Part 21 Firdaus

34 2 0
                                        


"Di... Dimas...." Sahut Putri yang dibuat tak percaya pada seseorang yang baru saja di lihatnya.

"Kau, orang yang waktu itu kan?Apa kau mengenalnya sayang?" tanya Bagas.

"Ha.. Ha.. Ha.. Tak kusangka dunia begitu sempit, kau tinggalkan aku di kemiliteran hanya untuk lelaki seperti dia" jelas Ken yang di panggil oleh Putri, Dimas.

"Apa maksudmu?" Bagas pun diliputi dengan tanda tanya di kepalanya.

Ternyata orang yang di kenal sebagai Ken itu adalah Dimas, seorang laki-laki yang berasal dari kemiliteran yang sepertinya sangat mengenal Putri.

"Beberapa bulan yang lalu kau telah menghancurkan hatiku Put, lalu sekarang di depan mataku kau bercumbu dengan kekasih barumu, he.. He.. He.. Kau memang jahat.." seru Ken sembari mengeluarkan Sabit Centaurnya.

"Berlindunglah di belakangku sayang" Bagas pun melindungi Putri dan mengeluarkan senjata Minotaurnya seperti pedang dan tameng.

"Dim... Dimas aku tak seperti yang kau pikirkan..." teriak Putri pada Ken.

"Sudahlah Put, lagipula aku sudah memutuskan untuk membunuh anggota The Killer dan itu Artinya aku harus membunuhmu" Ken mengacungkan sabit miliknya pada mereka berdua.

"Kau urus yang ini Ken, sepertinya aku melihat ada dua orang yang mendekat kemari dan itu mungkin adalah teman mereka" kata Firdaus yang sedari tadi berdiri di belakang Ken.

"Baiklah, hati-hati ya..." lalu Firdaus pun pergi meninggalkan pertarungan antara Ken melawan Bagas dan Putri.

"He.. He.. Sekarang tamatlah riwayat kalian." Ken pun menyerang Bagas dan Putri dengan kecepatan penuh.

Trraaaannnkkkkk.... Benturan antara sabit milik Ken dengan pedang milik Bagas pun tak bisa di elakkan.

"Tak kan ku biarkan kau menyakiti Putri" erang Bagas.

Braaankkk... Traannkk... Dhaasss... Keduanya terlibat pertarungan yang sangat sengit, saling beradu senjata mitologi dari masing-masing batu-batu mulianya.

Brruuukkk.... Pipi Bagas terpukul, pukulan telak dari Ken.

"Sial kau..." tak mau kalah Bagas pun bangkit dan membalas pukulan ke arah dagu Ken.

"Aahhkk..." kini keduanya tersungkur jatuh.

"Hah.. Hah.. Hah.. Hebat sekali kau.." ucap Ken.

"Jangan kau remehkan kemampuanku" sahut Bagas.

Sementara itu di pinggir pantai, Putri sedang termenung memperhatikan pertarungan antara dua orang pria sejati.

'Kak Bagas mati-matian melindungiku, aku ini memang lemah, bahkan untuk saat ini aku tak bisa membantu kak Bagas' gumam Putri.

Brraaacckkkk.... Dhaassss...
Pertarungan antara Ken melawan Bagas kali ini berlangsung sangat seru, mereka berjual beli serangan, Ken dan Bagas pun kini telah penuh dengan Luka.

"Tak ada jalan lain, Centaur.. Keluarlah...!!!" Ken mengeluarkan Batu mulia Miliknya, lalu di dalam batu itu munculah Centaur wujud prajurit manusia setengah kuda yang membawa sabit besar.

"Minotaur... Aku mengandalkanmu" tak mau kalah Bagas juga mengeluarkan Minotaur nya, prajurit berkepala Banteng yang sangat besar dan kuat.

Minotaur dan Centaur pun juga sekarang terlibat pertempuran yang sangat sengit.

***

Di tempat lain Malik dan Alvian yang baru sampai di pulau Aspidochelon tengah dihadang oleh Firdaus, lelaki berkepala plontos dengan jubah hitamnya.

"Pergilah dari pulau ini atau mati" teriak Firdaus pada Malik dan Alvian.

"Wah sambutan yang sangat buruk ya Vian" sahut Malik.

Dengan tenang Alvian menghampiri Firdaus dan berbicara kepadanya.

"Aku ada perlu dengan seseorang, dan aku tak suka di atur oleh orang yang tak kukenal sepertimu" Alvian menengadahkan kepalanya pada Firdaus.

"He.. He.. He.. Orang Bodoh" Bruuuukkkkkkk..... Dengan sekali pukulan Firdaus memukul pipi Vian hingga dia tersungkur di pasir pantai.

"Viaannnnn...." teriak Malik.

"Apa kau mau bernasib sama dengan temanmu?" tanya Firdaus sembari menghampiri Malik.

"Tahan dulu disitu kawan.." Bruuuuukkkk dari belakang Vian bangkit dan membenturkan kepala Firdaus ke arah pasir.

"Sudah kubilang aku tak pernah suka di atur, kalau kau ingin mencari masalah denganmu aku tak akan mundur selangkahpun" ucap Vian sambil mengelap darah di mulutnya.

'Kek... Kekuatan Vian sangatlah kuat' gumam Malik yang terkejut melihat kekuatan Alvian.

Whusss.... Kaki Firdaus mengacung dan menendang Alvian, namun dengan sigap Alvian pun menghindar.

"Malik... Sebaiknya kau pergi dari sini dan menyelamatkan seluruh orang-orang yang tersekap di tempurung kura-kura sialan ini..!!" Vian menyuruh Malik.

"Baiklah..." lalu Malik pun pergi menyusup ke dalam tanah.

"Hmmm... Hanya orang liciklah yang menyerang dari belakang" sahut Firdaus dengan tatapan dinginnya.

Brraaaasssshhh.... Firdaus pun membuka jubahnya dan ternyata dirinya sudah di penuhi oleh bola mata yang mengelilingi di setiap lekuk tubuhnya.

"Monster apa kau ini?" tanya Alvian memasang kuda-kuda.

"Kenalkan namaku Firdaus, Wakil kepala pasukan The Barrier, Terimalah kematianmu sekarang" sahut Firdaus.

"Argus Panoptes stone......" lalu Firdaus mengeluarkan Makhluk Mitologinya dan munculah Raksasa bermata seribu yang bergerak keluar dari dasar Lautan.

"Aaaarrrrgggghhhhhhh......"
Raungan Argus Panoptes pun bergemuruh dan menggema ke seluruh isi Pulau, dan menangkap Alvian.

***

"Suara apa itu?" tanya Irlandia, tiba-tiba saja Pulau itu bergerak dan menggetarkan semua yang berada di pulau itu.

"Ha.. Ha.. Ha.. Selamat datang di pulau berjalanku, pulau ini kuberinama Aspidochelon Island, dan aku adalah satu dengan pulau ini" nampak dari atas rumah besar di tengah Pulau, seorang Pria muncul dan memberi salam pada Irlandia.

"Si.. Siapa kau..?" tanya Irlandia.

"Namaku adalah Dr. Vukas dan aku adalah pemilik sah pulau ini ha.. Ha.. Ha.." pria itu adalah Dr. Vukas pria yang menjadi target buruan Irlandia.

"Sepertinya kau adalah anggota Killer Class Master ya, kau akan membunuhku, ha.. Ha.. Ha.. Di pulau ini aku adalah rajanya dan aku bisa mengendalikan seluruh isi pulau ini" sahut Dr. Vukas.

"Kuhabisi kau..." teriak Irlandia yang terlihat terbang dan menyerang Dr. Vukas.

"Shuuutttt...." nampak tali temali yang berada di sekeliling Dr. Vukas bergerak dan mengikat kaki Irlandia hingga dia terjatuh.

"Aaahhhhh..." Irlandia pun tersungkur jatuh di Area halaman rumah Dr. Vukas.

***

Di tengah kota, nampak keributan yang ciptakan oleh Dr. Dust tengah membabi buta dan membuat seisi kota menjadi pank.

Di tengah kepanikan, nampak anak kecil yang tengah menangis terlupakan oleh kedua orang tuanya dirinya hampir terinjak oleh kaki Orc milik Dr. Dust.

"Whhuuuuzzzzzzz......" dengan sigap Bill menyelamatkan Anak kecil itu dan mengakibatkan Orc Dr. Dust mundur kebelakang.

"Aapppaaa... Itu?" tanya Dr. Dust, dirinya terkejut melihat api yang melintas cepat di hadapannya.

"Aku lawanmu Dok, bukankah kau sedang mencariku" ucap Bill sembari menggendong anak kecil itu.

"Ka.. Kau... Kau adalah Bill Anderson, pria pengecut yang waktu itu kabur dari seranganku" teriak Dr. Dust.

"Ha.. Ha.. Ha.. Tak kusangka kita akan berjumpa lagi disini, kali ini kau tak akan kubiarkan lepas lagi" Dr. Dust pun menghampiri Bill dengan Orcnya.

"Ayo lawan aku, kebetulan aku akan membalas dendam para Bodyguardku yang telah kau bunuh" sahut Bill, tubuhnya terlihat mengeluarkan api.

'Api... Dia sudah menjadi pengguna Batu mulia juga ya, He.. He.. He.. Menarik sekali.' gumam Dr. Dust.

"Phoenix Stone...." Bill mengeluarkan Phoenix miliknya dan bersiap menyerang Orc milik Dr. Dust.

"Pho... Phoenix, burung api dalam legenda" sahut Dr. Dust terkejut.

Ccrrraaaaacccckkkk....
"Ini untuk warga kota yang telah kau sakiti" Phoenix menyerang Orc dengan cakaran apinya.

Brraaaasssshhh...
"Dan ini untuk seranganmu padaku waktu itu" Phoenix Bill menyemburkan api yang besar dan membakar seluruh tubuh Orc.

"Aaaarrgggghhh... Tidak..." teriak Dr. Dust yang juga turut terbakar karena api dari Bill.

"Dan ini adalah untuk teman-temanku yang telah kau bunuh..."

Bill pun mendekati Dr. Dust dan memukul tepat di depan wajahnya.

Brugghhh... Dr. Dust tersungkur sementara Orcnya pun terbakar habis oleh Phoenix milik Bill.

Plok... Plokk.. Plokk...
Tiba-tiba kepanikan seluruh kota berubah menjadi tepuk tangan karena kagum akan Bill yang telah menghabisi Dr. Dust.

Bersambung

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang