Part 24 Malik

23 2 0
                                    


"Tidaaakkk...." jerit Putri Histeris melihat lengan Bagas yang terputus akibat serangan Ken.



"Ssstttt... Tuan Putri tak boleh menangis sayang" ujar Bagas mengusap-usap rambut Putri dengan tangan kanannya.



"Ti.. Tidak kak, lengan kakak..." Putri pun memeluk erat Bagas dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.



"Ini hanya lengan sayang, kakak lebih baik kehilangan lengan ini dari pada harus kehilangan kamu" senyum Bagas masih melingkar di wajahnya.



"Cihh... Hentikan drama memuakkan ini, hei Putri harusnya yang kau tangisi itu aku, kemana saja kau dulu, kau pergi dari kemiliteran bukan hanya meninggalkan dunia kemiliteran, tapi juga meninggalkan luka untukku orang yang menyayangimu" teriak Ken karena kesal melihat Bagas dan Putri.



Bagas hanya memandang Ken dengan tatapannya yang tajam.



"Asal kau tahu, dulu dia itu miliku, dulu dia itu adalah wanita yang sangat aku cintai, Kau... Kau tahu apa tentang dia, haaaahhh..." Ken menunjuk-nunjuk Bagas.



"Sekian lama aku mencintainya, namun inikah balasannya untukku, kau memang pantas mati Put."



"Brraaaaggggghhhhh......" Bagas yang tak terima dengan perkataan Ken, tiba-tiba saja menyergapnya walau dengan satu tangan.



"Le... Lepaskan aku.." teriak Ken karena tertindih oleh tubuh Bagas.



"Kau boleh menghinaku, Kau boleh memotong lenganku, dan kau boleh membunuhku, tapi jangan sekali-kali kau menghina kekasihku.



"King... Punch..."



Brruuuggghhhhh...dengan Hantaman tangan kanannya Bagas menghantam perut Ken dengan kekuatan penuh.



"Aaarhhhcckkk..." darah pun keluar dari dalam mulut Ken dan dia kalah oleh serangan Bagas.



"Ingat aku tak akan pernah memaafkanmu" sahut Bagas sembari memegangi lengan kirinya yang telah hilang.



***



"Di tempat lain di dalam Pulau, Irlandia masih berkutat dengan serangan-serangan yang di lancarkan oleh Dr. Vukas.



"Sial kau..." Kata Irlandia, kini dia sudah mulai serius dia mencabut belatinya dan bersiap menyerang kembali Dr. Vukas.



Shuuuttt... Lilitan tali temali yang bergerak sendiri itu pun kini berhasil di tebas oleh Irlandia.



Brreeettt..... Tiba-tiba saja dari dalam rumahnya muncul semburan lava pijar dari dalam gunung api di pulau itu.



"Aaahhhh...." semburan lava itu melukai tangan Kiri Irlandia hingga dia terkena luka bakar di bagian kirinya.



"Ha.. Ha.. Ha.. Sudah kubilang, pulau ini adalah aku, aku sudah menyatu dengan pulau ini, jadi tak mungkin kau bisa menyerangku, kalau pulau ini melindungiku" teriak Dr. Vukas.



"Ground Smash..." lalu dari dalam tanah tiba-tiba muncul kepalan tangan raksasa yang meninju Dr. Vukas.



"Aaarrggghh..." Dr. Vukas pun terpelanting dan ambruk.



"He .. He .. He ... Hanya lelaki pengecut yang menyerang seorang wanita yang tak berdaya" tiba-tiba dari dalam tanah munculah Malik teman Alvian yang membantu Irlandia yang tengah terancam dalam bahaya.



"Si.. Siapa kau?" tanya Irlandia.



"Namaku Malik, dan aku adalah teman Alvian kak" jawab Malik.



"Jadi Alvian ada di sini...?"



"Iya tapi sekarang dia sedang melawan pria bermata banyak dan dia menyuruhku pergi menyelamatkan orang-orang disini" jawab Malik.

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang