Part 28 Vidi

31 3 0
                                        

Prraaannkkk...


Gelas yang di pegang Shella pecah seketika, Shella tak kuasa melihat pemandangan yang berada di hadapannya.



"Da... Dar.. Darah...." Jerit Shella terbata-bata.



"Angel... Ba.. Bawa Shella ke kamarmu ya" sahut Vidi bergegas menghampiri seseorang yang berdiri mematung di depan mereka.



Orang itu siapa lagi kalau bukan Putri, dia bahkan sekarang lebih menakutkan dari hantu, wajahnya membiru, senyumnya mengerikan dan menjinjing kepala Ken di tangan Kirinya.



"Hmm... Ap.. Apa yang terjadi padamu Put" ucap Vidi meneteskan Air mata.



"Mana Rivaldi?" tanya Putri dengan tatapannya yang kosong.



"bukankah Rivaldi tadi menyusulmu?" Vidi pun menoleh ke arah Halaman, di sana Samael Putri sedang berdiri tegak membawa sebuah Peti mati.



'Peti mati, Peti mati siapa itu, apa jangan-jangan itu....' gumam Vidi sekarang perasaannya bercampur antara ketakutan, dan kasihan, yang di balut rasa penasaran.



"Tu.. Tunggu saja disini ya Put" kata Vidi pada Putri dengan terbata-bata.



"Tidak, aku kesini membawakan oleh-oleh untuk Rivaldi.." Putri pun melemparkan kepala Ken ke ruang depan markas Killer Class Master.



"K.. Kepala siapa itu put?" Vidi pun hanya mematung tanpa bisa berbuat apa-apa.



"Itu kepala anggota The Barrier, hadiah untuk Rivaldi, serahkanlah itu pada kemiliteran biar mereka tahu seberapa kuatnya kita" kata Putri sambil tersenyum.



"Sudah lah, untuk beberapa hari ini, aku dan kekasihku Kak Bagas akan beristirahat dulu dari berbagai missi, jangan ganggu kami, kalau kalian masih sayang dengan nyawa kalian."



"K... Kak Bagas, kalau boleh kak Vidi tahu dimana ya kak Bagas Put?" tanya Vidi.



"Itu, kak Bagas sedang tidur, dia kecapean tadi karena telah bertarung melawan pria lemah itu" ujar Putri menunjuk peti mati miliknya.



Lemas sudah Vidi mendengar hal, itu namun dia masih Ragu apa hal yang di takutkan olehnya adalah kenyataan atau bukan.



"Bo.. Boleh tidak, kak Vidi melihat Kak Bagas, Kak Vidi ingin menyapanya..." pinta Vidi.



"Boleh, tapi jangan mengganggunya ya, kalau sampai kak Bagas terganggu Aku tak akan memaafkan kakak" Jawab Putri.



Dengan langkah Gontai Vidi pun menghampiri Peti mati yang di jaga oleh Samael, ternyata hal yang di takutkannya menjadi kenyataan ketika Vidi membuka peti matinya.



Bruuggghhh....


"Ba.. Bagass....." Vidi pun tak kuasa Ambruk dan meneteskan air matanya, dia melihat Bagas sudah terbaring tak bernyawa dengan luka di perutnya dan lengan kirinya yang sudah tak ada.



"Kenapa Gas.. Kenapa? Kami baru saja kehilangan Erika lalu kau, kau juga meninggalkan kami secepat ini" tangis Vidi mengusap rambut Bagas.



"Sudah... Sudaahhh.... Kak Bagas itu belum mati" Putri pun kembali menutup peti matinya.



"Kak Vidi jahat, kak Bagas sedang tertidur, kak Vidi bilang dia mati" Putri pun menjadi aneh kadang-kadang dia merengek kadang-kadang dia tertawa-tawa.



"Hmmm kak Bagas te.. Telah meninggal Putri.." Vidi pun coba menenangkan Putri.



