"Aku tahu kau memang kuat Alvian, sangat kuat, kau memiliki kelemahan, yaitu hatimu ha... Ha.. Ha.." sahut Anna melihat kepergian Alvian dari jauh.
"Kau memang licik Anna, namun kita lihat saja nanti, kau yang membunuhku, atau kau yang terbunuh oleh ku" sahut Alvian.
Di tengah perjalanan, Alvian beristirahat sejenak, perjalanannya telah membuat dirinya sangat kelelahan.
"Aku sudah di selamatkan oleh Dewa, walau dia terlihat seperti angkuh, tapi dalam hatinya menyimpan kebaikan, ah biarkanlah dia telah memilih sendiri jalannya" Alvian pun lantas beristirahat di sebuah kedai.
"Hai.. Kawan..." dari jauh rupanya sudah terlihat Malik menghampiri Alvian.
"Hei... Malik..." jawab Alvian menyapa kawannya.
"Aku kira kau sudah mati kawan, Pulau itu hancyr berkeping-keping dan karam di lautan" tegas Malik.
"Ha.. Ha.. Aku tak akan mati semudah itu, lagi pula si mata seribu itu sudah kubunuh, mayatnya saja sudah kuserahkan pada pimpinannya." kata Alvian.
"Ah sudah lah ada yang lebih penting kawan, wanita yang kau cintai itu sekarang menjadi tak terkendali kata Irlandia, dia mengacaukan markas dan membabi buta di sana.." jelas Malik.
"Apa maksudmu" Alvian pun terbangun dari santainya, lantas dia pergi dari kedai itu.
"Hei Vian kau mau kemana... Tunggu aku.." pinta Malik.
"Kau mau ikut, aku mau pergi ke markas Killer Class Master." ajak Vian.
"Tapi....."
"Tapi apa...?" tanya Alvian.
"menurut Gnome ku, di tengah-tengah lautan ada pertarungan antara ketua Killer Class melawan para laksamana besar pemerintahan, aku ingin melihatnya." Malik pun lebih memilih melihat pertarungan antara Rivaldi melawan para laksamana.
"Apa.... Rivaldi tengah dalam bahaya, sebaiknya aku membantu dulu Rivaldi..." gumam Alvian berbicara sendiri.
***
Di markas KCM indah dan yang lainnya sedang berada di ruangan tempat di rawat Harits yang sedang koma.
"Semoga saja Saphire Delima ini bisa membantu dan menyadarkan Harits." kata Indah memberikan Saphire Delima ini di dada Harits.
Hyuuuuunnggggg......
Lalu Saphire Delima itu mulai bereaksi, dada Harits mulai bergetar hebat.
"Apakah akan berhasil...?" tanya Shella.
"Kita lihat saja, Harits koma karena racun mematikan dari Kraken, maka dari itu kita harus bersabar" ucap Indah.
***
Di tempat lain tanah pemakaman.
"Fyuuuhhh capek juga ya, walaupun kita di bantu oleh para warga untuk memakamkan jenazah Bagas dan Kepala itu tetap saja terasa capeknya" ujar Wisnu.
Sepertinya mereka telah selesai melaksanakan upacara pemakaman Bagas.
"Hei Bill kenapa kau diam saja..?" tanya Wisnu.
"Mungkin dia sedang teringat kejadian tadi" senyum Vidi.
"Haiissss.... Tidak kok" ucap Bill yang terlihat lagi pipinya mulai kemerahan.
"Bagaimana pun juga, ayo kita doakan semoga arwah Bagas tenang di atas sana" ucap Vidi.
"Iya... Amiinnnn..." serentak mereka bertiga mengucapkan Amiinn mendoakan temannya Bagas.
"Ayo kita kembali ke markas untuk, siapa tahu Indah dan yang lainnya membutuhkan bantuan kita" ucap Vidi.
Lalu mereka pun bergegas kembali ke markas...
Trrttttt... Trrrtttt... Tiba-tiba di tengah perjalanan telepon genggam Vidi pun berbunyi.
"Halo siapa disana?"
"Ini aku Alvian, aku mendapat kabar bahwa Rivaldi sedang dalam masalah besar dia di kepung oleh para Laksamana besar pemerintahan, ayo kesana dan bantu dia." rupanya yang menelepon Vidi adalah Alvian yang mengabarkan pada Vidi bahwa Alvian sedang dalam bahaya.
"Apa.... Gawat" Vidi pun terkejut mendengar perkataan Alvian.
"Ada apa Vid?" tanya Wisnu.
"Ri.. Rivaldi dalam bahaya, dia di kepung oleh para laksamana besar pemerintahan aku akan membantunya." sahut Vidi.
"Baiklah aku ikut, kau butuh tumpangan kan..." Wisnu pun mengeluarkan Griffinnya.
"Aku pun juga ikut ya..." teriak Bill sambil menaikki Griffinnya.
"He.. He.. Walaupun aku larang kau pasti akan tetap ikut kan Brother he.. He.." sahut Wisnu.
Mereka bertiga pun terbang menyusul Rivaldi.
***
"Sayang tidur ya, kakak yakin pasti kamu bisa melalui semua Ini" di kamar Putri rupanya Irlandia tengah menidurkan Putri di kamarnya.
"Kakak akan menjagamu di sini.." ucap Irlandia sembari mengusap Air matanya.
Irlandia pun menjaga Putri, dia tertidur pulas sekali, efek obat bius Caduceus rupanya sudah sangat berfungsi.
Di tengah-tengah penjagaan itu pun lalu Irlandia mulai memejamkan matanya.
***
Pertarungan hebat di tengah samudra pun masih berlangsung dengan seru.
"Awas Val itu Black Hole..." teriak Budi.
"Tak akan kubiarkan... Pegasus Emperor..." Rivaldi pun terlihat menyerang Glenn dengan kekuatan penuhnya.
"He.. He.. Kau akan tetap menyerang ya..?" tanya Glenn.
"Black.. Hole.. Hisap dia.."
"Jangan gunakan Ultimate mu Vaalll" teriak Budi.
"Aku terpaksa melakukannya." sahut Rivaldi.
"Ultimaaattt... Pe..."
Syuuuutttttttt.... Sebelum Rivaldi mengeluarkan jurus andalannya itu tiba-tiba saja ada sebongkah batang Pohon yang menyerang dan melukai Glenn dan Cerberusnya.
"Aaarrggghhh.. "
Glenn pun terpental karena lemparan itu, dan Black Hole nya pun otomatis menghilang.
"Siapa dia..." ucap Sudrajat yang melihat dari jauh 2 orang yang sedang menaikki perahu.
"Jadi ini ya, ketiga laksamana besar pemerintahan" ucap Alvian.
Rupanya orang itu adalah Alvian dan Malik yang datang membantu Rivaldi dan Budi.
"Hei Malik, cepat ciptakan daratan di sini..." sahut Alvian.
"Baik bos he.. He.. Gnome... Crush..." tiba-tiba saja sebagian Dataran laut mulai menjulang ke atas dan membentuk seperti pulau.
"Alvian pun mulai turun dari kapalnya dan berdiri di atas pulau itu.
"Kau.... Beraninya kau" Laksamana Glenn pun terlihat marah dan pergi mendekati Alvian.
"Baguslah, ada Alvian disini, dia akan membantu kita" sahut Rivaldi dan Budi.
Bersambung.
![](https://img.wattpad.com/cover/68473612-288-k177570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunter
AdventureGenre : Action, Adventure, Fantasy Sinopsis : Jaman keemasan adalah zaman yang di balut oleh kemajuan tekhnologi dan perkembangan zaman, semua hal berubah pesat seiring dengan kemajuan sumber daya manusia yang berpola pikir revolusioner. Namun zaman...