Whuszzz... Phoenix pun melesat menuju rumah Wisnu.
"Syukurlah, aku bisa lepas dari jeratan para pasukan militer" ucap Bill, menghela nafasnya.
"Tapi, dia telah membunuh anggota The Killer hanya dengan kepalan tangannya saja, memang benar-benar wanita yang sangat hebat" tegas Bill, di saat yang bersamaan Bill teringat pada Wisnu, saudaranya yang terpukul akibat kematian kekasihnya.
"Lebih baik ku berikan Vitamin ini pada Wisnu.." Bill pun masuk ke dalam rumah besar milik Wisnu.
"Aku... Pulang..." Bill pun memencet Bel pintu.
"Iya masuklah..!" kata seseorang yang berlari dari kamarnya.
Tiba-tiba orang itu membukakan pintu dan langsung mendekap Bill.
"Brother... Maafkan aku Brother..." sahut Wisnu dengan isak tangis di matanya.
"Kematian Erika sangatlah memukulku, aku bahkan tak tahu lagi apa tujuanku hidup di dunia ini, Maaf aku terlalu egois, aku tak melihat bahwa banyak orang-orang di sekelilingku yang harus kulindungi, maafkan aku brother."
"Hufth... Hei kenapa saudaraku menjadi cengeng seperti ini ya?" tanya Bill memegangi bahu Wisnu.
"Ayo ke dalam, ada yang mau aku ceritakan kepadamu?" sahut Bill.
***
Di tempat lain, di pulau tempat bertarungnya Alvian melawan Firdaus.
Argus Panoptes sudah menghilang, kini hanya Firdaus yang sudah berwujud menjadi manusia dengan ribuan bola mata di tubuhnya.
Di sisi lain pulau itu nampak sang Werewolf menatap tajam dengan taring menyeringai dan cakar yang siap menerkam Firdaus.
"Aaaarrrrgghhhh...." Alvian pun menyerang menukik tajam ke Arah Firdaus dengan cakarannya yang mematikan.
Bruugghhh... Dasshh...
Seluruh serangan Alvian berhasil di mentahkan oleh Firdaus.
"Bodoh.. dengan bola mata di sekelilingku, sangat mudah membaca gerakanmu" kata Firdaus yang tak bergeming satu langkah pun.
"Hah.. Hah.. Hah.. Sial, aku sudah menyerangnya di tiap sudut dan pergerakan lawan, namun mengapa dia sama sekali tak bisa kusentuh, bahkan dia tak bergerak satu centi pun." ucap Alvian sembari terengah engah.
"Bagaimana pun juga aku harus bisa mengalahkannya." Ucap Alvian, lalu dia kembali melancarkan serangannya.
Sial bagi Alvian, berkali kali dia menyerang serangannya tetap saja mentah di tahan oleh Firdaus.
"Mau kau coba berkali-kali pun hasilnya akan sama saja, dasar bocah ingusan" sahut Firdaus.
"Tekhnik pertahanan yang benar-benar sempurna, aku sudah menyerang dari segala arah, dia tetap tak bergeming" sahut Alvian.
"Baiklah giliranku yang menyerangmu... Eye Syndrom.." Firdaus pun melakukan ritual jurus andalannya Eye Syndrom.
Flup.. Flup... Flup...
Lalu dari sekujur tubuh Alvian kini bola-bola mata Firdaus mulai keluar.
"Ahh... Apa ini, di tubuhku sekarang sudah banyak sekali bola-bola mata.
Craaattt.... Braaaagghh...
Tiba-tiba seluruh bola mata di tubuh Alvian melompat ke luar sehingga membuat seluruh tubuh Alvian terluka dan berlumuran darah.
"Aarrrgggghhh...." Alvian pun ambruk seketika dengan luka di sekujur tubuhnya.
"Ha .. Ha .. Ha .. Sudah kubilang bocah ingusan sepertimu tak akan mampu melawanku" ucap Firdaus.
"Eye Syndrom adalah virus bola mata, di mana lawan yang terkena virus itu tak akan bisa bertahan hidup karena luka-luka yang di derintanya, sekarang tenanglah kau di neraka" Firdaus pun pergi meninggalkan Alvian.
***
Pertarungan antara Bagas melawan Ken telah selesai, Ken yang telihat ambruk terkena pukulan mematikan milik Bagas, sudah terbaring dengan mulut mengeluarkan darah.
"Pertarungan telah selesai" ucap Bagas membersihkan bajunya yang berlumuran darah.
"Ayo sayang kita pergi dari sini" kata Bagas, merangkul Putri dari belakang.
"I... Iya.. Kak" Putri pun lantas mendekap Bagas dan mengusap air matanya.
"Kakak akan melindungimu terus sayang, walau nyawa taruhannya" senyum Bagas.
Lalu dari belakang, Ken yang setengah sadar masih bisa untuk mengendalikan Sabit Centaur miliknya.
"Bodoh... Tak akan kubiarkan kau pergi secepat itu" sahut Ken yang sudah tak bisa bangkit lagi.
"Deathh.... Sickle..." Ken menggunakan Sabit nya untuk menebas mereka berdua dari kejauhan.
"Awassss... Putri....." Bagas pun mendorong Putri dari dekapannya dan Ambruk dengan sabit yang sudah menancap di tubuhnya.
"Matilah kau... Aaa.. Aaarrgghhh" Ken pun menutup mata karena kesakitan di bagian dadanya dan mati seketika.
Sementara itu Bagas telah melindungi Putri untuk kedua kalinya hanya saja kali ini, sabit Centaur itu telah menancap dan menembus perut depannya.
"Kak... Baagggaasssss.....!!!" teriak Putri melihat tubuh kekasihnya yang sudah tertancap sabit Centaur.
"Uhckkk... Hcckk... Aargghh.." Bagas yang tengah sekarat tak mampu berkata apa-apa lagi.
"Jangan tinggalkan aku kak... Aku mohon..." Putri pun mendekati tubuh Bagas dan menangis di hadapannya.
"Sa.. Sayang.. Jaga dirimu baik-baik ya.. Ka.. Kakak sangat mencintaimu, maaf kakak tak bisa bersamamu lagi sayang..." Bagas pun mengusap air mata Putri dan Ambruk di pelukannya dengan penuh senyuman.
"Tiddaaaaaakkkkkk..... Kak Bagaaaaassssss......."
Bersambung.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunter
AventuraGenre : Action, Adventure, Fantasy Sinopsis : Jaman keemasan adalah zaman yang di balut oleh kemajuan tekhnologi dan perkembangan zaman, semua hal berubah pesat seiring dengan kemajuan sumber daya manusia yang berpola pikir revolusioner. Namun zaman...