Are You - 42

162 16 2
                                    

Udara dingin bertiup kencang. Terdengar seperti suara malam yang selalu menemani apapun yang beraktifitas di malam itu. 

Suara dentingan benda tajam lagi-lagi terdengar saat mengantam tembok. Suara baru yang mengusik malam beberapa hari belakangan.

Napas Reizi naik turun dan terus memburu. Ia butuh istirahat sejenak untuk bisa membuat paru-parunya bekerja normal. Sudah ada berapa batu yang coba ia tebas dengan Koukaku yang berat di tangan kirinya. Mereka semua hancur. Tapi, tetap saja. Baru sebentar Reizi sudah kelelahan.

"Masih belum cukup." Keluhnya.

Malam itu Ayato mendatangi tempat latihan Reizi. Setelah menemui Kaneki ia langsung memutuskan untuk memantau gadis itu.

"Hoi, kau sudah kelelahan rupanya." Ucap Ayato kemudian. Reizi seketika berbalik. Menyadari Ayato yang tiba-tiba muncul dibelakangnya.

"Ini masih belum apa-apa. Aku akan lanjutkan." Jawab Reizi.

"Hentikan. Kita latih tanding saja setelah ini." Ucap Ayato menghentikan Reizi. Reizi nampak terkejut. Tapi dia belum bisa bertahan cukup lama dengan Koukaku ini.

Ayato tiba-tiba melemparkan sekaleng kopi padanya. Reizi dengan sigap menangkapnya.

"Minumlah! istirahat sebentar." Ucap Ayato kemudian. Reizi memiringkan kepalanya. Ada apa anak itu tiba-tiba perhatian begini?

Reizi segera membuka kopi kaleng itu dan meminumnya perlahan. Ia duduk di reruntuhan tembok didekatnya.

"Tumben sekali, apa kepalamu terbentur?" Ucap Reizi meledek. Ayato tidak membalasnya.  Ia juga ikut duduk di reruntuhan di dekatnya.

"Kau ada dimana saat siang hari?" Tanya Ayato.

Seketika itu Reizi tersedak. 

"Ohhhok ohooook! Apa maksudmu? Aku tidak kemana-mana kok. Aku latihan dari pagi sampai malam" Jawab Reizi. 

Kenapa Ayato jadi penasaran dia ada dimana? Dia saja jarang melihatnya latihan. Apa Ayato pernah melihatnya disana? Di tempat Gym? Mungkinkah? 

Tidak mungkin Ayato tau kan? Aku bisa habis ditertawakan dan dimarahi.

"Begitukah? Kaneki sampai harus bertanya kabarmu denganku. Kau tahu?!  Menyusahkan saja." Keluh Ayato.

Aaaahhhh. Benarkah? Senpai-nya khawatir padanya? Kalau Reizi ingat-ingat lagi dia memang jarang pulang ke cafe. Entah mengapa, itu membuatnya senang. Apa Senpainya ingin mendengar kabar baik darinya?

Kabar baik yaa? Reizi merasa kecil hati. Ia belum bisa mengendalikan Kagunenya dengan baik. Tapi, ia tidak ingin mengecewakan Kaneki.

Senpai pasti berharap banyak padaku

"Aku pasti membuatnya khawatir. Maaf menyusahkanmu Ayato. Apa dia mengatakan sesuatu?" Tanya Reizi.

"Ahh. Dia bertanya soal perkembanganmu dan memberimu saran." Jawab Ayato.

Mata Reizi terbuka lebar. Eh? Saran?

"Apa itu?" Tanya Reizi.

"Dia bilang dulu punya bawahan yang bisa mengendalikan kagunenya lebih baik dari ghoul. Mungkin kau bisa melakukan hal yang sama pada kagunemu. Kira-kira seperti itu. Terus. Koukaku itu. Apa benar itu muncul saat kau berpikir ingin melindungi kami dari Arima saat itu?" Tanya Ayato.

Bawahan yang bisa mengendalikan kagunenya lebih baik dari ghoul? Mutsuki-san? Urie atau Shirazu-san. Aaaah, rasanya ada satu lagi yang Reizi belum lihat.

"Aku tidak tahu. Tapi Koukaku ini memang muncul disaat itu. Saat itu aku....." Kalimat Reizi menggantung diudara.

Apa yang aku pikirkan saat itu? Aku ingin membunuh Arima yang telah menyakiti teman-temanku. Aku tidak tahu! Koukaku ini tiba-tiba muncul begitu saja saat aku terlalu takut untuk mati. Aku benar-benar marah aku ingin jadi lebih kuat. 

Are You!??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang