Malam itu Rivaldi merenung sendirian di markas KCM.
"Ris.. Aku yakin suatu saat kau akan sadar, dan akan kembali bertarung bersama kami" seru Rivaldi.
Dia pun pergi keluar untuk mencari angin segar di pinggiran sungai kota Jakarta.
"Sepertinya aku merasakan sesuatu yang tak enak" Rivaldi mengguman sendiri.
"Whuuzzzz..." lalu dari dalam permukaan Sungai munculah sosok wanita muda berpakaian seragam Militer menatap Rivaldi dengan tatapan mengerikan.
"Hebat... Pemerintah rupanya sudah kewalahan mengejar kami, sampai-sampai dia mengirimkan seseorang dari Batalyon kemiliteran untuk turun menangkap kami" dengan tepuk tangan pelannya rivaldi berbicara pada wanita itu.
"Hmmm... Kau masih sama Val, masih tenang dan matamu menunjukkan bahwa kau tak takut dengan kematian, di hadapanmu" sahut Wanita itu membetulkan pakaian hijau miliknya.
"Anna... Jendral besar bintang 1 Angkatan Darat, jadi kau datang kesini untuk menangkapku" Kata Rivaldi yang mulai memanggil Pegasusnya.
"Ha.. Ha.. Terlalu dini jika aku harus membunuhmu sekarang, aku datang kemari hanya untuk memperingatkanmu, kalau Mr. Persident telah memperintahkanku untuk menangkap dan membunuh seluruh Anggota Killer Class Master"
"Missi itu akan resmi kami terima tengah malam ini dan para anak buahku telah pergi mencari semua Anggota mu Ha.. Ha.. Ha.. "Anna pun kembali melebur di tengah sungai.
"Gawat... Ini benar-benar gawat" Rivaldi langsung bergerak mengumpukan semua teman-temannya.
"Ir.. Cepat kumpulkan seluruh Anggota segera" sahut Rivaldi panik menelepon Irlandia.
"Ba.. Baik.." sahut Irlandia yang mungkin dia sedang tertidur sama seperti yang lainnya.
***
Di kediaman Wisnu dan Bill, akhirnya Wisnu telah lumayan sadar, dia tak lagi menangis dan sudah beristirahat dengan nyenyak.
"Tidurlah Brother, aku akan menjagamu" sahut Bill menyelimutinya.
Di luar rumah Wisnu nampak sepasang kekasih tengah berdiri mematung di depan Gerbang.
"Si.. Siapa mereka" Bill pun menghampiri gerbang luar rumah Wisnu.
"Apa namamu Wisnu" kata si laki-laki itu pada Bill.
"Oh anda mencari Wisnu, bukan saya bukan Wisnu, nama saya Bill, kalau Wisnu sekarang sedang tertidur lelap, mungkin besok kalian bisa menemuinya" kata Bill.
"Siapa yang bilang kami meminta Izinmu... Incubbus stone keluarlah." tiba-tiba si pria mengeluarkan Iblis hitam besar dan bersayap yang menyerang Bill.
"Aku akan mencari buruan kita.. Sucubbus stone Keluarlah" sementara itu si wanita mengeluarkan Iblis perempuan bersayap yang terbang menuju rumah Wisnu.
"Aaarrggg... Sial, siapa kalian sebenarnya?" susah payah Bill menahan serangan Incubbus, Iblus bertanduk hitam yang membawa Garpu tala.
***
Di depan rumah Putri, Alvian yang hendak pergi keluar dari tempat itu melihat sesosok makhluk mencurigakan di atas rumah Putri.
"Apa itu, sebaiknya aku memeriksanya" Vian pun kembali memanjat rumah Putri melewati pepohonan.
"Kalau aku jadi kakak, aku tak akan melakukan itu hi.. Hi.. Hi.." tiba-tiba saja ada perempuan yang berada disamping Vian duduk manis dan tersenyum kepadanya.
"Namaku Novia, salam kenal.." dia memperkenalkan diri pada Alvian.
"Jangan ganggu mereka ya kak, mereka adalah teman-temanku" Novia menunjuk burung-burung yang berada di atas kamar Putri.
Semakin lama di perhatikan, rupanya itu bukanlah burung tapi wanita setengah Burung, makhluk mitologi Harpies Stone yang hendak menghancurkan atap kamar Putri dan merangsek masuk.
"Teman-temanmu itu merusak rumah itu" sahut Alvian.
"He.. He.. Itu memang tujuanku kak" sahut Novia sambil memperlihatkan batu mulia miliknya.
"Oh... Shiitttt..." Alvian lantas bergegas menaikki loteng Rumah Putri dan mencegah Para Harpies itu menghancurkan rumah Putri.
"Kakak... Batu Mulia ku bersifat Multi kak, itu artinya aku bisa memanggil berapapun Harpies di dalam batu ini.
Alvian kini di kepung oleh enam orang wanita setengah burung yang sedang menghajarnya habis-habisan.
***
Whuuuzzzzz... Laju sepeda motor Bagas yang bergerak melaju dengan kecepatan penuh.
Selesai mengantarkan Putri, kini Bagas sedang melaju menuju rumahnya.
Ssskkiiiirtttttt.....
Tiba-tiba sepeda motornya terhenti tatkala ada sebuah pohon besar yang menghalangi jalannya.
"Sialan, ada ada saja, pohon tumbang ini menghalangi perjalananku saja" Bagas pun turun dari sepeda motornya.
"Selamat malam, namamu Bagas kan?" tanya Pria berambut panjang yang muncul dari kegelapan.
"Iya.. Lalu siapa kau? Aku tak mengenalmu" jawab Bagas.
"Namaku Ken, aku datang untuk membunuh mu."
"Centaur Stone...." dari belakang Ken muncullah sesosok manusia setengah kuda yang membawa sabit yang sangat panjang.
"Serang dia..." Ken kemudian menyerang Bagas dengan sayatan-sayatan Centaur miliknya.
***
"Sudah sampai Angel.." dari dalam mobil, Vidi mengantarkan Angelina pulang ke rumahnya.
"Terima kasih ya kak" sahut Angelina dia pun keluar sambil melemparkan senyum kepada Vidi.
"Selamat malam Vidi, lama tak jumpa ya" dari belakang mobil Vidi nampak sudah berdiri dua orang pria dan wanita yang sepertinya mengenal Vidi.
'Aslan... Gawat.. Aslan dan Negi ada disini' Gumam Vidi dalam hati.
"Angel Ayo ikut aku" Vidi pun menarik tangan Angelina kembali masuk ke dalam mobil, dan pergi meninggalkan Aslan dan Negi.
"Mau kemana kau.. Chimera Stone" Dari batu Aslan munculah sesosok singa bertanduk dan berekor ular yang mengejar mobil Vidi.
"Apa itu kak...." sahut Angelina menoleh kebelakang dan melihat makhluk mengerikan yang mengejarnya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunter
AventuraGenre : Action, Adventure, Fantasy Sinopsis : Jaman keemasan adalah zaman yang di balut oleh kemajuan tekhnologi dan perkembangan zaman, semua hal berubah pesat seiring dengan kemajuan sumber daya manusia yang berpola pikir revolusioner. Namun zaman...