"Cukkkuuuuuuppp.... Kak Vidi keterlaluan... Samaeelll... Serang dia" Putri pun menyerang Vidi dengan Samaelnya.



Bruuuuucckkkk.... "Flame.. Shield" Ketika Samael hendak menyerang tiba-tiba ada perisai api yang menghalanginya, dan Vidi pun di bawa terbang oleh Griffin menghindar dari serangan Samael.



"Tunggu Dek... Tahan dulu, ini Kak Wisnu." sahut Wisnu menahan serangan Putri.



"Apa yang sebenarnya terjadi Vid? kenapa Putri menjadi seperti itu?" sambil mengendarai Griffinnya Wisnu pun menanyakan sesuatu pada Vidi.



Sementara itu Bill dengan Phoenixnya masih bertarung dengan Samael milik Putri.



"Hei Nu, dia temanmu kan? Kenapa dia menjadi seperti ini?" teriak Bill pada Wisnu.



"Kau lihat peti disana itu, di dalamnya ada mayat Bagas Nu, Ba.. Bagas telah meninggal" tunjuk Vidi pada peti kayu di samping Putri.



"Appaaa....." Wisnu pun terkejut mendengar bahwa Bagas telah meninggal.



"Apa kau tak main-main tanya Wisnu?" pada Vidi.



"Buat apa aku main-main Nu, kalau kau tak percaya, coba dekati peti itu dan lihat di dalamnya, oh ya dia juga tadi melemparkan kepala seseorang di ruang tengah" sahut Vidi.



"Vid, pergilah mencari bantuan, Rivaldi atau siapapun..!! biarkan aku dan Bill yang akan menahan amarah Putri disini.



"Baiklah.." Vidi pun pergi melompat dari Griffin Wisnu dan berlari menghindar dari serangan Putri.



"Aku harus kemana ini?" Vidi terlihat nampak panik dan Mencoba menghubungi Rivaldi lewar ponselnya.



Dia pun menjauh dari tempat itu menaiki mobilnya...



"Ayolah.... Ketua angkat telponku.." Vidi terlihat masih menghubungi Rivaldi berkali kali.



Ciiiitttttttt.....


Tiba-tiba di tengah-tengah perjalanan nampak mobil Vidi di hadang oleh seorang Wanita cantik yang menangis di pinggir jalan.



Nampak Vidi, mengucek-ngucek matanya seakan tak percaya, dihadapannya adalah seorang perempuan yang sangat dia kenal.



"Rita...." jawab Vidi menjatuhkan ponselnya, kedatangan Rita cukup membuat Vidi terkejut untuk yang kedua kalinya setelah kedatangan Putri tadi.



***



"Uhhmm... Dimana aku? Apa aku sudah mati,? lautnya... Dimana lautnya?" Alvian yang tersadar tiba-tiba saja dia sudah berada di sebuah ruangan berwarna putih beralaskan sofa empuk, di temani segelas air hangat.



"Kau sudah sadar rupanya" tiba-tiba ada seorang pemuda yang menemaninya dan seumuran sama dengannya.



"Di mana aku...?" tanya Alvian pada pemuda itu.



"Tadi pagi kau di selamatkan oleh ketua kami di tengah laut, namaku Adil senang berkenalan denganmu" jawab pemuda yang bernama Adil itu.



"Ketua...? Siapa ketua kalian?" tanya Alvian.



Lalu seorang pria berambut panjang dengan tatapan dinginnya datang menghampiri Alvian.



"Ke... Ketua.." Adil pun berdiri dan menyebut pria itu dengan sebutan ketua.



"Hai Vian, lama tak jumpa, apa kau masih mengenaliku?" tanya pria itu pada Alvian.



Melihat sang pria tersebut Alvian hanya tersenyum, sambil mengambil sebatang rokok yang tergeletak di meja itu.



"Kau masih tak berubah sang pemilik Azazel Stone... Dewa..." seri Alvian menghisap sebatang rokoknya.



Bersambung.

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang