Part 19

521 31 0
                                    

TAMAN.



Di sebuah taman kota terdapat dua orang yang sedang begitu menikmati pemandangan indah dari berbagai macam bunga yang ada di depannya. Yang tidak pernah lepas memandang bunga yang mekar maupun hampir layu akibat dari sinar matahari yang begitu menyengat.

Keduanya juga tampak sedang berpikir tentang barusan apa yang keduanya lakukan dengan napas terengah-engah habis berlari. Apa hari ini ada lomba lari maraton ?. Tidak sepertinya.

Keduanya juga tampak saling melirik satu sama lain. Kecanggungan menyelimuti keduanya , apa mereka baru berkenalan atau hanya karna keduanya lawan jenis sehingga sedikit malu untuk saling bicara.

Seperti yang di alami oleh kebanyakkan orang. Pertama bertemu malu-malu dan sudah lama bertemu menjadi malu-maluin. Seperti itukah ?.

"Ternyata kau cukup terkenal sekarang. Aku tidak menyangka sama sekali" ujarnya memecahkan suasana hening yang terjadi. Sembari memamerkan gigi putihnya membuat matanya ikutan menyipit.

"Apa.."

"Kau ini , sepertinya tampak sedikit berubah. Bukankah kau itu gadis cerewet yang aku kenal dan kenapa sekarang aku melihatmu tampak sedikit diam. Seharusnya kau senang , aku kembali ke sini untuk menemuimu atau tidak kau mentraktirku ramen sebagai ucapan selamat datang untukku" ucapnya lagi melipat tangan di dada.

"Bukan begitu. Sebenarnya aku.. sedikit lupa apa yang terjadi padaku. Jadi aku juga sedikit lupa padamu. Apa kau...."

"Yang benar saja kau lupa padaku. Kau teman macam apa hah. Sehingga lupa pada temannya sendiri. Jauh-jauh ke sini ingin bertemu denganmu kembali , kau malah lupa padaku , seperti aku orang asing yang baru saja kau temui" kesalnya.

"Bukan begitu.."

"Apa karna habis kecelakaan kau jadi lupa padaku. Astaga , apa kau amnesia ?. Bagaimana bisa kau lupa dengan orang tampan seperti ku ini. Aku kecewa pada..."

"Yak..." teriak Bomi emosi membuatnya berhenti bicara dan membulatkan matanya kaget.

"Bisakah kau tidak bicara dan dengarkan penjelasanku ?. Apa kau bisa berhenti dari ocehanmu itu. Hah ?" tanya Bomi kembali sedikit emosi.

Ia pun hanya bisa mengangguk kepalanya mengerti dan sedikit kaget dengan teriakkan Bomi. Bomi menghadapkan kepalanya ke depan dan menghela napasnya dan memulai berbicara.

"Sebenarnya aku...."


---------

"Apa Bomi belum pulang juga" gumamnya melihat jam dinding rumahnya.
"Ini sudah sore. Kemana perginya anak itu , benar-benar membuat orang khawatir saja. Lihat saja nanti , aku pasti akan menghukummu" omelnya melipat tangan di dada dengan kesal.


Klek...
Suara pintu depan rumahnya terbuka.


"Ibu.. aku pul...."
"Yak... Ibu , kenapa menjewerku. Sakit Ibu.." ucap Bomi memukul lengan Yoona pelan dan merintih kesakitan.

"Habis dari mana saja kau ?. Jawab pertanyaan Ibumu ini. Bomi" tanya Yoona tanpa mau melepaskan jari tangannya dari telinga Bomi. Karna kekesalan sudah menyeliputi dirinya.

"Bagaimana aku bisa menjawab jika Ibu menarik telingaku kuat. Aduh.. Ibu lepaskan" mohon Bomi di jawab dengan gelengan Yoona. Tanda tidak mau.


Aku harus melakukan sesuatu...batin Bomi.


"Ibu tidak akan melepaskannya. Dasar kau anak nakal. Siapa yang mengajarkanmu membuat orang tuamu khawatir seperti ini. Siapa ?" marah Yoona kesal.

Kookies Oppa , Can You Love Me ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang