PART 34

802 53 1
                                    

♧Di ruang ICU

Jalal mondar-mandir tak menentu, ia telah menghubungi ayahnya setelah berada di rumah sakit. Perasaan takut menderanya, membuatnya resah. Oh Tuhan, bagaimana reaksi paman nanti. Aku bodoh..sungguh bodoh..mungkin mereka akan menjauhkan aku dari jodha...
Jalal mengacak-acak rambutnya. Tiba-tiba ia melihat ayahnya datang.

"Ayah ? "

"Cepat ceritakan kejadian yang sebenarnya jalal..ingat..jangan ada yang terlewat..! "

Perlahan jalal menuturkan kejadian dengan detail, sesekali ia berhenti melihat ekspresi ayahnya, terlihat alis Humayun bertaut. Jalal meneruskan ceritanya, dan saat part jo menggodanya, ia sedikit malu, tapi jalal tetap menceritakannya walau dengan wajah semerah tomat hingga terjadinya tabrakan itu.
Wajah humayun merah padam, pria berumur itu menatap tajam putranya.

"Maafkan aku ayah..",jalal berkata sambil menunduk.

Tiba-tiba...

PLAKK PLAKK

Humayun menampar putranya...lalu..

BUGG ! BUGG ! BRAKKK !!

Humayun menghajar putranya hingga jatuh ke lantai menabrak sofa.

SEPANTASNYA KAU YANG DI DALAM RUANG ITU JALAL !

"Maaf ayah...maaf...aku memang salah...",jalal mencoba bangkit.

Humayun menarik krah putranya dan hendak mengayunkan lagi tinjunya...
Terdengar seruan keras...

STOPPP !!!

Bharmal berseru dari belakang, terlihat ia datang bersama Meinawati.

"STOP BHAY JAN ! "

Humayun menurunkan tinjunya. Jalal menunduk sambil mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya.
Humayun terdiam, ia hanya melirik tajam pada putranya.

"Maafkan kelalaian putraku Bharmal..hukum saja aku yang tak becus mendidik putraku..."

"Sudahlah bhay jan, semua sudah terjadi,kita lihat pemeriksaan dokter pada kondisi jodha.."

Taklama seorang dokter kepala yang sudah berumur keluar dari ruang ICU. Ia segera mendekati Bharmal.

"Putrimu tak papa, ia hanya gegar otak ringan. Beruntung mobil yang di kendarai punya ketahan tinggi terhadap hantaman. Sebentar lagi dia akan siuman. Tapi ingat, jangan di bebani ia dengan pertanyaan apapun. Biarkan dia istirahat. Kami sudah memberinya injeksi dan obat penenang untuk keseimbangan fungsi otaknya..",jelas Prof. Dr. Abu fazal .

Semua yang mendengar mengucap syukur. Bharmal dan Meinawati berterimakasih pada dokter terbaik sahabat keluarga mereka.

Sesaat kemudian, beberapa perawat keluar membawa jodha dan mendorongnya menuju ruang perawatan di kamar VVVIP.
Bharmal, Meinawati, Humayun segera menyusul masuk ruangan tersebut. Jalal mengikuti di belakangnya.
Tampak jodha yang masih belum sadar dengan selang infus dan penopang leher. Dokter jaga sedang memonitor kondisinya sebelum mempersilahkan Bharmal dan Meinawati mendekat.

"Bagaimana dok ? ',tanya Bharmal.

"Syukurlah, putri tak papa...hanya gegar otak ringan dan sedikit luka-luka lebam. Sebentar lagi ia siuman.."

Bharmal mengangguk, meinawati duduk mendekat di sebelah ranjang jodha.

Taklama kemudian terlihat jodha merintih...

"Egggh...k..a..k.."

Semua terkejut, dan menoleh pada jalal yang berdiri di belakang. Mata pria itu sembab karena airmatanya yang tak berhenti menetes.

I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang