PART 37

834 56 1
                                    

"Jodha mengalami pasca Traumatic accident karena kondisi fisiknya masih belum begitu fit. Sebaiknya harus selalu ada seseorang yang selalu di sampingnya untuk menjaga sewaktu-waktu dia collaps..", demikian tutur Prof Dr.Abu Fazal pada Bharmal dan Meinwati setelah memeriksa kondisi jodha di kamarnya.

"Apa hal itu akan sering terjadi bhay jan ? ",tanya meinawati cemas.

"Di beberapa kasus memang iya, dikarenakan kondisi pasien yang terlalu lelah, sehingga fungsi otaknya menurun karena kekurangan oksigen, pasca kejadian waktu itu.."

"Oh tidak...putriku yang malang..",meinawati mulai terisak, ia menangis di pelukan bharmal.

Jalal yang ikut mendengarkan penuturan sang professor menjadi semakin merasa bersalah, airmatanya mengalir turun tak tertahankan lagi. Berkali-kali ia mengusap dengan kasar air mata itu.

"Apa terjadi seterusnya bhay jan ? ", tanya Bharmal.

"Tidak...tentu tidak..hanya berkisar beberapa minggu saja..itupun dia harus selalu di jaga kemanapun dia pergi. Putri tak boleh terlalu lelah..akan kuresepkan beberapa obat untuk membantu mempercepat pemulihannya....", ucap Prof.Abu.

Bharmal dan meinawati sedikit merasa lega.

Lalu Prof.Abu pun pamit pergi.

Sebentar kemudian terdengar suara..

"Enghh...kaak...", jo siuman. Gadis itu membuka matanya.

Ia sedikit heran, kenapa banyak orang berada di kamarnya.

Jalal tertegun. Ia menatap gadis itu sambil berdiri di ujung kamar. Tak berani ia datang langsung menghampiri jodha tanpa ijin dari Bharmal dan meinawati.

Bharmal dan meinawati tersenyum bahagia melihat putrinya sudah siuman. Di peluknya jodha bergantian.
Jodha semakin bingung, ia menatap keheranan pada ayah ibunya terutama pada jalal.

"Ada apa ini..papa.. mama..kak...?"
Tatapan gadis cantik itu meminta penjelasan.

"Akhirnya kau siuman jodha..", ucap meinawati tersenyum.

"Siuman ? Apa aku pingsan? Aku tak merasakan apapun "

Gadis itu kebingungan, wajahnya masih saja menuntut jawaban. Akhirnya meinawati menuturkan penjelasan Prof.Abu serta kejadian yang sebelumnya.
Jodha hanya terdiam mendengarkan penuturan ayah ibunya. Sebentar-sebentar ia mencuri pandang pada jalal yang terus saja menatapnya. Andai mereka hanya berdua, jalal pasti sudah mendekap tubuh mungil gadis yg di cintainya itu. Tapi keinginan itu di pendamnya kuat-kuat.

"Kau harus banyak istirahat nak, jangan kemana-mana dulu..", ucap Bharmal pada putrinya.

"Tapi papa..nanti ada acara prom night..aku harus datang..", rajuk jodha.

"Tidak perlu sayang...ingat kesehatanmu.."

"Aku baik-baik saja papa...mama.."

"Tapi tetap kamu harus istirahat jodha..di rumah.."

Jodha cemberut, mulutnya mengerucut.

"Aku harus datang papa.."

"Tidak sayang..."

"Kan nanti sama kak jalal papa...ayolah..ini malam terakhirku bersama teman-teman..."

Jodha terus merajuk pada ayah ibunya, dan tindakannya sukses membuat keduanya luruh.

"Baiklah, tapi jangan kemana-mana..setelah acara selesai kamu harus cepat pulang..dan jangan jauh dari jalal.."

Jodha tersenyum lebar, ia langsung memeluk kedua orang tuanya.

"Terimakasih papa...mama..."

Sedang matanya mengedip pada jalal yang masih saja menatapnya.

☆☆☆☆

♧di prom night...

Jodha gelisah di tempat duduknya. Ia ingin berbaur dengan teman-temannya, tapi tangan jalal memeluk pinggangnya erat, seolah tak mengijinkannya untuk bangkit. Jodha semakin kesal. Ia pun protes.

"Kak jalal...aku mau bersama mothi dan lavina..", rajuknya.

"Tak perlu jo..kamu bisa lihat mereka dari sini..."

"A,.ah kakaak...aku mau bersenang-senang..."

"Kamu habis pingsan jodha...Prof.Abu bilang kamu tidak boleh terlalu capek..tidak boleh terlalu aktif..tidak boleh...bla bla bla.......

Jalal terus mengoceh sesuai yang di tuturkan oleh sang Professor, sedangkan jodha malah semakin cemberut, kesalnya bukan main. Ia bahkan tak mau mendengar celotehan jalal, jo menutup telinganya rapat-rapat.

Jalal jadi geli sendiri melihat tingkah jodha. Alasan sebenarnya ia tak mengijinkan jodha bangkit karena busana yang di pakai jodha terlalu menawan. Warna hijau tosca yang lembut dengan butiran kristal dan mutiara di sepajang gaunnya membuat jodha terlihat bersinar, di tambah model gaun yg semi backless membuat sebagian punggung putih mulus jodha terekspose. Jalal meradang melihat tatapan siswa-siswa lelaki yang terpesona sekaligus tergoda dengan penampilan jodha. Ingin rasanya jalal menghabisi para pria itu. Jalal tak rela membagi keindahan sang gadis dengan lelaki lain. Jodha kekasihnya, miliknya, hanya dia yg boleh memandanginya seperti itu.

Saat musik mulai di alunkan, dan pasangan prom mulai turun melantai, jalal pun berbisik di telinga jodha..

"Nah, sekarang saatnya kita berdansa jodha...dan kamu boleh melakukannya....tapi...hanya denganku...",
Seringai jalal, merasa menang.

Jodha melotot ke arah jalal dengan mulut mengerucut, membuat jalal semakin gemas melihatnya. Andai mereka hanya berdua, sudah di sergapnya bibir menggemaskan yg sangat di gilainya itu. Ah, jalal jadi meriang badannya. Hasratnya ingin memiliki gadis pujaannya hampir tak bisa lagi di tahannya. Tak tahan lagi jalal, ia segera menarik jodha ke lantai dansa, menuntun jemari lentik itu untuk melingkar di pinggangnya dan menautkan jemari yang satunya serta merebahkan kepala jodha ke dadanya, sedangkan ia sendiri membenamkan wajahnya di lekuk leher jodha dan mencium aromanya dalam-dalam. Aroma yg harum memabukkan. Membuat seluruh syaraf jalal lumpuh dan memenuhi seluruh indranya.
Ia berbisik perlahan....

"I love you jo....."

Jodha tersenyum mendengarnya, ia tenggelam didalam kehangatan dekapan jalal . Hanya detak jantung mereka berdualah yang terdengar.














I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang