, karena jalal sang body guard selalu ada di sampingnya.

Jalal melihat jodha dan mirza sedang bercanda dari atas panggung. Wajahnya memerah, tangannya mengepal erat. Alis matanya bertaut. Dia terlihat kesal dan cemburu.

Hingga acara selesai, jodha, mothi dan mirza masih bercanda.
Jo bahkan tak sadar saat jalal terus menatapnya tak suka.
Mirza benar-benar pintar membuat kedua gadis itu tertawa riang dengan gurauannya. Mereka bahkan tak memperhatikan acara di panggung.
Baru setelah kepala sekolah menutup acara dengan doa mereka baru menyadari kalau acara telah selesai.

Jodha seakan tersadar, dilihatnya jalal yang menatapnya kecewa dan kesal . Jodha melirik ke mothi, mothipun mengangkat bahunya.
Oh tidak, sepertinya kak jalal marah...batinnya.
Jodha menggigit bibirnya.
Saat acara usai, mirza terlihat hendak menggandeng tangannya...tapi jodha menariknya halus.

I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang