PART 2

1.5K 96 1
                                    

♧Di sekolah...

Jodha dan mothi berjalan kesana kemari seperti mencari seseorang. Beberapa siswa pria berjalan mendekati gadis itu.

"Hai jodha.."

"Hai Sarif, Rev "

"Kau sedang mencari siapa jo ? "

"Emm...kau lihat kak jalal ? "

"Hemmph...kenapa diaa mulu yg kau cari jo. Lebih baik kau jalan bersama kami jodha. Kami lebih tampan dan lebih kaya dari pada si jalal yg hanya anak pembantu.."

Jodha melotot, wajahnya merah karena marah.

"Hey Sarif, jangan menghina kak Jalal ya...bagiku dia lelaki paling baik yg pernah aku kenal. Dia pintar,sangat bertanggung jawab menjagaku. Dia sudah seperti dewa bagiku.."

Sarif dan teman2nya tertawa terbahak-bahak.

Jodha semakin marah, mothi berusaha menarik tangan sahabatnya menjauh dari sarif dan gengnya.

Tak lama Jalal terlihat keluar dari ruang kepala sekolah.
Jodha yg melihatnya langsung berlari menghampiri.

"Kak jalaal.."

Jalal terkejut ketika jodha tiba-tiba datang dan memeluknya sambil menangis. Diusapnya kepala jodha dengan sayang.

"Kya hua jodha ? "

"Mereka tuh kak...aku benci mereka.."

Jalal melihat Sarif dan gengnya masih berada tak jauh di belakang jodha.
Matanya menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Sssh...sudahlah jodha..tunggu di sini.."

Jalal segera menghampiri sarif dkk. Dia menatap dengan marah.

"Apa maumu sarif ? "

"Hah...apa mauku ? Kau itu siapa jalal...kau hanya anak asisten tuan Bharmal. Kau bukan siapa -siapa Jalal. Jangan sok jagoan. Kau tak sebanding dengan kami Jalal... ingat itu... !! "

Sarif dkk tertawa terbahak-bahak lalu pergi dari tempat itu. Jalal tertegun. Kata-kata sarif begitu menohok di jantungnya. Dia memang hanya anak asisten ayah jodha. Dia bukan siapa-siapa.

Jodha segera menghampiri Jalal dan menggayut erat di lengan kekarnya. Jodha melihat wajah jalal yg masih tertegun.

"Kau kenapa kak jalal ? Mereka bilang apa padamu kak?

Jalal tersadar, dilihatnya wajah jodha yg terlihat cemas.

"Ah tidak jo...aku tak apa-apa..ayo kita pulang..."
Ucapnya sambil tersenyum pada jodha.

Jodha mengangguk. Merekapun bergandengan menuju parkiran mobil.

Di area parkiran mobil jalal melihat sarif dkk memperhatikan mereka dari sebuah tempat. Mereka tampak kasak kusuk sambil tertawa melihat Jalal.
Jalal meradang, dia tahu mereka menertawakannya.
Tapi dia menahan emosinya. Tugas utamanya adalah melindungi jodha. Selama mereka tidak mengganggu gadis itu , apapun tak masalah baginya.

Jalal segera menyuruh jodha masuk mobil dan berkendara pulang ke mansion.

Didalam mobil, jalal tak banyak bicara. Sedang jodha banyak bercerita tentang tingkah teman dan kesulitannya di pelajaran. Jalal mendengarkannya dengan sabar. Mr. Bharmal memang mengatur agar jodha satu kelas dengan jalal agar dapat mengawasi dan menjaga putrinya. Bagi Bharmal itu hal yg mudah, karena sekolah kompleks itu berada di bawah naugan group perusahaanya.

****

♧Di mansion..

Sejak peristiwa itu jalal sering merenung seorang diri.
Wajahnya tersirat mendung. Diapun lebih banyak berdiam diri. Humayun, sang ayah bisa merasakan perubahan sikap putranya. Tapi dia yakin, jalal pasti bisa melaluinya.

Lain halnya dengan jodha, melihat jalal berdiam diri di gazebo taman belakang mansion membuatnya bertanya-tanya. Gadis itu pun mendekat dan duduk di sampingnya.

"Kak jalal ? "

Jalal segera sadar dari renungannya mendengar suara merdu jodha.

"Oh kau jo"

"Kau kenapa sih kak ? "

"Aku...aku baik-baik saja jodha "

"Ah kak jalal bohong...sejak bertemu sarif dkk, kakak berubah...memangnya mereka ngomong apa sama kak jalal ? "

Jalal menghela nafas, mencoba tersenyum.

"Mereka gak ngomong apa-apa kok jo..percayalah.."

"Tidak.. tidak mungkin sarif jelek itu gak ngomong apapun...apa mereka menghina kakak ? "

Jalal terdiam cukup lama...
Jodha jadi tak sabar, di guncang-guncangkannya lengan jalal kuat-kuat. Meski begitu tubuh jalal yg kokoh tak bergeming.

"Ayo ngomong dong kak ! "

"Mereka...mereka bilang aku bukan siapa-siapa..aku hanya anak asisten tuan Bharmal.."
Ucap Jalal dengan suara pelan.

"Jangan dengar kata mereka kak .."

"Tapi mereka benar jodha..aku memang bukan siapa-siapa.."
tutur jalal menerawang.

"Aku tak perduli...aku sayang kak jalal...jangan dengarkan mereka..."
Jodha memeluk erat lengan kekar jalal. Menggayut manja.

Jalal menghela nafas berat, pelukan jodha membuat hatinya berdesir. Di usapnya kepala jodha dengan sayang.

"Ah sudahlah...lupakan saja mereka...em..jo..mulai besok kamu pulang duluan ya...kakak harus ikut tehnical pra olympiade di sekolah...nanti ayah yg akan menjemputmu..".

Jodha terkejut, dia segera menyahut..

"Aku gak mau...aku maunya sama kak jalal.."

"Tapi aku ada tehnical meeting jo dan pasti pulangnya malam.."

"Aku ikut...atau..aku menunggu kak Jalal di luar.."

"Maaf jo, tidak bisa...kau harus pulang...kalo tidak papamu bisa marah padaku.."

Jodha menghela nafas pendek...lalu dia menjawab,

"Emmm...baiklah kak...tapi dengan satu syarat.."
jodha melipat kedua tangannya di dada.

"Hmm...apa itu ? "

"Kak jalal harus menemaniku ke club..."

"Haaa...ke club ? Kau kan tahu papamu melarangmu pergi ke tempat seperti itu.."

"Kan nanti ada kak jalal...pasti papa mengijinkan.."

"Jangan terlalu yakin nona.."

"Sudahlah kak...mau ya...ya..nanti aku yg bilang ke papa...ini ultah teman kita kak...masak kak jalal gak tau sih...kakak kan juga di undang...pleasee..."
Mata indah jodha berkedip-kedip seperti anak anjing yg memelas meminta jatah makan.

Jalal tergelak...jo sungguh sangat menggemaskan.
Ingin rasanya dia mencium pipi gadis itu...
Tiba-tiba hatinya kembali berdesir...
Oh, perasaan itu lagi...batinnya.
Jalalpun membuangnya jauh-jauh.

"Hmm...baiklah jo.."

Jodha sangat gembira mendengarnya. Refleks dia memeluk dan mencium pipi jalal.
DEG ! Jantung jalal serasa berhenti beberapa saat.

"Terimakasih kak jalal...kau memang kakak yg baik.."
Ucap Jodha dengan mata berbinar-binar.
Lalu gadis itu kembali mengelayut manja di lengan kekar jalal.

Jodha bahkan tak menyadari, betapa merahnya wajah jalal ketika ciuman itu mendarat di pipinya.
Jalal sempat blingsatan untuk beberapa saat. Tapi dia berusaha mengontrol dirinya.
Jo..jo..apa kau tak tahu efek ciumanmu itu...runtuk jalal dalam hati.

Mereka berdua pun mengobrol dan bercanda di taman.
Tanpa mereka sadari, beberapa pasang mata memperhatikan mereka dari kejauhan.

Bersambung...







I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang