Walau sakit tak bisa berhenti, walau air mata tidak ingin keluar lagi, walau waktu terasa berhenti berputar. Dunia ini dengan kejamnya akan terus perputar dan terus berlanjut tidak peduli apa yang telah terjadi sebelumnya.
Matahari beranjak terbit dari ufuk timur. Cahaya keemasan itu menerpa wajah Reizi yang menatap langit. Dari bawah jembatan itu, sinar matahari masih bisa menerpa tubuhnya yang penuh darah bersimpah. Pertarungannya sudah lama selesai. Reizi hanya ingin menikmati waktu terindah di pagi hari itu.
"Karena ini pertama kalinya aku menang darimu. Boleh aku minta hadiahku?" Tanya Reizi pada sosok penuh perban yang sama-sama bersimpah darah disampingnya. Eto tersenyum tipis. Tubuhnya terkapar lemah menyisakan sedikit tenaga. Siapa sangka pertarungan sengit itu bisa berlangsung lebih dari sehari.
"Aku benar-benar tidak menyangka gadis lemah yang takut dengan kagunenya sendiri bisa mengalahkanku. Metode itu selalu tepat yaa, hanya dengan terus menyiksamu kau bisa sekuat ini." Eto terkekeh pelan.
"Itu bukan jawaban yang aku inginkan. Asal kau tau Eto. Aku membiarkanmu hidup dengan kondisi menjijikkan ini karena ada pertanyaan yang harus kau jawab. Aku tidak perlu omong kosongmu." Jawab Reizi bangkit berdiri. Menatap tajam gadis penuh perban yang tubuhnya sudah tercerai berai. Meninggalkan kepala dan anggota tubuh atasnya saja.
"Bukankah kau hanya ingin aku melepaskanmu saja? Apa itu tidak cukup?" Tanya Eto terkekeh lagi.
"Tentu saja. Aku tidak akan pergi dengan ketidak tahuan yang kau buat dari semua omong kosongmu itu. Sekarang kau harus menjawab pertanyaanku." Reizi menjeda ucapannya.
"Sejauh mana kau tau tentang keluargaku? Ceritakan semuanya! Kenapa kau mengincarku jadi mainanmu? Kenapa kau tidak jadi membunuhku tadi? Apa kau punya hal licik lain yang kau rencanakan?" Tanya Reizi tidak sabaran. Eto terkekeh pelan lantas tertawa lebih keras.
Reizi menatapnya datar. Gadis penuh perban tidak tahu diri ini masih sempatnya tertawa. Apa dia tidak berpikir Reizi bisa membunuhnya kapan saja saat ini?
"Pertanyaanmu terlalu banyak Reizi-chan.... Kau lucu sekali. Kau tau sampai sekarang aku masih menganggap ini semua hanya permainan kita. Tidak asik kalau aku membiarkanmu mati begitu saja kan? Sudah aku bilang kan? Kau mainanku yang paling menarik. Aku sudah menduga kau tidak akan membunuhku dengan mudah. Bahkan, kau masih membiarkanku berbicara sekarang. Kau memang Ghoul berhati manusia. Kau lebih parah dari Kaneki dan Takizawa yang bahkan kehilangan hati manusianya! Hahahahhahahhhhhh."
Jaaaaatssss!!!!
Kagune Reizi tidak ragu lagi menyerang dada Eto membuat darah memuncrat deras. Meskipun begitu, Eto masih tertawa dengan kerasnya. Gadis perban ini memang kelewatan gila.
"Lagi-lagi kau hanya kebanyakan omong kosong. Sekarang jawab pertanyaan soal keluargaku. Sekali lagi kau bicara omong kosong aku benar-benar akan membunuhmu!!" Teriak Reizi dengan lantangnya.
"Waaaaahhh, kau benar-benar menusukku yaa. Yang aku tahu soal keluargamu. Mereka hanyalah Ghoul dengan garis keturunan khusus yang sempat berkuasa dulu. Lalu mati dibantai oleh CCG di malam penuh bergejolak. Penerus keluarga mereka sempat selamat. Dan sekarang hanya tersisa kau seorang? Kau sudah puas mendengarnya Reizi-chan?"
"Omong kosong!! Kau hanya terlalu banyak bicara Eto!! Kau tidak tahu apa-apa. Bukan itu yang ingin aku dengar darimu!!" Teriak Reizi dengan air mata yang membasahi pipinya. Eto tersenyum tipis. Walau jantungnya sudah ditusuk pun ia masih bicara dan tersenyum. Reizi tidak habis pikir.
"Lalu? Kau mau tau mengapa CCG bisa membantai habis keluargamu malam itu?" Tanya Eto dengan senyum liciknya.
Reizi terbelalak kaget. Ia menatap Eto dengan pandangan penuh kebencian. Gadis gila ini masih bisa memancing kesabarannya. "Kau hanya bisa omong besar saja. Kau tidak tau apa-apa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You!??
Fanfiction(Update 1 chapter/ bulan) Apakah kau itu ghoul? Ghoul yang bisa hidup di dunia yang kejam ini adalah Ghoul yang kuat. Tidak ada tempat untukku yang lemah. Orang itu lama-lama semakin memudar. Akankah ia mengingat aku dan masa lalunya? Ingin sekali a...