-Typo dedicated-
"Kagune....... Mata satu....Apakah dia......" Reizi menonton pertarungan seru yang baru saja dimulai itu. Antara Nishiki dan investigator berambut hitam putih yang selama ini membuatnya tak henti penasaran. Haise....
Haise melompat ke udara sambil menyerang Nishiki dengan kagune besarnya yang bercabang tiga pada ujungnya. Kagune besar dibelakang Nishiki terpotong karena serangan itu. Namun, kagune itu bukan kagune tingkat rendah yang akan hilang begitu saja. Dengan cepat Kagune Nishiki kembali ke bentuk semula.
Haise menatap waspada Nishiki dari jarak yang mereka ciptakan. Nishiki berlari dengan cepat ke arah Haise. Berniat melancarkan serangan berikutnya. Haise melotot terkejut menyadari Nishiki sudah ada didepannya.
Dengan cepatnya Nishiki menendang perut Haise hingga Haise terlempar jauh. Haise berusaha mengendalikan tubuhnya agar berhenti dan dengan sigap mengambil Quinque miliknya yang tergeletak dijalan dengan kagunenya. Haise mengambil quinque yang ada pada kagunenya.
Haise menyerang Nishiki dengan quinque dan kagunenya secara bersamaan.Reizi membulatkan matanya menatap pertarungan yang sangat menegangkan itu.
"Dia menyerang dengan Quinque dan kagune? Tidak bisa dipercaya...." Reizi bergumam pelan.
Namun, serangan itu tidak mempan. Nishiki dengan mudah menghindarinya dan langsung melakukan serangan balasan. Nishiki menebaskan kagune besarnya pada Haise lalu menendang perut Haise dengan bertubi-tubi.
"Arghh.." Haise merintih kesakitan hingga mulutnya memuntahkan darah segar. Nishiki lalu menendang Haise sekali lagi yang langsung membuat Haise kembali terpelanting jauh. Keadaan Haise terlihat hampir sekarat.
Reizi tersenyum sinis. Apakah Haise akan selamat?
*_*_*_*_*_*_
Mutsuki dan Shirazu berlari menghampiri Haise yang tampak tak berdaya. Namun, Haise yang terbaring diatas jalan tiba-tiba berdiri sambil mengacungkan sebelah tanganya kesamping.
"Mundur!" Perintah Haise. Mutsuki dan Shirazu menghentikan langkah mereka.
"Kami masih bisa bertarung... Kami tidak bisa berdiri dan hanya melihat dari sini----"
"Rank 3 Mutsuki." Haise tiba-tiba memotong ucapan Mutsuki. Haise perlahan menoleh kebelakang, berkata dengan pelan.
"Ini perintah atasanmu." Ucap Haise dengan tatapan yang dingin, seperti orang yang berbeda. Mutsuki meneguk ludahnya. Tak ingin melawan perintah Haise.
Haise meregangkan tangannya. Lalu menatap Nishiki dengan tatapan mengerikan sambil menekuk jari tangannya hingga terdengar bunyi bergemeretak. Tatapan Nishiki berubah waspada. Lawan didepannya sekarang terlihat sedikit berbeda.
Haise berlari dengan cepat lalu menyerang Nishiki dengan Kagunenya. Nishiki menangkis serangan kagune Haise dengan kagune miliknya. Nisihiki merasakan serangan Haise jauh berbeda dari serangan sebelumnya. Kagune Haise lebih tajam dan bertambah dari sebelumnya.
Haise menyerang Nishiki bertubi-tubi dengan Kagunenya. Nishiki yang terdesak lalu mencoba melarikann diri. Namun, jalan yang ia pijak tiba-tiba muncul sebuah kagune yang menyerang perutnya tak terhindarkan lagi.
Nishiki mengeluh kesakitan.
" Cih! Dia menipuku dengan menyerang dari belakang." Gumam Nishiki. Haise berjalan mendekat. Kagune Haise masih tertancap pada perut Nishiki. Haise kembali bermain dengan jari tangannya hingga berbunyi gemeretak aneh.
Lalu menusuk perut Nishi dengan kagune lain miliknya dan menyerangnya bertubi-tubi hingga tubuh Nishiki terbawa keatas.
"Itu balasannya...."
Nishiki mengeluh kesakitan. Lalu Haise melempar Nishiki hingga tubuh Nishiki terpental membentur tembok dan menghantam jalan dengan keras. Perut Nishiki mengeluarkan darah segar. Nafasnya naik turun tidak karuan.
"Aku akan mati. Aku akan mati....." Haise lalu berlari dan melompat keatas Nishiki. Ujung kagunenya yang tajam bersiap menyerang Nishiki lagi.
"Kemanapun kau pergi kau tetap tidak berdaya, ka----"
Tiba-tiba seseorang menendang wajah Haise dari samping. Haise terhuyung ke samping. Tendangan itu cukup keras hingga membuat pandanganya berputar. Haise menebaskan kagunenya sembarangan pada sosok itu, namun kalah cepat. Sosok itu lebih dulu menendang perut Haise hingga ia terpelanting kebelakang.
Sosok itu berdiri membelakangi Nishiki lalu kemudian berbalik kearah Nishiki. Topeng berwarna putih susu dengan gigi-gigi yang menyeramkan yang menambah kesannya. Serta sepasang mata merah hitam menatapnya.
"Kau tidak akan mati, Nishiki-san." Ucap Reizi dari balik topengnya. Nishiki mendesah nafas pelan. Lalu mengambil topengnya yang tergeletak dijalan.
Reizi membantu Nishiki untuk bangun. Namun, Nishiki menolaknya.
"Aku tidak apa-apa. Kenapa kau tidak langsung pulang?" Tanya Nishiki. Reizi hanya diam.
"Uaaagggg!!!! Aaaaggh!!!" Suara teriakan membuat Reizi menoleh ke belakang. Haise menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil berlutut dan terus berteriak.
Mata Reizi membulat menatap Haise yang terlihat sangat aneh. "Ada apa dengannya....." Tiba-tiba Nishiki menepuk pundaknya. Reizi refleks menoleh.
"Akan banyak merpati yang datang. Kita harus cepat." Ucap Nishiki. Reizi mengangguk mantap. Lalu mengikuti Nishiki yang melompat ke jembatan diatas mereka. Menghiraukan Haise yang berteriak histeris.
Dirinya sangat penasaran. Apa yang terjadi.
Saat mereka sudah berada cukup jauh dari tempat tadi. Reizi berdecak pelan, menatap punggung Nishiki didepannya. Ia tidak berhenti penasaran.
"Ne, Nishiki-san. Kenapa merpati tadi tiba-tiba berteriak histeris?" Tanya Reizi penasaran.
"Kita harus cepat Bakka! Tak perlu fikirkan itu! Merpati bisa jadi mengikuti kita berdua!" Nishiki berteriak marah sambil sesekali menoleh pada Reizi dibelakangnya. Reizi mengatupkan bibirnya. Ia tak lagi berniat ingin bertanya. Mungkin pertanyaan itu tidak penting untuk ia tanyakan.
Di lokasi kejadian. Sekelompok Investigator CCG datang dengan jumlah yang tidak sedikit. Mereka datang untuk menghentikan seorang Ghoul SS Rate....
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Seorang Ghoul dengan mata bulat dan rambut hitam acak-acakan. Mengenakan seragam sopir taxi yang tadinya ia gunakan untuk menutupi wajahnya dari para merpati. Ghoul itu datang ke sebuah lorong sempit yang sudah dijanjikan
Nishiki dan Reizi berjalan pelan masih dengan jubah dan topeng diwajah mereka. Seorang Ghoul dengan mata bulat besar itu telah menunggu didepan mereka. Menatap mereka dengan tatapan datar yang menyeramkan.
Reizi dan Nishiki membuka topeng mereka.
"Kemana ayato dan anak buahnya yang lain?" Tanya Nishiki. Ghoul bermata bulat itu berkedip dua kali, nampak gelisah.
"Aku tak bisa menghubungi mereka. Hei!! Kau punya pacar baru rupanya." Ghoul bermata bulat itu melirik Reizi. Reizi meneguk ludahnya mantap. Tatapan Ghoul itu sungguh menyeramkan.
"Cih! Kenapa kau tidak bisa menghubungi mereka? Aku sudah menyelamatkanmu! Ingat itu."
"Terima kasih sudah menyelematkanku. Tapi, aku benar-benar tidak bisa menghubungi mereka. Untuk apa juga kau ingin aku menghubungi Ayato-san?" Tanya Ghoul bermata bulat itu.
Reizi melirik Nishiki disebelahnya. Nishiki menghela nafas panjang.
"Haahhh. Kalian Aogiri!! Kalian tau siapa One Eye king?"
Author balik lagi... Ketemu di Are You-9. Maaf kepada para reader karena sudah hampir satu bulan tak muncul.... Hehe lama nunggu reader bertambah....
Terimakasih utk angka 300+ nya reader. Ga nyangka udah 300 aja hehe. Padahal pernah kepikiran, kenapa reader ini tak bertambah.... Sampe pernah niat buat stop. Heheh
This is Are you-9 for you readers. Wait for Are you-10!
Jane~
![](https://img.wattpad.com/cover/54596628-288-k299543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You!??
Fanfiction(Update 1 chapter/ bulan) Apakah kau itu ghoul? Ghoul yang bisa hidup di dunia yang kejam ini adalah Ghoul yang kuat. Tidak ada tempat untukku yang lemah. Orang itu lama-lama semakin memudar. Akankah ia mengingat aku dan masa lalunya? Ingin sekali a...