Part 11 "Anna"

41 3 0
                                    

"Dia temanku satu-satunya dan kau bunuh.. Hrrrrggggghhhh" kata Werewolf yang menyeringa tajam menggenggam kepala Dr. Kelvin.



"Kuputus kepalamu bahkan tak sebanding dengan apa yang kau lakukan pada sahabatku..."


Ccrrraaaatt....



Alvian pun memecahkan kepala Dr. Kelvin sampai hancur.



"Missi Selesai.... Terima kasih kawan lama" sahut Rivaldi mengendarai Pegasusnya.



"Aku membunuhnya bukan untukmu, bukan untuk siapapun, tapi untuk sahabatku, Abdul" Alvian pun pergi meninggalkan Rivaldi dengan wujud manusia Srigalanya.



"Hei tunggu...!!" teriak Bagas menahan laju Alvian.



"Aku masih ada urusan denganmu, Srigala bodoh" bentak Bagas pada Alvian.



"Maaf tapi aku sedang tak ada niat untuk menghabisi nyawa seseorang lagi" Werewolf itu menoleh dengan gigi tajam yang berlumuran darah dan membawa mayat sahabatnya.



"Sial kau.... Minotaur ayo.." Bagas pun pergi menyerang Alvian.



"Kakak... Tunggu, aku mohon jangan menyerangnya.." teriak Putri yang mendekap Bagas dari belakang.



"Pu... Putri..." sahut Bagas, pria berjaket kulit hitam itu tak bisa berkata apa-apa dan menghentikan serangannya, tatkala kekasihnya mendekap dari belakang.



"Sudahlah Gas kita hentikan saja semua ini, missi kita telah selesai."



"Hei kawan lama aku berterima kasih padamu, dua orang perwira kepolisian mati hari ini, dan banyak nyawa yang telah menjadi korban dari kedua belah pihak." teriak Rivaldi.



"Kedua belah pihak? Maksudmu.." tanya Alvian berbalik badan ke belakang.



"Tadi aku dapat kabar terkini dari Linda, Erika telah meninggal, dan kami kehilangan seseorang yang sangat berarti, datanglah ke markas kami malam ini, aku akan sediakan minuman kesukaanmu" teriak Rivaldi yang pergi meninggalkan mereka untuk menyusul Erika.



"Ja.. Jadi.. Erika.. Telah... Kak Bagas, apa yang di bicarakan ketua Rivaldi bohongkan kak, kak.. Please jawab aku" Putri pun menangis dalam dekapan hangat Bagas.



"Ketua nampaknya berkata jujur sayang, ayo kita pergi meninggalkan tempat ini" sahut Bagas menuntun Putri dan pergi menjauh dari tempat itu.



***



"Kubunuh kau.. Kubunuh... Kubunuh.. Kubunuuuhhhhh..." teriak Wisnu yang masih saja memukul-mukul mayat Letnan Otto.



"Erriiikkkkaaaa...." teriak Wisnu meratapi kepergian wanita yang di cintainya.



Tiba-tiba dari sampingnya nampak uluran tangan dari saudaranya Bill.



"Brother ayo kita pulang, semuanya telah selesai" sahut Bill menenangkan saudaranya yang sedang terpukul saat ini.



"Erika... Dia wanita yang sangat ku cintai Bill, hidupku sudah tak berarti lagi.." Wisnu pun menangis dalam dekapan saudaranya.



Air laut Ciptaan Letnan Otto tiba-tiba surut dengan seketika, tak ada yang tersisa, bahkan jasad Erika pun tak di temukan karena sudah tak berbekas dalam mulut sang Hiu.



Namun saat Air laut surut dan tak tersisa, dari kejauhan nampak batu Mulia berwarna biru tua milik Erika bersinar memberi tanda.



Linda pun mengambil Batu mulia itu dan menyerahkannya kepada Wisnu..



"Ini... Biarlah Erika hidup di dalam hatimu" sahut Linda yang berderai Air mata menyaksikan kejadian menyedihkan ini.



Tiba-tiba dari kejauhan datanglah Irlandia dan Vidi mengendarai Garuda Irlandia serta Rivaldi mengendarai Pegasusnya.



"Wisnu.. ayo kita pergi ke markas, sudah tak ada lagi yang perlu ditangisi di sini, semuanya pasti merasa kehilangan" kata Rivaldi menepuk bahu Wisnu yang sedang bercucuran air mata dan larut dalam kesedihan.



"Mau sampai kapan kau akan seperti ini? Satu persatu anggotamu pergi tapi kau sama sekali tak menunjukan wajah kesedihan sama sekali.. Pria macam apa kau?" teriak Bill memarahi Rivaldi.



"Bill aku akan menceritakan sesuatu di markas, ikutlah denganku..." sahut Rivaldi berlalu meninggalkan mereka.



"Sebaiknya kita pergi juga, hari sudah hampir malam dan tak ada sebentar lagi mungkin anggota kepolisian akan datang" sahut Irlandia, dia terlihat membawa Angelina yang masih tak sadarkan diri.



"Kak.. Wisnu..." Lalu dari kejauhan Putri datang dan memeluk Wisnu.



"Aku turut berduka kak" Putri pun turut dalam kesedihan Wisnu.



"Putri sudah menganggapmu sebagai kakak Wis, dia juga sepertinya akan merasakan kesedihan yang kau rasakan" seru Bagas.



Akhirnya semuanya pergi meninggalkan tempat terkutuk itu, peperangan antara Killer Class Master dan pihak kepolisian memakan korban dari kedua belah pihak, Letnan Otto dan Rusty harus meregang nyawa sementara itu di pihak KCM, Erika telah gugur dalam peperangan karena di serang oleh Megalodon milik Letnan Otto.



***



"Oh ya, Vian ini adalah anggota baru kami" sahut Rivaldi..



"Hi kenalkan namaku Erika, salam kenal ya mohon kerja samanya."



Di tempat lain Alvian mengingat-ingat di mana dia masih menjadi anggota Killer Class Master.



'Erika adalah anggota KCM terlemah, kemampuan Nekomata pun terbilang biasa-biasa saja, namun dia adalah wanita yang sangat pandai menjadi mata-mata, dia telah masuk dalam infantri kemiliteran divisi berapapun tanpa di ketahui siapapun, tak kusangka dia akan pergi secepat ini' gumam Alvian sembari menyalakan Rokoknya.



"Whhhh.... Sepertinya aku harus pergi ke markas bagaimanapun Erika juga adalah temanku juga."



"Namun sebenarnya bukan lah sosok Erika yang sekarang berada di pikiranku, namun Entah kenapa wanita itu terus melayang di pikiranku."



"Siapa dia sebenarnya... Apa mungkin.. Aku.. Aaarrggghhh sial dia itu milik orang Vian bodoh kau" Alvian terlihat mengoceh sendiri.



***



Sementara itu pemerintahan kini mulai panik, kedua orang perwira tingginya mati oleh organisasi penjahat hanya dalam satu hari saja.



"Bagaimana ini tuan, semua pemimpin kepolisian telah meregang nyawa" kata Salah seorang pejabat pemerintahan, kapada Presiden.



"Sepertinya tak ada jalan lain.. Kita harus meminta bantuan pihak militer" sahut tuan Presiden yang masih dirahasiakan keberadaanya.



"Ha.. Ha.. Ha.. Sudah kubilang kan, anggota kepolisian kalian memang lemah" tiba-tiba saja dari gerbang istana kepresidenan muncul beberapa orang yang memakai seragam Militer.



"Perwira tinggi Laksamana Glenn, kau datang di saat yang tepat" sahut Mr. President.



"Bukan hanya itu tuan, aku membawakan oleh-oleh untukmu dari peperangan." sahut Laksamana Tinggi Glenn



Dari belakang majulah seorang sekelompok pasukan militer yang sangat tangguh dan memancarkan aura yang sangat kuat.



"Aslan, Firdaus, Negi, Novia, Ken, Maya dan Nova mereka adalah para pasukan dari kemiliteran, The Barrier siap memburu Killer Class Master" sahut Laksamana Glenn.



Lalu seiring perkenalan mereka majulah seorang wanita muda di hadapan mereka dan memperkenalkan diri.



"Perkenalakan Tuan Presiden namaku Anna" Wanita itu memperkenalkan dirinya.



"Dan ini perwira tertinggi jendral bintang 1, Anna."



Bersambung...


The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang