Are You - 26

296 42 0
                                    

Yukari mencontohkan cara memakan bento dan burger itu. Ia memakannya seolah-olah menikmatinya.

Setelah itu, Reizi dipaksa untuk mencobanya. Setengah mati, Reizi ingin cepat-cepat menuntahkannya. Namun, Yukari langsung mencegahnya.

Selalu mengatakan "Kunyahlah secara alami Ojou. Jangan kau muntahkan."

"Menjijikan. Aku tidak mau memakannya lagi!" Keluh Reizi.

Yukari tersenyum tipis. "Aku hanya ingin kau mempelajarinya. Ini akan berguna saat kau sedang terdesak nanti. Oh yaa. Bagaimana dengan latihanmu? Besok kita latihan bertarung--"

"Heeeeh? Besok?!!" Tanya Reizi keheranan.

"Aku yakin kau pasti bisa Ojou. Nampaknya kau mengikuti saran meningkatkan intensitas latihan yang kubilang padamu waktu itu."

Reizi mengangguk pelan. Setelah hari itu. Sudah genap sebulan ia melakukan latihan rutin. Sambil mempelajari beberapa gerakan bela diri dari buku yang ia beli.

"Tapi tetap saja ini terlalu cepat Yukari. Kau tidak sibuk lagi? Belakang ini kau jadi jarang pulang lhoo Yukari" Tanya Reizi.

Yukari menggeleng pelan. "Kau adalah prioritas utamaku Ojou. Aku akan melatihmu besok. Latihanlah lagi lebih serius. Besok malam kita langsung bertemu di terowongan."

Reizi mengangguk, Yukari lalu pergi dari hadapannya. Belakang ini Yukari jadi jarang pulang kerumah. Beberapa kali latihan mereka ditunda, Yukari akan mengabarinya lewat telepon. Terpaksa ia jadi latihan sendiri.

Tidak terasa kasus pembunuhan oleh Ghoul yang terus meningkat ini membuat kehidupan Ghoul yang bersembunyi harus lebih waspada.

Entah apa pekerjaan yang dilakukan Yukari untuk menyambung kehidupan mereka. Reizi hanya berharap mereka terus hidup aman. Tidak dicurigai oleh para investigator.

*****

"Lebih serius Ojou! Pukulanmu terlalu pelan!" Yukari meneriaki Reizi yang tengah mengepalkan tinju kearahnya.

Sedari tadi pukulan yang dilancarkan Reizi, selalu dibilang pelan. Padahal tenaganya sudah hampir habis hanya dengan memukul bantalan yang dipegang Yukari itu.

Keringat bercucuran dari pelipisnya. Ia mencoba mengatur napasnya yang sudah ngos-ngosan. Padahal ia sudah melakukannya dengan benar. Kenapa Yukari masih bilang pukulannya kurang kuat?

Reizi mengatur napasnya. Ia lantas melancarkan pukulan lagi ke arah bantalan ditangan Yukari. Kali ini ia mencoba mengerahkan semua sisa tenaganya.

"Haaaaahh!!!!"

Yukari seketika kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh ke dasar terowongan, sebelum Reizi menangkap tangannya.

"Apa yang itu sudah cukup?!!" Tanya Reizi diakhiri dengan senyuman kemenangan. Yukari balas mengangguk.

"Seharusnya dari tadi kau seperti itu. Gerakanmu semakin cepat. Tapi kekuatan pukulanmu hanya begitu saja. Kau harus menyeimbangkan antara kekuatan dan kecepatanmu." Jelas Yukari.

"Aku mengerti. Istirahat dulu sebentar yaa. Napasku sudah mau habis." Reizi terduduk di lantai terowongan. Kemudian berbaring sambil mengatur napasnya. Yukari menawarinya sekaleng kopi.

Are You!??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang