PART 40

1K 58 0
                                    

Di kamar jo...

"Oh tidak jodha...aku..kita harus menghadap ayahmu sekarang juga..", jalal gugup, gelisah, tak mampu membayangkan bila ayah sang gadis memilih pria kaya itu.

"Sekarang ? "

"Iya sekarang sayang...ayolah.."

Jodha terdiam...ia masih takut dengan segala hal yang begitu tiba-tiba baginya. Membayangkan menikah di usianya yg baru menginjak 18 thn membuatnya sedikit nervous, campur bahagia, exited tapi juga takut.
Ia menggigit-gigit bibir. Berusaha mengatasi rasa gelisahnya.
Jalal jadi tak sabar, ia kembali menarik tangan jodha.
Sesaat kemudian jodha menarik keras tangan jalal tapi yang terjadi malah terbalik. Tubuh jalal yang lebih besar dan kuat bahkan tak bergeming sedikitpun. Justru tubuhnya malah jatuh di pelukan pria tampan itu.
Jo membenamkan wajahnya ke dada jalal. Menghirup aroma lelaki itu dalam-dalam, mencari kekuatan.
Jalal akhirnya mengerti kegelisahan jodha. Ia memeluk gadis itu erat-erat.

******

"MENIKAH ? ",Bharmal terkejut bukan main, matanya terbelalak, saat Jalal datang ke ruang kerjanya di ikuti jodha yg bersembunyi di belakang punggungnya.

"APA MAKSUDMU JALAL ? "

"Umm...ijinkan aku menikahi jodha paman.."

"KAU...MENIKAHI PUTRIKU ? APA KAU SUDAH GILA JALAL ? "

Jalal terdiam sesaat, ia merasa seperti deja vu , lalu berkata dengan tegas..

"Tidak paman..aku tidak gila...aku mencintai jodha..."

Bharmal ternganga...tapi sedetik kemudian ia mengangkat telpon dan berseru..

"PANGGIL HUMAYUN KE RUANG KERJAKU ! "

Jalal terkejut mendengarnya, di belakangnya jodha mencengkeram erat bajunya.
Oh tidaak...ini memang ide yg buruk kak...batinnya.

Flashback....

"Kita akan menikah...Aku akan memintamu pada paman jo...", ucap jalal sambil mengelus rambut jodha yg berada di pelukannya.

"Kau yakin kak ? Bagaimana bila papa menolak ? "

"Setidaknya aku sudah mengatakannya pada beliau.."

"Mengatakan apa ? ",jo mendongakkan wajahnya, menatap jalal.

"Kalau aku mencintaimu..sangat..dan aku ingin menikah hanya denganmu...", ucap jalal lembut.

Mata mereka bertemu, sedetik kemudian bibir mereka bertemu, mereka berciuman lembut dan lama.
Mata keduanya terpejam. Hanya debur jantung mereka yang terdengar.

Flashback end......

Kembali ke ruang kerja Bharmal......

Humayun datang dengan tergopoh-gopoh, ia segera masuk ke ruang kerja Bharmal. Dan alangkah terkejutnya ketika ia melihat putranya berdiri tegak di depan meja kerja Bharmal sambil menggandeng erat tangan jodha yang berdiri di belakang punggungnya.
Pria gagah berumur itu memandang lekat pada jalal seolah bertanya 'ada apa ?
Lalu tatapannya beralih ke Bharmal yang juga menatap Jalal dengan sangat tajam.
Tapi melihat sang putra yg menggeratkan genggaman tangannya pada jodha, iapun mulai bisa menebak kemana arah pembicaraan ini.

"BHAY JAN..",Ucap Bharmal.
Pria taipan itu memanggil humayun dengan sebutan 'kakak', karena sedari kecil humayunlah yang menemani dan menjaganya sampai sekarang. Sebuah sebutan penghormatan untuk seorang asisten pribadi merangkap bodyguardnya.

"Ya Bharmal "

"Taukah kau bhay jan...kenapa kau kupanggil kemari.."

"Aku tak berani menduganya..", ucap Humayun pasrah.

"Putramu jalal ingin menikahi putriku..",ucap Bharmal datar

Matanya tak lepas dari menatap jalal yang juga menatapnya dengan berani.
Jodha menatap ayahnya takut-takut, ia masih saja bersembunyi di belakang jalal.

Humayun terkejut, sejenak ia memejamkan matanya.

"Aku serahkan keputusannya padamu Bharmal..",jawab humayun lesu.

Bharmal terdiam cukup lama. Matanya menatap tajam pada kedua sejoli di hadapannya. Dilihatnya jalal yang berdiri tegak tanpa takut menatapnya dan putrinya jodha yang bersembunyi di belakang pria itu sambil mencengkeram bajunya. Mereka bergandengan erat seolah takut terpisahkan.

"Kau tahu apa arti menikah itu jalal ? ", suara Bharmal melunak.

"Ya paman "

"Kau sadar konsekwensinya ? "

"Tentu paman, aku sadar sepenuhnya..aku akan bertanggung jawab penuh.."

"Oya..dengan apa..kau bahkan baru lulus SMA ! "

Jalal terdiam sejenak, lalu ia menjawab tegas.

"Aku akan bekerja keras paman, untuk menghidupi istriku.."

"Bagaimana dengan Harvardmu ? "

"Aku akan bekerja sambil kuliah di Harvard. Sudah ada beberapa perusahaan yang menawariku.."

Bharmal terkekeh pelan...

Pria taipan itu bangkit dari kursi besarnya. Ia berjalan mendekati jalal. Jodha semakin mengkeret, ia menyembunyikan wajahnya di punggung jalal.

"Tak semudah itu jalal..aku perlu bukti.."

Bharmal menatap putrinya yang masih bersembunyi di belakang Jalal.

Bharmal menghela nafas, ia berkata

"Jodha putriku, kesini sayang...come to papa ! "

Jodha memandang wajah ayahnya, untuk beberapa saat ia ragu, tapi ayahnya memberi kode untuk mendekat.

"Kau tahu jodha, tadi Ben dan ayahnya datang untuk melamarmu..."

Jodha menunduk, menggigit bibirnya. Ia menatap wajah jalal sendu.

"Aku tak mencintai Ben papa..aku mencintai kak jalal..."

"Hmm...cinta saja tidak cukup nak..menikah butuh lebih dari sekedar cinta...", Bharmal membelai kepala putrinya dengan sayang.

"Tapi aku tak mau menikah dengan ben papa...",jodha mulai meneteskan air mata, menatap ayahnya.

Bharmal mengambil nafas berat, ia paling tak tahan melihat putrinya meneteskan air mata.

"Tapi kalian masih terlalu muda, belum pantas menikah!"

Jodha terkejut, ia berjalan ke arah jalal dan kembali memeluk pria itu.
Jo menangis terisak-isak. Jalal memeluknya erat.
Dia sendiri bingung harus berkata apa. Pria itu membeku sambil mengelus punggung sang gadis.

Tiba-tiba jodha memutar tubuhnya, berbalik menatap lurus pada ayahnya dan berkata..

"Aku mohon papa, ijinkanlah kami menikah...", isak jodha.

Bharmal terdiam...
Pria taipan itu sendiri bingung memutuskan masalah ini. Dia tahu ada cinta yang begitu besar di antara kedua sejoli itu sejak saat di rumah sakit.
Dia juga tak bisa menyangkal, pengabdian keluarga Humayun sejak dari kakek, ayahnya dan keluarga dia sangatlah besar. Dan pengabdian jalal untuk menjaga putrinya sedari kecil hingga mereka dewasa juga tidak bisa di anggap kecil. Bharmal memandangi kedua sejoli itu dengan tajam,diliriknya juga Humayun yang berdiri diam di dekatnya.
Bharmal juga tak menyangka, teman lamanya Prof.Rafael datang untuk meminang putrinya secara mendadak.
Di tengah kebingungannya, jodha perlahan mendekat dan berbisik di telinganya.
Entah apa yang dibisikkan oleh jodha, tapi itu cukup membuat sang taipan memejamkan matanya cukup lama.
Setelah berbisik pada ayahnya, jodha kembali memeluk jalal, menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu.
Jodha sudah tak menangis lagi. Ia bahkan menutup matanya. Menunggu keputusan sang ayah.

_

_

_

_


Bersambung....









I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang