Are You-7

576 48 0
                                    

                  

-Typo Dedicated-

Matahari mulai terbenam di ufuk barat. Reizi berjalan pelan menuju pintu cafe. Sekarang sudah jam tutup cafe. Reizi membuka pintu cafe. Membalik papan yang bertanda 'open' menjadi 'close'. Tiba-tiba seorang pria dengan rambut berwarna coklat terang ingin masuk kedalam cafe. Reizi kaget setengah mati melihat kemunculan pria itu. Sejak kapan dia ada disitu?

"Reizi. Bisa kau minggir? Aku ingin masuk." Ucap pria itu. Reizi mundur selangkah. Pria itu berjalan masuk kedalam cafe.  Lalu duduk di bangku di didepan meja bar.

"Yomo-san. Tolong buatkan aku kopi yang biasa." Ucap pria itu pada Yomo. Yomo hanya mengangguk, membutkan pesanan.

"Nishiki! Kau tidak lihat cafenya sudah tutup?" Sahut Touka. Pria yang di panggil Touka Nishiki itu menatap Touka tajam.

"Aku datang sebelum Reizi membalik papannya." Ucap Nishiki. Touka hanya mengeha nafas panjang. Beberapa menit kemudian Yomo telah selesai membuatkan pesanan Nishiki. Segera meletakkannya di atas meja di depan Nishiki. Nishiki perlahan mulai menyesap kopinya. Kemudian dia menghela nafas panjang.

Reizi duduk di samping Nishiki yang kembali menikmati kopinya. Nishiki melirik Reizi heran. Ada apa gadis ini?

"Nani?" Tanya Nishiki.

"Ano.Nishiki-san..... Maaf tidak jadi." Ucap Reizi kemudian. Nishiki hanya mengalihkan wajahnya. Tiba-tiba Yomo dari balik meja bertanya sembari mengelap cangkir.

"Bagaimana pengejarannya?" Tanya Yomo pada Nishiki. Nishiki mengedikkan bahu.

"Aku belum menemukannya. Tapi aku dapat petunjuk lain. Aku akan lanjutkan besok." Jawab Nishiki. Yomo menggangguk pelan.

"Yomo-san. Ngomong-ngomong persedian makanan kita hampir habis. Bagaimana jika mengambilnya malam ini?" Tanya Touka pada Yomo. Yomo meletakkan cangkir terkhir yang baru saja ia bersihkan ke dalam rak.

"Aku sudah bekerja keras hari ini. Aku ingin istirahat. Lebih baik kau suruh Nishiki untuk mengambilnya malam ini." Ucap Yomo kemudian menghilang dari balik pintu  yang ada di dekat meja bar. Touka menatap Nishiki sengit.

"Tak usah menatapku begitu. Aku akan mengambilnya." Nishiki lalu beranjak berdiri. Melangkah malas keluar dari pintu depan cafe. Reizi yang duduk disebelah Nishiki ikut berdiri, lalu mengejar laki-laki berambut coklat madu itu.

"Nishiki-san tunggu! Touka-san. Aku pergi dulu!" Ucap Reizi pada Touka yang ditanggapi Touka dengan wajah keheranan. Reizi segera menyusul langkah lebar Nishiki yang sudah ada diluar pintu. Nishiki masih terus berjalan. Masih belum sadar kalau Reizi mengikutinya. Nishiki lalu berbalik badan saat menyadari suara langkah kaki yang berisik di belakangnya.

"Kenapa kau mengikutiku?" Tanya Nishiki tidak suka. Reizi mengusap lehernya pelan. Takut mengatakannya.

"Ano. Boleh aku ikut mengambilnya juga?" Tanya Reizi ragu-ragu. Nishiki menghela nafas berat. Kembali berbalik badan dan melangkah maju.

"Terserah kau saja." Ucapnya pasrah. Reizi hampir berteriak kegirangan. Ia lalu melangkah lebih cepat, mensejajarkan langkahnya dengan Nishiki.

Mereka berdua berjalan pelan sekitar tiga puluh menit. Angin malam yang kian menusuk sepertinya dapat menembus mantel milik Reizi. Awal musim gugur memanglah begini. Mereka berdua melewati gang sempit nan sepi. Terlihat menyeramkan dan berbahaya. Reizi berkali-kali menoleh ke kanan dan kekiri dengan tatapan waspada. Bisa saja ada makhluk mengerikan yang muncul dan menyerang mereka dari balik kegelapan.

Cahaya bulan diatas sana menjadi satu-satunya pencahayaan. Gang ini sepenuhnya gelap, penuh dengan nuansa mistis nan menyeramkan juga bau darah.... Bau darah yang dominan tidak mengenakan di hidung Reizi.

Are You!??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang