Part 29

320 22 9
                                    

"Aku sudah mengaturnya seperti yang kau minta, bos. Lalu kau ingin aku melakukan apa lagi" tanya Doyeon antusias. Jin menepuk pundaknya pelan.

"Sudah cukup. Oh ya, apa mereka percaya padamu ?" tanya Jin.

"Wajah sepertiku, wajah orang yang mudah di percaya. Bos tenang saja, jika memang nanti terjadi sesuatu padanya itu tidak akan melibatkan bos" Doyeon mengyakinkan Jin.

"Hahaha... Memang tidak salah aku menyuruhmu. Jika begitu nanti kau pantau dari jauh, aku mungkin tidak akan datang menemuinya. Cukup kau memberiku informasi saja" ucap Jin di sela tawanya.

"Baiklah, kalau begitu. Aku akan kembali kesana. Bos duduk tenang dan aku akan memberikanmu informasi" ucap Doyeon pergi, Jin pun tersenyum senang dan membayangkan wajah kesakitan dari pemenang waktu itu.




----------




"Ibu, aku ada janji hari ini. Bisakah aku meminjam mobilmu, ibu" tanya Bomi yang sudah berpakaian rapi bersiap-siap untuk pergi. Yoona mengerinyit heran.

"Memangnya kau ingin kemana, apa penting sekali. Jika tidak, ibu ada rencana akan mengajakmu jalan ke rumah teman ibu" Bomi pun menghampiri Yoona yang sedang duduk santai itu.



"Sepertinya hari ini tidak bisa. Baiklah ibu, aku pergi dulu" ucap Bomi pergi. Yoona memandang kepergiannya.

"Sebenarnya ibu ingin mengajakmu ke rumah bibi Haeri. Sudah lama ibu tidak bertemu dengannya semenjak kita pindah dari rumah itu" gumam Yoona sedih. Ia pun bersiap-siap ingin pergi juga.



Lalu.....,




Aku tidak sabar ingin menikmati makan malam gratis seperti sekarang. Mungkin saja menu makanannya bermacam-macam. Uh, mengunggah selera makanku saja.. batin Bomi sembari tersenyum. Ia mengendarai mobilnya menuju sebuah restoran mewah.



Setelah itu, ia pun telah sampai di tempat tujuannya. Dari jauh Doyeon melihatnya dan menelpon bosnya kembali. Bomi pun masuk ke dalam restoran itu dengan senyuman masih terpancar pada wajahnya.

Pelayan yang ada di dalam restoran itu pun membimbingnya menuju tempat duduk yang telah di pesan. Pelayan itu pun pergi meninggalkan Bomi sendiri.

10 menit, 15 menit hingga setengah jam berlalu, Bomi masih belum bertemu dengan runner up itu. Yang belum ia ketahui siapa namanya.
Kriuuk.., perut Bomi meminta jatah makan. Bomi pun mengelus-elus perutnya yang sudah lapar itu.




"Jika aku minum terus maka aku akan kenyang oleh air bukan oleh makanan. Kemana runner up itu. Apa ia lupa dengan janji atau ia sibuk sehingga tidak bisa datang" ucap Bomi melihat sekeliling ruangan itu. Doyeon pun segera bersembunyi, hampir saja Bomi melihatnya.

"Pelayan, berikan aku sesuatu makanan" ucap Bomi pada pelayan yang tidak jauh dari sana. Pelayan itu pun membawa sebuah makanan dan kembali meninggalkan Bomi. Bomi pun segera memakan makanan itu dengan lahap.

"Kemana orang itu" gumam Bomi di sela makannya.
"Aduh, perutku. Aduh" Bomi memegang perutnya sakit ketika telah memakan hampir satu piring. Doyeon yang melihatnya pun tersenyum senang dan kembali menelpon bosnya.




"Sepertinya ia begitu sangat kesakitan bos, baiklah. Akan aku lakukan. Tenang saja. Baik" ucap Doyeon mengakhiri telponnya. Ia pun kembali melirik ke arah Bomi dan Bomi nya sudah tidak ada di dalam restoran itu. Doyeon pun segera mencarinya di daerah parkir dan ia melihat Bomi di tempat itu dan seperti tidak ada tenaga ingin membuka pintu mobil.


"Nona apa kau tidak apa-apa ?" tanya Doyeon menghampiri Bomi berpura-pura cemas. Bomi pun menolehkan kepalanya.
"Kau" kaget Doyeon.

"Paman, tolong aku" Bomi pun pingsan, Doyeon segera menangkapnya dan membawa Bomi pergi dengan senyum mengambang pada wajahnya.

Kookies Oppa , Can You Love Me ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang