Part 26 Sang Pahlawan telah gugur

28 2 0
                                    



"Kaaakk... Kakak bangun kak..!!" Putri pun menggoyang-goyangkan Bagas yang tergeletak di pangkuannya.

"Kakak janji kan gk mau ninggalin aku, kakak.. Janji" Air matanya pun tak dapat terbendung lagi.

"Tidaaakkkk...." Seketika Amarah Putri pun meluap.. Matanya berubah merah dan awan di sekitarnya tiba-tiba menjadi kelabu.

"Samaell....." Batu milik Putri pun bercahaya, dari dalamnya keluar sesosok makhluk kegelapan yang sangat mengerikan, Samael keluar untuk yang kesekian kalinya.

"He.. He.. He.. Putri.. Putri, dasar lemah, kau hanya merepotkan orang lain saja, lihatlah lelaki yang kau sayangi terbunuh di hadapanmu" Putri yang sekarang kepribadian nya seakan telah berubah drastis, seperti dulu sewaktu dia menghancurkan rumah sakit.

"Tak ada lagi Wanita baik, tak ada lagi nyonya baik hati, mulai sekarang aku yang akan mengambil alih tubuhmu ha.. Ha.. Ha.." ucap Putri dia meracau sendiri.

Putri pun mendekati mayat Ken yang tergeletak di sekitar pasir pantai di depannya.

"Hmm kau yang telah membunuh orang yang ku cintai, walaupun kau telah menjadi mayat kau tak akan ku maafkan" ucap Putri menendang-nendangi mayat Ken.

Putri mengambi sabit Centaur dari tubuh Bagas, dan menjambak Kepala Ken.

Brrreeeetttttt.... Dengan sekali sabetan Putri memenggal kepala Ken hingga terputus.

"Kau pantas mendapatkan ini lelaki bodoh he.. He.. He.." teriak Putri dengan wajah berlumuran darah, dan tangan menggenggam kepala Ken.

Lalu tiba-tiba dari belakang Putri nampak Dr. Vukas menghampiri Putri.

"Ada kehebohan apa disini, oh rupanya ada tamu lain disini" teriak Dr. Vukas.

"Siapa kau?" tanya Putri menoleh dengan matanya yang menghitam.

"Aku yang seharusnya berkata seperti itu, dasar bodoh ini pulau ku.." ejek Dr. Vukas.

"Hmmm.. He.. He.. Bodoh kau bilang aku bodoh" Putri pun kembali tersulut emosinya, senyumnya yang tajam menakutkan, membuat Dr. Vukas terkejut.

"Si.. Siapa sebenaranya kau, kau membawa kepala di tanganmu" kata Dr. Vukas terbata-bata.

"Aspidocheloonnnn.... Cepat lemparkan wanita psikopat ini dari punggungmu..!!" Perintah Dr. Vukas pada makluk mitologinya.

Breeeetttt.... Pyyyyaaarrr... Crraaattt...
Tiba-tiba ada semburan Lava, serangan akar pohon, dan Bergetarnya punggung Asoidochelon, namun itu sama sekali membuat Putri tak bergeming, malah dia semakin marah, dan hawa kematian pun semakin pekat menyelimutinya.

"Samaaaeellllll...... Hancurkan dia menjadi debu..!!" teriak Putri, lalu Samael pun membesar dan menyerang Dr. Vukas.

"Aaaarrrgggghhhh..." dengan serangan sinar hitam milik Samael Dr. Vukas tercabik-cabik dan hancur lebur seketika.

"Samaeeelll... Hancurkan juga punggung hewan sialan ini" Samael pun mengobrak-abrik seluruh isi perut Aspidochelon.

***

Di tempat lain, Malik dan Irlandia sedang sibuk menyelamatkan Para tawanan Dr. Vukas yang di sekap di ruangan bawah tanah.

Ggrrrrrrrrmmmm....
"Gawat pulau ini akan tenggelam.." sahut Malik memberitahu Irlandia.

"Bagaimana Bisa?" tanya Irlandia.

"Menurut Gnome ku, Seekor makhluk Kegelapan tiba-tiba muncul dan memporak-porandakan seluruh isi pulau" jawab Malik.

'Itu pasti Samael milik Putri, bagaimana bisa dia keluar, pasti terjadi sesuatu pada Bagas dan Putri' gumam Irlandia.

"Kak.. Kak.. Hei kenapa melamun? Ayo kita pergi dari sini semua pulau ini hampir tenggelam dan para tawanan ini harus di selamatkan." Malik pun menyadarkan lamunan Irlandia.

"Ah... Tidak, aku.. Hmmm."

'Bagaimana ini, disisi lain Putri dan Bagas pasti dalam bahaya, kalau aku pergi menyelamatkan mereka lantas bagaimana nasib para tawanan ini, Aahh... Aku bingung sekali' Irlandia kini berada dalam dilema besar.

"Ayo kak tunggu apa lagi" Malik pun menarik tangan Irlandia.

"Ba.. Baiklah... Garuda Stone... Keluarlah.." Irlandia pun memanggil Garuda miliknya dan membawa para tawanan itu pergi.

***

Getaran Samael yang memporak porandakan Aspidochelon rupanya terasa sampai pulau tempat berlangsung nya pertarungan antara Alvian dan Firdaus.

"Hawa pekat ini, milik Samael, pasti telah terjadi sesuatu pada Ken, aku harus segera melihatnya" ucap Firdaus.

"Kau mau kemana pengecut mata seribu" Sahut Alvian yang kini mulai bangkit lagi.

"Mustahil, luka-luka di tubuhmu itu, harusnya kau sudah mati" Teriak Firdaus.

"Luka yang mana yang kau maksud?" Tiba-tiba saja cahaya bulan purnama membuat luka-luka di tubuh Alvian beregenerasi dan sembuh seketika.

"Apa... Luka-luka itu hi.. Hilang" Firdaus pun bergeming, psmandangan itu membuatnya gentar.

Lalu Alvian pun mendongak ke langit.

"Bulann... Penuhh... Haaah.." Alvian pun menghirup nafas segar dari arah Bulan itu.

"Sekarang terimalah kematianmu" Alvian pun menyerang kembali Firdaus, namun kali ini, kecepatan Alvian ribuan kali lipat lebih cepat dari serangan yang tadi.

Bruuggghhh... Ddhhaaasszzz...
Firdaus mencoba melihat pergerakan Alvian namun hasilnya nihil, Alvian sekarang jauh lebih cepat dari yang tadi.

"A.. Apa, gerakan apa ini" sahut Firdaus.

Brruuuuggghhh...
Firdaus pun lengah, dia terhantam di bagian perutnya dan cakarnya merobek perut Firdaus hingga tembus ke punggungnya.

"Ketika di bulan purnama, aku tak akan kalah oleh siapapun" jawab Alvian.

"Aaarrggghh... Aahhcckk.. Ka.. Kau..." Firdaus pun tak mampu lagi berkata apapun, tubuhnya tertembus cakar mematikan milik Alvian, dan mati seketika.

"Mati kau....!!!" Alvian pun menendang tubuh Firdaus hingga dia terjerembab di tanah.

Brrrrrsssshhhhhhh..... Tiba-tiba dari jauh nampak badai menyapu bersih pulau itu dan menghanyutkan Firdaus dan Alvian.

Bersambung

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang