Part 8

645 46 0
                                    


Cuaca hari ini begitu cerah , membuatku terbangun dari tidurku yang nyenyak. Ketika aku bangun, aku langsung memikirkannya. Apa yang ia lakukan sekarang ?. Bagaimana keadaannya sekarang ?. Apa ia masih tidur juga di hari minggu ini.
Karna beberapa hari kemarin aku merasa tidak begitu enak. Perasaan dan pikiran ini terus saja memikirkannya.



"Huuh... ingin mengirim pesan , sinyal saja tidak ada" omelnya, beranjak dari kasurnya.


Ia pun melangkah kakinya keluar dari rumah untuk mencari udara segar. Ia menutup matanya dan merentangkan tangannya lebar-lebar. Begitu damai ia rasakan sekarang. Wajahnya tidak berhenti memamerkan deretan gigi putihnya , ia tersenyum. Begitu lamanya ia tidak pulang kampung halaman neneknya. Bicara soal nenek , kemana neneknya ?, begitu juga Ibunya.
Ia pun mencari keberadaan keduanya.

Kemana mereka..
"Nenek, Ibu. Kalian dimana ?" panggilnya mengelilingi sekitar rumah sana.

-------



Sudah dua hari kau belum bangun dari mimpimu itu. Sadarlah.
Melihatmu dalam keadaan begini, membuatku tidak berani melihatmu sedikit pun. Kenapa ini terjadi padamu... batinnya , melihat orang yang sedang terbaring di depannya.


Wajah cantiknya yang penuh dengan luka goresan. Keadaan yang masih koma, membuat yang melihatnya merasakan kasihan padanya. Kenapa ini terjadi ?, apa salahnya ?.


"Tuan Muda" ia pun menoleh ke arah suara itu.
"Ayahmu menelponmu" . Ia pun mengangguk dan pergi keluar dari ruangan itu.

-------



"Bomi" ucapnya pelan seketika ia membuka matanya.


"Kau sudah sadar" ucapnya dan pergi mencari dokter. Dokter pun datang dengan segera dan memeriksanya.
"Bagaimana dokter ?. Apa ada luka serius padanya ?" ucapnya cemas ketika melihat dokter itu memeriksa istrinya. Dokter itu pun tersenyum melihatnya.


"Bertenanglah, tidak terjadi apa-apa yang perlu dicemaskan. Istri anda hanya memerlukan istirahat yang banyak , minum obat dengan teratur untuk memulihkan kembali tenaganya. Kalau begitu, permisi" ucap dokter itu. Singkat dan padat.


"Terima kasih" ucapnya tersenyum pada dokter itu, dokter itu pun mengangguk dan keluar dari ruangan itu.



"Bomi. ShiYoon , dimana Bomi ?" tanyanya pelan pada ShiYoon suaminya. ShiYoon pun mendekat ke arahnya dan meraih kedua tangannya.
"Apa yang terjadi. Dimana Bomi, katakan padaku dimana Bomi. Dimana anakku, ShiYoon katakan padaku dimana Bomi" teriaknya pelan bangun dari baringnya dalam keadaan menangis, ShiYoon pun segera memeluknya.

"Bomi tidak apa-apa. Hanya saja ia masih tidur sekarang. Bertenanglah" jawabnya sedih mengelus kepala Yoona pelan. Ia tidak berani memberitahukan sebenarnya. Ia takut itu akan membuat istrinya menjadi tidak tenang.

"Aku ingin melihatnya. Aku tidak akan tenang jika tidak melihatnya" ucapnya disela ia menangis.

"Istirahatlah"

"Aku tidak ingin istirahat sebelum aku melihatnya. Bawa aku untuk melihat anakku sendiri. ShiYoon !!!" ucapnya memohon. ShiYoon pun tidak berani memandang mata Yoona yang terlihat begitu memohon.



ShiYoon pun mendorong sebuah kursi roda. Dengan wajah sedih terletak pada keduanya. ShiYoon dengan malasnya ia melangkahkan kakinya. Malas karna ia tidak mau melihat keadaan anaknya yang terlihat begitu....
Begitulah , susah mau dijelaskan. Ia terus mendorong kursi roda itu yang di duduki oleh istrinya , Yoona.



Kookies Oppa , Can You Love Me ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang