Part 8 "Dr Kelvin"

69 6 0
                                    

Alvian yang terkena luka parah di perut dan tangannya pun tertatih-tatih kembali ke rumah sakit untuk menemui Dr. Kelvin.

"Sial luka ini berdarah lagi, uppss..." Alvian terlihat melihat tangannya yang sekarang sudah berwarna merah.

'Wanita itu... tadinya aku ingin membuat perhitungan dengannya, tapi entah kenapa aku jadi melindunginya' gumam Alvian sambil termenung menatap langit.

Hufff... Dari belakang Alvian nampak ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Oh kau Dok, bukannya kau telah melarikan diri, tadi" sahut Alvian.

Rupanya yang menepuk bahu Alvian adalah Dr. Kelvin seseorang yang tadi menghilang saat keributan di rumah sakit.

"Kau itu, nekad sekali ya, luka di perutmu saja masih belum kering sekarang sudah ada timah panas yang tertanam di lenganmu" sahut Dr. Kelvin.

"Ini hanya luka biasa Dok" jawab Vian meremehkan luka itu.

"Sudah lah, ayo ikut aku, di rumahku kau akan ku obati dan akan ku tawari kau pekerjaan" sahut Dr. Kelvin.

"Baiklah Dok" Vian pun tanpa basa basi menuruti permintaan Dr. Kelvin dan masuk ke dalam mobilnya.

***

Di tempat lain, Putri yang masih dalam keadaan lemah terpaksa di bawa ke markas untuk beristirahat.

Brrruuugghh... Pukulan bagas tepat mengenai dinding beton tersebut hingga retak, dia terlihat kesal kepada seseorang.

"Boddoohh... Manusia srigala bodoh, kau telah membuat Kekasihku menjadi seperti ini tak akan ku maafkan kau" Dinding tembok pun langsung jebol seketika menjadi pelampiasan kekesalan Bagas.

"Tenangkan dirimu Gas" seru Rivaldi yang menghampiri mereka berdua.

"Kak Bagas... Hmmmm" Putri pun mulai siuman perlahan.

"Iya sayang, kakak disini" dengan sigap Bagas langsung memegang erat tangan Putri

"Hmmm aku pergi dulu ya" Rivaldi pun berlalu meninggalkan mereka.

"Apa kau tak merasa aneh Val, baru kali ini buruan kita menghilang dan baru kali ini pula Putri sadar tanpa Bagas" tanya Linda dan Vidi.

"Aku sependapat dengan mereka, lagi pula pacarku juga bertingkah aneh semenjak kedatangan saudaranya itu" Erika pun menambahkan.

"Tak ada yang aneh ko, kita hanya sedang tidak beruntung, malam ini kita akan menyergap buruan kita bersama-sama" sahut Rivaldi.

"Erika panggil kekasihmu!! yang lainnnya ikutlah denganku untuk mempersiapkan rencana penyerangan..!!" sahut Rivaldi.

"Baikkkkk..." secara serempak mereka menuruti apa kata Rivaldi.

"Aku ikut...!!' dari belakang Rivaldi, nampak Bagas sangat bernafsu ingin membunuh manusia srigala yang telah menyakiti Putri.

"Aku tak akan melarangmu ikut, Putri sedang dalam keadaan lemah, sekarang pilihan ada di tanganmu, menjaga dia, atau pergi melampiaskan nafsumu" sahut Rivaldi dengan tatapan dinginnya.

***

"Wahh ini rumah Doktor?" tanya Alvian yang terkagum-kagum melihat istana milik Dokter Kelvin.

"He.. He.. Ini hanya gubuk persinggahanku, masuklah..!! Sahut Dr. Kelvin membuka gerbang rumahnya.

"Waaaw.. Besar sekali... Doktor pasti orang kaya" Alvian menoleh ke kanan dan ke kiri mengagumi keindahan properti dan luasnya halaman rumah Dr. Kelvin.

"Ayo silahkan duduk..!!!

"Perkenalkan ini adalah istriku, dan kedua anak laki-lakiku" Dr. Kelvin memperkenalkan istrinya dan dua orang pemuda yang sangat dingin, dan menatap tajam kepada Alvian.

"Salam kenal... Dok Banyak sekali patung-patung manekin disini ya.!!" sahut Vian.

"Oh kebetulan aku mengkoleksi patung-patung tersebut.. Mereka hasil impor dari luar negeri" sahut Dr Kelvin.

"Wah patung ini mirip seperti manusia aslinya ya" Vian terkagum kagum melihat seni itu.

"Seandainya saja ada temanku disini, Abdul namanya Dok, dia juga seseorang yang menyukai seni patung seperti ini" sahut Alvian.

"Oh kapan-kapan bawalah temanmu kesini ya!!" Dr. Kelvin pun tersenyum melihat Vian.

"Iya Dok, pasti suatu saat saya akan membawa teman saya kemari" Alvian pun berbincang-bincang lama dengan Dr. Kelvin dan keluarganya.

"Baiklah sebaiknya Anda beristirahat saja dulu, kamar anda sudah kami siapkan" seru istri Dr. Kelvin.

Alvian pun lantas pergi bersama para pelayan Dr. Kelvin ke kamar tamu yang telah di persiapkan.

***

Sementara itu di tempat lain Bill telah beranjak dari tempat tidurnya dan lekas pergi ke kamar mandi.

"Bagaimana keadaan Wisnu sekarang ya? Lalu kekuatan api ini apa dari Phoenix stone pemberian Kakek" Bill terlihat menatap Phoenix stone Miliknya.

***

Siang itu, disaat Alvian sedang beristirahat, diluar halaman Dr. Kelvin kedatangan tamu.

"Sudah kita serang langsung saja buruan kita" Seru Wisnu yang menaiki Griffinnya bersama Erika.

"Itu anggota Night Class Master cepat serang mereka" sahut Para pengawal Dr. Kelvin yang melihat kedatangan Rivaldi dan kawan-kawan.

"Ddrrrtttt.. Ddrrrtt..." para pengawal itu menembakkan senapannya ke arah Rivaldi dan teman-temannya.

"Erika, Linda, urus mereka, biar aku, dan yang lainnya akan masuk merangsek rumah itu" sahut Rivaldi pergi terbang menggunakan Pegasusnya..

"Aaaaarrggghhm.." dalam sekejap para pengawal itu dihabisi oleh Nemean Lion dan Nekomata nya Erika dan Linda.

"Ha.. Ha.. Ha.. Walaupun singa nemeanku ini masih terluka, aku masih bisa melahap kalian semua ha.. Ha.. Ha" ucap Linda.

***

Di markas Killer Class Master, Bagas Dan Putri sedang bercumbu menikmati indahnya kebersamaan mereka.

Bibir yang saling berpagutan, tangan yang memeluk satu sama lain, dan tembok yang menjadi saksi bisu percintaan mereka.

"Sayang jangan tinggalkan aku" ucap Putri manja.

"Tidak sayang aku tak akan pernah meninggalkanmu" sahut Bagas.

Mereka pun bersama menikmati keindahan di siang itu.

Tiba-tiba saja Putri melihat sosok Pria yang tak di kenalnya dalam ingatannya, dia berontak melepaskan rangkulan tangan Bagas.

"Aaahhhh..." Putri pun berteriak terkejut karena pria itu mulai mengisi kepalanya.

"Kenapa sayang?" Bagas langsung mendekati Putri.

"Tidak kak, aku hanya teringat serangan kemarin" kata Putri yang terlihat memegangi kepalanya.

"Tenang sayang, kakak disini, kakak janji ma Putri kakak akan bunuh manusia srigala yang telah menyakiti kamu sayang" Bagas pun memeluk Putri dan membelai rambutnya.

'Kenapa pria itu hadir dalam ingatanku, siapa sebenarnya dia' Gumam Putri.

***

"Aaaarrrgggggh" suara istri Dr. Kelvin yang mengerang karena di serang pedang Irlandia.

Sementara itu Rivaldi telah berhadap-hadapan dengan Dr. Kelvin sendiri, dan Wisnu di hadang oleh kedua anak laki-laki Dr. Kelvin.

"Salam kenal Dok, namaku Rivaldi, malaikat mautmu" seru Rivaldi...

Bersambung

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang