Are You-2

1.2K 97 4
                                    

Arigatou Gozaimasu! ~~ Untuk para 12  pembaca pertama "Areyou!??". Rencananya, kalau pembacanya udah lebih dari sepuluh. Author bakal update bagian baru. Iyeeey! Terima kasih juga pada para pembaca yang udah masukin cerita "Are you!??" ini pada reading listnya. Author mau bilang sedikit, kalau Author kan tulis di penjelasannya awalnya : inspirated from Tokyo Ghoul :re by Ishida Sui, yang itu. Sebenarnya ini cerita tidak mengandung cerita yang sama dengan manga itu. Hanya tokoh Haise dan lainnya yang merupkan karakter manga itu....

Oke udah dulu ya curcolnya. Ini bagian duanya!!!

Typo dedicated

-----------------------------------------

"Jadi kode untuk Ghoul itu adalah Lantern?" Tanya Haise pada Mutsuki, partnernya. Mutsuki hanya menggangguk membenarkan. Haise kembali menatap kertas ditangannya dengan dahi berkedut. Ia kembali mendapat misi penting untuk membunuh Ghoul. Mutsuki mengarahkan telunjukknya pada sebuah bagian dikertas itu.

"Ranknya SS. Dia sangat hebat dan berbahaya. Sudah banyak tim yang gugur karenannya ataupun cedera. Untungnya ada yang selamat. Jadi misi ini ditawarkan pada kita. Karena Haise-san adalah anak didik Arima-san." Jelas Mutsuki pada Haise sambil mengetuk-ngetuk kertas di tangan Haise. Haise menghela nafas. Dia tidak menyangka alasan ia diminta menyelesaikan misi ini adalah karena Arima, yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri di CCG.

Haise mendorong punggungnya ke punggung kursi dibelakangnya. Masih menatap kertas berisi data tentang Ghoul dengan kode 'Lantern' ditangannya. Prestasinya di CCG memang tidak bisa diremehkan dan termasuk gemilang. Itupun tidak terlepas dari titelnya yang merupakan anak didik Arima. Ada sedikit rasa tidak nyaman saat orang-orang selalu menghubungkan prestasinya dengan embel-embel Arima. Padahal, prestasinya saat ini murni kerja kerasnnya yang membawanya menjadi investigator rank 1.

Dahi Haise berkerut tajam. Saat ia memeriksa bagian korban-korban sang Ghoul Lantern dan tempat dimana Ghoul itu biasa muncul.

"Daerahnya di distrik dua puluh?" Ucap Haise lagi tidak percaya.

"Benar Haise-san. Korban-korbannya rata-rata berada di daerah distrik dua puluh. Hanya sebagian kecil di distrik lain. Itupun tidak jauh dari distrik dua puluh." Jelas Mutsuki lagi. Haise menatap lembar-lembar kertas ditangannya lebih dalam. Ia mengalihkan kertas itu dari hadapannya menatap Mutsuki serius.

"Besok kita akan turun ke distrik dua puluh. Persiapkan dirimu untuk besok, Mutsuki." Ucap Haise mantap. Mutsuki menunduk kecil.

"Baik! Haise-san." Ucap Mutsuki tersentak. Haise beranjak dari tempatnya dan berjalan pergi dari ruangan kerjanya. Pikirannya masih berkelebat tentang tulisan-tulisan yang  ia baca dikertas tadi. Apa dia akan bertemu dengan Lantern itu besok? Apa yang akan dia lakukan untuk membunuhnya? Apa akan terjadi pertarungan sulit yang tidak akan mudah ia jalani besok. Entahlah. Kakinya terus melangkah melewati para investigator yang berpapasan dengannya. Diantara mereka ada menatap Haise dengan diam dan ada juga yang sedikit menunduk memberi hormat.

Haise tak mempedulikan mereka. Ia terus melangkah dengan langkah lebar. Helaian rambut Omray­-nya bergoyang-goyang mengikuti langkahnya. Hingga akhirnya ia berhenti setelah keluar dari pintu utama kantor CCG. Hujan lebat dengan langit gelap menghentikan langkahnya. Helaian rambut Omray-nya tertiup angin kencang yang turun bersama hujan.

Dirinya kembali tersadar. Ada apa gerangan yang membawanya berada diluar kantor? Nafasnya menderu, beradu dengan tetesan air hujan yang mulai membasahi kemeja hitamnya. Ia memegangi kepalanya dengan sebelah tangannya. Kenapa ia sekarang berada diluar? Haise mendongakkan kepalanya menatap langit yang sedang menangis.

Are You!??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang