Dalam hidup terkadang kita sering di hadapkan pada suatu masalah pelik yang membutuhkan keputusan yang tepat. Meleset sedikit saja, hidup kitapun tak akan lagi sama. Meski begitu tak semua orang bisa melewati titik-titik tersulit dalam kehidupan dengan mulus. Ada yang memang harus melewatinya dengan penuh jalan curam, terjal dan berliku. Ada pula yang harus berputar-putar dahulu untuk menuju suatu tujuan yang mereka inginkan.
Beruntunglah bagi mereka yang terus bersyukur di tengah peliknya hidup dan kehidupan.
~ sekedar intermeso dari penulis.....Demikian juga dengan Bharmal...
Selama hidupnya ia sudah membuat berpuluh-puluh keputusan yang tak terhitung jumlahnya. Baik itu untuk usaha-usahanya ataupun untuk seluruh kemajuan kerajaan bisnisnya. Tak setitikpun ia ragu, Kakek dan Ayahnya sudah mendidiknya dengan keras semejak ia masih sangat muda. Membuat keputusan penting memang membutuhkan nalar bisnis yang kuat, perasaan yang tajam dan insting yang sudah terlatih. Beruntung Bharmal memiliki ketiganya. Di tangannya, perusahaan yang di bangun oleh mendiang kakeknya sejak dari Nol berkembang dengan cepat di bawah pimpinan ayah Bharmal. Dan semakin bertambah cepat berkembang ke beberapa negara lain di bawah pimpinan Bharmal.
Saat ini, Bharmal mengalami suatu titik tersulit dalam mengambil sebuah keputusan. Ia tak mau gegabah, apalagi ini menyangkut keluarganya terutama putri semata wayangnya yang tercinta.
Pria taipan itu terus berpikir dan menimbang-nimbang dalam otaknya. Di tatapnya putrinya jodha yang menenggelamkan wajahnya di dada jalal sang body guard. Jalal sendiri terlihat pasrah dan tenang.
Diam-diam Bharmal mengagumi putra asistennya itu.
Di lihatnya pula sang asisten Humayun yang tampak pasrah, cenderung menundukkan pandangan.
Bharmal mengambil nafas berat dan dalam....Dengan perlahan pria taipan itu memecah keheningan...
"Anakku jodha dan juga kau jalal...sebelum papa mengambil keputusan..papa ingin berbicara dulu dengan kalian berdua satu persatu..jodha sayang..papa ingin bicara dulu denganmu...."
Jodha membuka matanya, gadis itu melepaskan diri dari pelukan jalal dan menoleh ke ayahnya.
Tampak Bharmal mengulurkan tangannya kepadanya.Jodha akhirnya juga mengulurkan tangannya.
Bharmal mengambil tangan jodha dan membawanya ke arah sofa.Jodha duduk disofa bersama ayahnya yg letaknya agak jauh dari tempat jalal berdiri. Jadi kemungkinan mereka bisa mendengar percakapan ayah dan putrinya itu sangat kecil.
"Jodha putriku, apa ini yang kauharapkan nak...menikah ?"
Jodha mengangguk.
"Kenapa sayang ?"
"Aku...aku mencintai dia papa..."
"Hmm...apa kau yakin sayang ? "
Jodha kembali mengangguk.
"Bagaimana bila suatu saat ia menghianatimu..? "
"Maksud papa ? "
"Maksud papa, kalian masih terlalu muda untuk menikah, suatu hari mungkin saja jalal tertarik dengan gadis yg lebih cantik darimu..."
Jodha langsung cemberut, pusing kepalanya tiba-tiba kembali berdenyut. Ia menjawab pelan...
"Aku harap hal itu tidak akan pernah terjadi papa...kenapa papa membuatku berubah pikiran ? ", ucap jo dengan wajah kesal.
Bharmal terkekeh....
"Itulah...kalian masih terlalu cepat berubah pikiran..."
"Ah papa...apa maksudnya siih..? "
"Coba jawab papa dengan jujur...apa jalal sering menciummu ? "
Wajah jo langsung memerah, ia menunduk, tak berani menatap ayahnya. Perlahan jodha mengangguk, malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU
General FictionSeorang pria tampan yang begitu mencintai nona putri tunggal majikannya. Sejal masih kanak-kanak mereka sudah bersama tapi getar-getar cinta itu mulai terasa saat mereka berdua remaja. Akankah mereka bisa bersatu ?? Status sosial yang vegitu njompla...