Part 38 Dark Phoenix

21 4 0
                                        

Akhirnya pertarungan di tengah-tengah samudra itu telah berkahir, Ketiga laksamana besar Sudrajat, Glenn, dan Aesop yang terluka parah di tarik oleh kedua perdana Menteri pemerintahan Choi dan Mayla.

Bahkan Glenn sampai harus kehilangan kedua fungsi tangannya karena serangan Meteor Wolf yang membakar kedua tangan Laksamana besar angkatan darat itu.

"Bodoh... Sungguh bodoh.. Apa kalian pernah terpikir bila media massa mengetahui kalau para Laksamana telah di tumbangkan oleh para pembunuh sial itu..." sahut Mayla.

"Siaallll.... Aku tak terimaaa.. Di kalahkan oleh sampah-sampah ingusan seperti mereka.." teriak Glenn yang meraung-raung.

"Tanganku.... Tanganku....."

"Kau seharusnya malu Glenn, kau perwira tinggi angkatan darat bisa-bisanya di kalahkan oleh manusia srigala sepertinya..." ucap Choi.

Habis sudah para Laksamana besar itu di marahi habis-habisan oleh kedua perdana menteri itu.

"Kami kira, Rivaldi hanya sendiri di sana, kami tak tahu seluruh anggota mereka akan datang untuk membantunya apalagi kedatangan Harits yang aku kira sudah mati cukup mengejutkanku" kata Sudrajat.

"Lain kali kalau kalian hendak menangkap anggota itu, kerahkan pasukan sebanyak mungkin, kesombongan kalian nantinya akan jadi bumerang untuk kalian juga" ucap Mayla.

"Mengapa kalian tak menghabisi mereka di sana tadi?" tanya Aesop.

"Apa kata Pemerintahan nanti bila kami harus turun tangan untuk mengalahkan mereka, bisa-bisa seluruh warga Indonesia tahu kalau Killer Class Master itu adalah pembunuh-pembunuh yang hebat bilamana perdana menteri ikut campur dengan penangkapan mereka" jawab Choi.

"Sudahlah sekarang kita pergi ke Doktor Kuro, dia pasti bisa menyembuhkan kedua lenganmu itu" sahut Mayla dengan tatapan dinginnya.

***

Di pinggir pantai nampak seluruh anggota Killer Class Master, Alvian dan Malik nampak memperhatikan Bill yang sedang tergolek lemah tak berdaya.

"Bill... Kau tak apa-apa kan..." ucap Alvian mendekati Bill yang terkulai lemas.

"Aneh... Seluruh badan Bill tak apa-apa dia baik-baik saja, namun kenapa dia tak sadarkan diri" sahut Indah yang terlihat duduk di samping Bill dan hendak mengobatinya.

"Indah... Kenapa Bill...?" tanya Wisnu.

"Aku juga tak tahu... Tubuhnya tak terkena racun apapun, Efek Syndrom Darkus dari Glenn pun sepertinya tak terindikasi terhadap tubuh Bill" ucap Indah.

"Shella Bill kenapa ya..." dari belakang mereka nampak Angelina sedang berdiri di samping Shella dan Vidi.

"Aku pun tak tahu... Ehhh.. Kau mulai khawatir ya Angel...?" tanya Shella mengolok olok Angelina.

"Haiss apa kau ini aku kan hanya menanyakan keadaannya" nampak Raut muka Angelina tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya terhadap Bill.

"Sssttt... Jangan berisik" ucap Vidi mengehntikan Candaan mereka.

"A.. Aku tak apa-apa..." ucap Bill yang nampak Bangkit dari tidurnya.

"Tubuhku terasa sakit sekali... Namun kenapa tiba-tiba rasa sakit itu menghilang dengan sekejap" Bill pun berdiri di bantu oleh Wisnu dan Alvian.

"Aneh seharusnya orang biasa pasti akan mati rasa bila terkena Syndrom Darkus milik Glenn" ucap Vidi.

"Mungkin itu karena tubuh Phoenix milik Bill mampu menyerap semua racun mematikan dari apapun, itu sih cuma Analisa ku" kata Wisnu memberikan pendapatnya.

"Hmm.. Apa tubuhku mempunyai kelebihan seperti itu..." Bill pun seakan tak percaya dengan apa yang terjadi pada kondisinya saat ini.

"Bill aku berterimakasih padamu, karena kau aku bisa mengalahkan laksamana Sialan itu..." ucap Alvian.

Alvian pun menyalami Bill sebagai tanda persahabatan mereka.

Trrttttt... Trrrrtttttt.... Trrttt...
Tiba-tiba ponsel Rivaldi berdering kencang.

"Halo Val..."

"Iya Ir ada apa?" tanya Rivaldi.

Rupanya yang menelepon Rivaldi adalah Irlandia dia mengabarkan bahwa Putri telah siuman dan menjadi tak terkendali.

"Gawat, kita harus segera pergi kembali, Irlandia barusan meneleponku dia bilang Putri sudah siuman, dan dia membabi buta juga melukai Irlandia .." ucap Rivaldi.

"Begini saja kau, Harits, Vidi dan Shella.. Pergilah dengan mobil Vidi ke tempat Irlandia, sementara aku, Budi dan sisanya akan pergi ke markas untuk mengobati Bill" ucap Indah.

"Kalau begitu aku akan menyiapkan mobilku dulu..."

Lalu tak lama, Vidi, Rivaldi, Shella dan Harits pun pergi ke tempat Irlandia.

"Ayo Nu, kita bawa Bill dari sini, dan mengobatinya..."

"Tapi kenapa aku di tinggal di sini Kak" sahut Angelina.

"Hmmm kamu menemani ku saja disini ya Angel..." kata Indah pada Angelina.

"Kalau begitu aku dan Malik pamit dulu ya, tugas kami sudah selesai.." Sahut Alvian menyela pembicaraan mereka.

"Terima kasih ya Alvian.." sahut Bill.

"Panggil aku Vian ya teman..." Alvian pun pergi meninggalkan Bill sembari menyalakan sebatang rokoknya.

***

Di tempat lain di markas Demon Master.

"Apa katamu...... Adikku dalam kondisi yang sangat gawat" teriak Dewa.

"Iya ketua, dia.. Sekarang sedang dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan, kekasihnya Bagas telah meninggal dan kepribadiannya telah berubah." ucap Van yang berdiri di belakang Dewa.

"Van... Sementara kau dan Ifa jagalah markas, aku akan pergi mencari Putri adikku, gawat bila dia di biarkan terus seperti itu, bisa-bisa banyak nyawa yang menjadi korban Samael..." ucap Dewa.

Diapun mengambil jubahnya dan pergi meninggalkan markas.

***

Di Perjalanan Bill yang tengah di bawa oleh Griffin bersama Wisnu dan Angelina, masih lemas tak bertenaga.

"Hei Nu.. Lihat api ku sekarang berubah menjadi hitam..." Ucap Bill yang terkejut melihat tangannya yang mengeluarkan percikan api hitam.

"Apa... Coba aku lihat..."

"Ssstttt kakak jangan banyak bergerak kakak kan masih sakit" ucap Angelina di belakangnya.

"Aaarrg... Aarrgghhh... Aaarrrrgghhh kepalaku.. Nu..." teriak Bill.

"Bill kenapa kau..." Wisnu terkejut melihat Bill kesakitan mengerang kejang-kejang memegangi kepalanya.

"Kak... Billl..." teriak Angelina.

"Aaaarrrgggghhhh... Aaarrgggh"
Bill pun terjatuh dari Grifin Wisnu, dan seluruh tubuhnya tiba-tiba mengeluarkan api hitam.

"Aaaarrrkkkk.... Aaarrkkkk...."

"Apa itu...?" Bill mengeluarkan Phoenix namun anehnya kali ini Phoenix Bill berwarna hitam pekat, membabi buta dan membakar seluruh tubuh di sekitarnya.

"Gawat.. I... Itu Dark Phoenix..." Teriak Budi dari kejauhan bersama Indah.

"Bagaimana mungkin Bill berubah menjadi api hitam seperti itu.." tanya Indah...

"Kak... Bill..." teriak Angelina.

Bersambung.

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang