Are You - 32

196 25 2
                                    

Bel yang digantung di atas pintu berdenting pelan saat pintu dibuka oleh Reizi perlahan. Yomo dan Touka yang berdiri dibalik meja bar menoleh serentak kearah pintu. Kafe :re nampak sepi tanpa pengunjung. Mungkin karena sudah mendekati waktunya tutup.

"Tadaima!" Ucap Reizi kemudian.

"Okaeri. Reizi kaukah itu? Dari mana saja kau?!" Tanya Touka terlihat sedikit khawatir. Ia meningglkan cangkir kopi yang sedang ia bersihkan dengan kain diatas meja. Lantas menghampiri Reizi.

Reizi melepaskan ikatan sanggul pada rambut peraknya. Membuat rambut indahnya itu terurai indah di belakang punggungnya.

"Dari negosiasi penting." Jawab Reizi. Wajah Touka berubah seketika. Ia menarik lengan Reizi dan mengajaknya duduk di atas bangku di depan meja bar.

"Kamu benar-benar bertemu dengan Merpati itu terang-terangan? Bagaimana kalau dia tau indentitasmu dan menyerangmu?!" Tanya Touka dengan raut wajah khawatir yang terlihat jelas.

"Touka-san tidak usah khawatir. Sebelumnya kami juga saling kenal. Aku pernah terlibat dengannya sebelum misi pelelangan yang membuat Hinami-chan tertangkap waktu itu." Jawab Reizi meyakinkan Touka.

"Kau sudah kenal dia sebelum kejadian itu?? Kau itu keras kepala dan tidak mau menurut. Jangan sepelekan masalah dengan para Merpati. Kau sudah tau apa yang mereka lakukan pada kita?!" Jawab Touka sedikit membentak.

"Aaa! Aku tahu Touka-san. Tapi dia bukan Merpati biasa. Dia itu Kaneki Senpai. Touka-san juga sudah tahu kan?" Kalimat Reizi membuat Touka diam seketika. Mata ungunya membulat terkejut.

"Di-dia tidak lagi sama seperti Kaneki yang kita kenal dulu. Lalu, bagaimana negosiasinya??" Tanya Touka mengalihkan pembicaraan.

Reizi menarik napas panjang. "Aku juga tidak tahu. Kaneki Senpai masih belum mau percaya. Dia bilang dia tidak tahu. Lalu dia pergi begitu saja. Nampaknya, ini terlalu sulit untuk dirinya yang sekarang. Kapan ingatan Senpai akan kembali, Touka-san." Reizi mengeluh frustasi.

Touka tersenyum tipis. "Kita semua menunggu hal itu. Biarkan waktu yang memainkan perannya setelah ini. Lalu, indentitasmu bagaimana?"

Kali ini giliran Reizi yang terdiam seketika. Ia menggigit pelan bibir bagian bawahnya. Bingung harus menjelaskannya bagaimana dengan Touka.  Apa Touka akan memukulnya karena tindakan cerobohnya ini??

"Aaa! Dia sudah tahu kalau aku Ghoul. Tapi, dia tidak mencoba untuk menyerangku. Padahal aku pernah dijebak untuk menyerangnya kemarin. Aneh yaa. Aku rasa, kata-kataku berhasil menyentuh hatinya dan membuatnya mengerti. Nampaknya, kita harus menyerahkan ini semua pada waktu yaa. Touka-san." Reizi tersenyum getir. Touka mengangguk ikut tersenyum tipis.

Manajernya itu lalu beranjak berdiri. "Kalau begitu kembali bekerja. Sudah lebih dari sebulan kau tidak bekerja kan? Lanjutkan mengelap cangkirnya lalu balik tanda di depan kafe yaa." Perintah Touka.

Reizi menghela napas panjang. "Haaiiiik!~"

Ia segera memulai melakukan perintah yang dikatakan Touka. Sementara Touka masuk ke pintu lain di dalam kafe, melanjutkan pekerjaannya yang lain.

Reizi dengan cekatan membersihkan cangkir-cangkir cantik yang digunakan untuk menyajikan kopi kepada pelanggan mereka. Lalu mengembalikan cangkir-cangkir itu pada tempatnya. Ia lalu bergerak ke arah pintu masuk. Keluar sebentar lantas membalik tanda 'Open' menjadi 'Close'.

Hari sudah gelap di luar sana. Tidak ada lagi pelanggan yang datang. Sudah waktunya kafe tutup.

Reizi kembali masuk ke dalam kafe. Duduk sebentar diatas bangkunya tadi.

Tak lama kemudian. Terdengar suara dentingan bel dari arah pintu masuk. Eeeeh. Kafe kan sudah tutup kenapa masih ada yang masuk....

Seorang gadis dengan rambut coklat dipotong bob, dengan tubuh kecilnya muncul dari arah pintu.

Are You!??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang